03 ; rumah

195 38 5
                                    

Rumah Jordan adalah tempat yang paling tepat untuknya menghilangkan sedikit penat. Karena sungguh entah kenapa ia malas berada dalam lingkar lingkup rumah yang menyesakkan, seolah dadanya dijerat juluran temali, mengikatnya dengan kencang seolah tak mengijinkannya memasok udara untuk bisa bernafas lega.

"Udahan tolol, lo mau cepet mati?"

Sebuah suara yang menginstrupsi membuat Keval menoleh pada presensi Jordan diambang pintu balkon kamar.

"Kenapa?" Tanyanya dengan raut wajah sok polosnya membuat Jordan melayangkan toyoran pelan didahinya.

"Ini rokok sebungkus isi 12 batang anjing, sisa 7, gila lo?"

Keval terkekeh dengan bibir yang masih sibuk mengepulkan asap hasil hisapannya pada lintingan tembakau itu.

"Gue stress!"

"Emang."

"Sialan, pergi sana lo!"

"Lah ini rumah gue? Harusnya gue yang ngusir lo ya setan, makin gatau diri bener nih si brengsek."

Hening menghampiri, Keval yang masih menyibukkan diri untuk menghabiskan setengah batang rokok yang masih dihisapnya, sedangkan Jordan sendiri memilih sibuk dengan ponselnya.

"Jo?"

"Hm?"

"Bosen nggak sih lo anjing punya temen macem gue? Tiap hari dateng kerumah lo mulu."

"Nah sadar diri juga saudara Keval, inilah saatnya apa?"

"Ambil warisan tanah dan sertifikat rumah."

"Ngelunjak si bangsat, saatnya lo minggat lah bego, sepet mata gue liat lo mulu."

"Angkat gue jadi adek lo, Jo.."

"Amit-amit!! Mamih gue mau balik ke perut ajalah..."

"Mana mau si tante, lo berjiwa brengsek semenjak dikandungan ya katanya, perutnya lo tendangin mulu."

Jordan mengangguk mengiyakan, "untung-untung deh bukan kepala lo yang gue tendang."

Jarum jam hampir menunjukkan pukul 2 dini hari dan keduanya masih terlarut dalam bincang ringan sekadar berbagi ruang kenang.

"Hina banget kah Jo manusia macem gue?"

Yang ditanya menoleh cepat dengan sebelah alisnya terangkat mendengar kalimat yang terlontar dari bibir Keval disampingnya.

"Kita udah sering bahas itu?"

Keval menggeleng menanggapi, alu dihembuskannya kasar nafas yang sebelumnya ia tarik dalam-dalam.

"Mau udahan sayang Jo, bukan sayang karena hubungan yang udah kejalin lama, tapi lebih sayang ke Mav nya.." ia terkekeh atas penuturannya sendiri, kepalanya menunduk dengan jemari yang saling bertautan untuk dimainkan.

"Gue tau lo bukan tipe yang kaya gini Kev, ada kan orangnya? Siapa, coba lo kasih tau gue."

"Nggak ada, gue cuma bahas doang???"

Jordan terkekeh pelan, "gue temen lo yang baru kenal dua hari lalu ya Kev ya?"

Pertanyaan sarkas dari Jordan membuat Keval mendecih malas.

"Please Jo, gue lagi nggak mau ribut."

"Terserah."

Maka selepas itu, tak lagi ada figur yang berada disebelah Keval. Jordan memilih kembali memasuki kamar meninggalkan Keval dibalkon sendirian.

»»--๑ˊᵕˋ๑--««

Si bodoh.

Itu adalah jawaban yang akan Jordan berikan kepada setiap orang yang bertanya mengenai sosok Keval padanya. Penampilan dan gelar yang tersemat untuknya sangatlah berbanding 180°, hiperbolis namun benar adanya.

Asa Bumantara✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang