09 ; tak lagi utuh

137 13 0
                                    

⚠️ sensitive n explicit content, violence, pedophilia, sexual harassment, rape, etc
Disini semuanya dideskripsikan dengan jelas
Yang tidak nyaman silahkan keluar. ⚠️

.
.
.
Flashback Keval 9 tahun
.

2 tahun berlalu semenjak Bunda pamit pergi, tak pernah pulang, kabar bunda yang ia tau hanya sebatas dari ucapan Tante Adin, menyedihkan, tak pernah tau kabar Abang dirumah Kakek karna memang ia malas hanya untuk sekedar meminta Tante Adin untuk mengantarkan ia kesana, sebab Bunda berpesan agar ia tak banyak merepotkan orang lain.

Beberapa hari yang lalu Tante Adin membawa tamu lelaki, baik sekali pada Keval, ia dibelanjakan berbagai macam jajanan oleh sosok itu, namanya Danu, 'Om Danu' ia memanggil beliau, ia adalah suami Tante Adin yang selama ini bekerja diluar negri, begitu katanya.

"Kev? Siap-siap cepet"

Yang punya nama menoleh, lantas menatap Adin dengan raut wajah seolah bertanya 'kenapa harus?'

"Libur dua minggu, kan? Ikut kerumah Tante ya?"

"Ooh iya, sebentar ya, Tante"

Keval bergegas mempersiapkan diri untuk menghabiskan waktu libur dirumah Adin, kebetulan ia bosan jika hanya menghabiskan liburan dirumah, meski ia sedikit menjaga, ah bukan, memang dari awal semenjak kepergian Bunda yang entah kemana, ia mulai menarik diri dari lingkungan.

Adin juga tidak masalah dengan sifat Keval yang mulai berubah sejak terakhir ia bertemu, toh Adin hanya menjalankan amanah dari sang teman untuk menjagakan anaknya, kenapa tidak saudara Vandra yang lain atau saudara Virendra?

Satu, Virendra putra tunggal dan kedua orangtuanya sudah meninggal, dua, saudara Vandra berada diluar pulau semua, lagi, hubungan mereka bahkan tidak bisa untuk dikatakan sebagai saudara, mau tidak mau Vandra menitipkan Keval pada Adin, dan Delvin dengan Kakek -- ayah Vandra.

Tak membutuhkan waktu lama untuk Keval bersiap, kini keduanya sudah berada diperjalanan, jauh tentu, mereka kira-kira perlu waktu 7-8 jam untuk sampai dirumah Adin, mungkin sore, atau bahkan malam hari nantinya.

•••

Terakhir kali ia kesini 3 tahun lalu bersama Bunda untuk tinggal selama beberapa hari, rumahnya berada ditepi jalan, namun bukan jalan raya, hanya jalan aspal yang lebarnya sekitar 2 sampai 3 meter, dan jika kita keluar dari gerbang, jalan raya baru akan nampak, hanya 50 meter jaraknya dari gapura jalan raya sampai rumah Tante Adin ini.

Sepi, selalu begitu, Tante Adin tinggal seorang diri, dulu masih ada adiknya, namun katanya adiknya itu pergi mengemban ilmu ke lain daerah dan mungkin kembali beberapa tahun mendatang, entahlah.

3 hari sudah ia disini, bosan ternyata sama saja tetap ada, Tante Adin sibuk dikamarnya, begitupula dengan Keval yang hanya bolak-balik kamar dan ruang TV.

Hari sudah malam, mungkin sekitar jam 9, mulai sepi orang beraktivitas dan memilih terlelap dalam mimpi, namun lain dengan Adin, Keval yang tak sengaja melewati kamar Adin hendak ke dapur sedikit geli mendengar suara aneh yang berasal dari dalam kamar Adin.

Menjijikan, pikirnya.

Ia acuh dan meneruskan langkahnya menuju dapur untuk mengambil minum dan beberapa camilan untuk dijadikan teman menonton TV, bayangannya.

Asa Bumantara✓Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon