08 ; tinggal dan pergi

130 14 0
                                    

Flashback Keval 7 tahun

.

Bocah lelaki dengan keadaan kacaunya selepas bermain pulang memasuki rumah, nafasnya terengah sebab sempat berlarian, langkah kecilnya ia bawa menuju dapur untuk mengambil minum.

Matanya mengedar sembari menenggak air putih digelasnya, lantas meletakkannya diatas pantry dan berlalu begitu saja melihat eksistensi sang ayah keluar dari kamar.

"Ayah!!"

Yang dipanggil menoleh mencari sumber suara yang ia rindukan, tentu saja Virendra -- sang ayah -- memamerkan senyum lebar begitu sosok kecil itu berlari mendekat, sedikit menekuk lututnya lantas meraih Keval dibawanya dalam gendongan.

Wajar saja keduanya begitu, meski Keval sudah kelas 2 SD dan tubuhnya tidak lagi bisa dikatakan kecil, Virendra tidak peduli, ia bawa Keval menuju ruang tengah, baru lah bocah itu turun sendirinya dan memilih duduk disebelah ayahnya.

"Ayah kenapa baru pulang? Lama banget!" Protesnya mengundang kekehan yang ditanya

"Kev tau? Ayah nggak dikasih hari libur sama Pak Sam buat pulang, tau kan Pak Sam?"

"Tau! Teman Ayah!"

"Iya, teman Ayah"

"Kenapa Pak Sam pelit, nggak kasih Ayah hari libur?"

"Tugas Ayah banyaaak sekali, menumpuk, seperti tugas Keval kalau tidak dikerjakan, seperti itu"

"Oooh, jadi lama ya selesainya?"

Virendra mengangguk mengiyakan, jemarinya bermain dengan rambut halus sang putra disebelahnya, ia ciumi dengan gemas, wangi.

"Unda mana, Ayah?"

"Sedang keluar, sebentar lagi pulang"

Benar, tak sampai 10 menit setelah pertanyaan keluar dari bibir mungil Keval, derap langkah Vandra -- sang bunda -- terdengar mendekat dari arah luar.

"Unda, Ayah pulang nih!" Ia berkata dengan menggebu, Vandra tanggapi celotehan Keval dengan senyuman lebar, lantas ia alihkan tatapan pada suaminya

"Udah kamu beresin semuanya?"

"Udah siap daritadi"

"Kapan berangkat?"

"Nanti, Van."

Keval hanya diam menyimak kedua orangtuanya bertukar cakap, tidak paham dengan obrolan tersebut dan memilih tetap diam menonton TV dihadapannya, berusaha tidak peduli dengan kedua orangtuanya itu.

Bunda beranjak dari posisi awalnya, entah kemana, sepertinya ke kamar, sedang Ayah masih setia mengelusi rambut Keval, tak berhenti sejak tadi, bahkan sampai Keval hampir terlelap saking nyamannya usapan tangan besar sang ayah dikepalanya.

Sret

Keval tersentak saat Ayah beranjak tiba-tiba , padahal ia sudah hampir terlelap, pukul setengah dua siang, memang sudah menjadi jadwalnya untuk tidur siang, Virendra gendong sang putra dalam pelukan, dielusnya punggung sempit juga sesekali rambut belakang Keval penuh kasih.

Asa Bumantara✓Where stories live. Discover now