13 ; jangan

136 15 2
                                    

⚠️torture, sensitive content
hati-hati kena trigger, be wise ya!⚠️
.

Cemas hati entah apa penyebabnya, Maviel rasakan dadanya bergemuruh semenjak gerimis mulai membasahi halaman cafe tempat ia bernaung bersama kawannya siang itu. Ponselnya ia genggam sedikit erat sembari sesekali berharap notifikasi dari Keval muncul, tak lepas ia pandangi roomchat yang terakhir kali terkirim bubble chat dari pihaknya sendiri, sekitar lima belas menit yang lalu.

Jam hampir menunjukkan pukul tiga lebih dua puluh menit sore, mengabaikan celotehan teman-teman disekitarnya, Maviel lebih memilih untuk fokus pada ponselnya. Hingga dimana matanya membelalak dan mulutnya mulai mengucapkan sumpah serapah entah pada siapa sampai beberapa orang di sekitar menoleh ke arahnya.

"What's wrong with you, Mav?" Pertanyaan yang spontan terlontar dari bibir Levon melihat temannya bertingkah tak terduga seperti itu.

Bukannya menjawab, Maviel justru panik mencari kunci mobil dan menyeret Hisyam untuk cepat beranjak, begitupula dengan David juga Levon yang diminta untuk membayar pesanan yang bahkan belum semua datang.

Nafsu makannya hilang dalam seperkian detik melihat apa yang ponselnya tayangkan, matanya mulai memanas hingga ketiga temannya bertanya-tanya dalam diam.

"Pulang, ke rumah Kev. Sekarang!"

Sedikit dengan bentakan diakhir kalimat, David cekal pergelangan tangan bocah itu ketika hendak nekat menerobos gerimis yang kini sudah berubah menjadi hujan deras dari bawah teras cafe.

"Tenang dulu, jangan gini."

"Nggak bisa, anjing! Cepetan bangsat!!" Maviel sentak kasar pegangan David hingga terlepas, menatap Hisyam yang hanya diam dengan pandangan memohon.

"Kev gua, cepet, Syam!"

Satu titik air dari pelupuk mata akhirnya jatuh juga dari pipi kanannya, membuat Levon segera menyeret Maviel untuk berlari kearah dimana mobil terparkir, diikuti David dan Hisyam tanpa banyak kata lagi.

Hanya umpatan yang terdengar dari bibir Maviel sepanjang perjalanan, sesekali kepalan tangan itu mampir di paha atau kepalanya sendiri yang akan dibentuk oleh David dari kursi belakang.

"Can you just stop hurting yourself?"

Maviel tetap tak menghiraukannya, ia justru berceloteh sendiri mempertanyakan tentang Keval disaat yang lain bahkan belum ia beritahu.

"Keval gua gimana, Dav? Keval gua..."

Levon ambil alih ponsel milik Maviel yang seperti tengah menampilkan tayangan entah apa itu, yang sepertinya itulah penyebab Maviel tiba-tiba bertingkah aneh.

"Bodoh, gua bodoh. Syam tuker sini biar gua yang nyetir anjing!"

"Gua masih mau hidup, nggak usah gila." Tolak Hisyam mentah-mentah, hafal betul ia bagaimana tabiat Maviel membawa kendaraan ketika dihadapkan dalam situasi seperti sekarang ini.

Lain halnya dengan Levon yang terus memutar tayangan yang ternyata rekaman cctv berulang kali bersama David di kursi belakang, sampai akhirnya mereka berdua turut paham tentang kenapa Maviel bisa sampai bertindak seperti itu, jika itu menyangkut tentang seorang 'Keval Adnan', sudah pasti akan ia prioritaskan, tak peduli tentang apapun lagi, begitu hiperbolanya.

Perjalanan yang tak bisa dikatakan cepat tak Maviel pedulikan, ia ambil kembali ponselnya untuk menghubungi orang-orang yang ia perkirakan bisa untuk cepat menjangkau Keval, tapi sayangnya tidak ada satupun yang merespon.

Maviel, ia tautkan kedua tangannya menjadi satu genggam, merapal jauh dalam hati pada Tuhan-nya agar doa miliknya didengarkan, semoga, ya?

»»——๑ˊᵕˋ๑——««

Asa Bumantara✓Where stories live. Discover now