20 ; tolong

124 13 10
                                    

⚠️ Sensitive content; crash, accident,
mentioning of blood⚠️

.

Entah bagaimana bisa Delvin melemas seketika melihat apa yang terpampang di hadapannya, darahnya berdesir hanya dengan melihat kekacauan yang terjadi sebab kecelakaan beruntun di tempat di mana Taka mengirimkan lokasi, ia bahkan sempat berpikir lokasinya salah, namun melihat mobil Taka yang ia kenal terparkir tak jauh dari tempatnya berdiri, itu membuktikan bahwa ia tidak sedang dibohongi.

Dilihat dari kondisi parahnya, kecelakaan ini pasti memakan korban jiwa, dapat Delvin pastikan untuk persoalan yang satu itu.

Ia pikir Taka hanya iseng meneleponnya untuk cepat datang ke lokasi kecelakaan yang bahkan bocah itu sama sekali tidak terlibat, sebab kini bisa Delvin temukan tengah sibuk bertelepon sembari mondar-mandir di dekat mobil putih yang sudah ringsek bagian depan dan belakangnya, terjepit dua kendaraan lain yang lebih besar.

Seusai menerima panggilan, Taka berhasil menangkap eksistensi Delvin yang sudah berada di sana, maka tanpa banyak bicara ia mendekat dan tanpa mengucap banyak kata Taka bergerak mendekap temannya itu kuat-kuat hingga Delvin sendiri sempat terkejut.

"Delv.."

"Gua.. nggak sanggup..." Lirih Taka dengan suara tersendat serta tangan yang masih setia mendekapnya memancing rasa heran dari Delvin, namun meski begitu Delvin bergerak membalas pelukan itu tak kalah kencang.

"Tenang aja dulu, tenang," ujarnya dengan raut wajah yang masih menunjukkan kebingungan.

"Kalo udah tenang, kasih tau gua pelan-pelan. Siapa yang kecelakaan itu?"

Jujur Delvin masih bingung, ia tak pandai memberi reaksi selain balas memeluk dan menepuk Taka agar sedikit tenang.

"Udah tenang belum?"

Taka menjawab tanpa suara, ia ganti dengan anggukan lemah yang singkat.

"Jadi, itu siapa, Ka?" Akhirnya Delvin memberanikan diri untuk bertanya saat dirasanya isakan Taka mereda.

Alih-alih menjawab setelah mendengar pertanyaan tersebut, gemetar di tubuh Taka semakin menjadi membuat Delvin kembali mengeratkan pelukan.

"Saudara atau temen lu? Huh? Bilang sama gua, jangan bikin gua bingung.." Delvin menanyakan lagi siapa sebenarnya yang ditangisi oleh Taka sedari tadi?

Sedangkan Taka, ia menunduk, sebisa mungkin mencoba meredakan sesak dalam dada, meredam isakan sebelum selanjutnya perlahan menguatkan diri untuk menghadapi reaksi yang akan diberikan Delvin.

"Ka? Ngomong sama gua."

Mendapat pertanyaan Delvin yang seolah memaksanya untuk cepat memberikan jawaban membuat Taka kembali berkaca-kaca alih-alih menjawab.

"Gimana gua tau orang itu siap--"

"Adek lu." Taka menyela cepat dan menjeda ucapannya, "yang di dalem sana..."

Bisa Taka rasakan tubuh Delvin yang mendadak tegang, juga usapan di punggung yang perlahan berhenti membuat Taka lah yang kini beralih mengelus punggung Delvin.

"Kuat kuat, Delv. Itu adek--"

"Nggak lucu, Ka!"

Pelukan terlepas begitu saja membuat Taka yang ucapannya baru saja dipotong kasar dengan Delvin sedang Taka hanya mampu mengamati tatapan Delvin yang berubah menjadi kosong dengan binarnya yang menghilang, sebelum akhirnya tatapan kosong itu beralih tajam menatap matanya.

Asa Bumantara✓Where stories live. Discover now