10 ; dialog malam

140 19 0
                                    

Flashback Keval 12 tahun
.

Entah pagi itu faktor kantuk dimata atau delusi saja, Keval lihat sosok wanita yang belakangan ini selalu ia tanyakan kabarnya hanya dalam batin, Bunda.

Duduk di sofa dengan ponsel dalam genggaman, jantungnya berpacu sedikit cepat, nafasnya hampir memburu dengan mata yang tak tahu kenapa terasa memanas, ingin berucap tapi tak bisa.

"Unda?"

Lirih, kelewat lirih sebab seolah suaranya tercekat di tenggorokan.

Vandra menoleh, mendapati putra bungsunya diambang antara ruang tamu dan ruang tengah membuat senyumnya mengembang lebar disertai raganya bangkit cepat mendekat, lantas didekapnya bungsu teramat erat.

"Keval, sayangnya Bunda... Bunda kangen banget, nak" begitu ucapnya seraya jemarinya dibelakang mengelus pelan rambut Keval.

Kecupan bertubi Keval dapat meski pada awalnya sempat tersentak dan hampir menolak, mengingat didepannya adalah Bunda jadi ia acuh saja.

"Maafin Bunda baru balik, ya?" Lagi, Vandra bawa Keval dalam peluk hangat di pagi hari yang suasananya dingin setelah gerimis singkat.

"Nggak apa, Unda, Kev nggak akan bosen nunggu Unda buat pulang"

Vandra tersenyum haru, dituntun sang putra untuk membasuh diri, "Mandi dulu, nanti bajunya Bunda siapin"

Setelah mengangguk tanda setuju, Keval berlalu lebih dulu kembali ke kamar mengambil handuk, disusul Bunda yang sepertinya menepati ucapan untuk menyiapkan baju untuknya berganti setelah mandi.

Keval menoleh sekilas mendengar Bunda dan Tante Adin bercakap, iya, perempuan itu masih ada disana karena amanah dari Bunda untuk menjaganya, berdoa saja dengan khidmat agar setelah ini ia ditendang dari sana.

Hubungan mereka tak kunjung membaik, Keval benar mengurung diri setelah pulang liburan 2 minggu dari rumah Tante Adin beberapa tahun silam, berdiam dikamar enggan keluar jika tidak butuh sangat, memilih kursi belakang ketika diantar sekolah, kesannya sedikit berlebihan, tapi memang itulah nyatanya.

Tak perlu waktu lama untuknya kembali ke kamar, sejenak terdiam namun setelahnya ia acuh, memakai pakaian yang telah Bunda siapkan diatas kasur.

"Udah siap, Keval?"

Ia tergesa meraih handuk lalu membuka pintu kamar mendengar tanya sang Bunda.

"Udah!" Begitu jawabnya setelah berdiri dihadapan Vandra dibalas kekehan lembut yang lama tak ia dengar.

"Ayo, jemput Abang"

»»——๑ˊᵕˋ๑——««

Keval kira agenda hari ini akan dihabiskan dengan family time bersama Bunda dan Delvin saja, namun ternyata dugaannya salah.

Seusainya menjemput Delvin dirumah Kakek, dalam perjalanan pulang Bunda justru membelokkan mobil menuju sebuah restoran, namun yang menjadi tanya adalah, ada satu sosok tambahan disana. Laki-laki dengan pawakan mirip seperti, Ayah? Hanya saja sepertinya lelaki ini mahal senyumnya, Keval tidak begitu senang akan hal itu.

"Itu bakal jadi Ayah baru kita" begitu ujar Delvin berbisik di telinganya

"Kenapa?"

Asa Bumantara✓Where stories live. Discover now