Chapter 2

5.3K 791 71
                                    

Sore hari terasa sangat sepi bagi Jihoon, dirumahnya hanya ada dirinya dan adiknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sore hari terasa sangat sepi bagi Jihoon, dirumahnya hanya ada dirinya dan adiknya.

Orang tuanya sudah tidak menganggap mereka sebagai anaknya,ya karena tidak dianggap sebagai anak maka sang anak membuat orang tua mereka pergi jauh,sangat jauh hingga mereka tidak akan pernah bertemu lagi.

"Kak Jihoon,gue minta tolong ambilin mangkok sama sendok dong,gue mau makan seblak nih!"

Jihoon yang baru saja duduk di sofa kini harus berdiri lagi dan berjalan ke dapur untuk mengambil mangkok dan sendok.

"Itu kaki kagak kenapa-napa kan?kan lo bisa ambil sendiri,lama-lama gue potong tuh kaki!!"ucap Jihoon sambil memberikan mangkok dan sendok kepada adiknya itu.

Si adik hanya cengar-cengir tak bedosa.

"Kak ambilin minum juga dong!"

Jihoon yang hendak duduk pun membalikkan badanya,tanganya menggenggam erat dan wajahnya kesal.

Dengan langkah yang tidak beraturan, Jihoon pergi kedapu untuk mengambil segelas air.

Jihoon datang dengan menghentak-hentakkan kakinya dengan keras.

Kalau saja yang didepanya ini bukan adiknya pasti gelas dan air ini akan langsung meluncur ke kepalanya.

"NIH!!"

Jihoon meletakkan gelas tersebut dengan paksa lalu duduk didepan adiknya sambil terus menatap nya.

Dilihat adiknya tersebut tengah membuka ikatan plastik seblaknya lalu menuangkanya ke mangkok.Dirinya tak langsung memakanya,namun menawarkannya terlebih dahulu ke kakaknya.

"Kak Jihoon mau?"

Jihoon seketika mengubah wajahnya menjadi datar,adiknya memang menjengkelkan namun adiknya lah yang sangat menyayanginya.

"Huaaaaa."

Jihoon menghambur kepelukan adiknya itu,membiarkan semangkok seblak diantara keduanya.

"Park Jeongwoo,meskipun lo ngeselin tapi lo tetep sayang ke gue...."

Adiknya,Jeongwoo.Dirinya membalas pelukan kakaknya dan kemudian melepaskannya perlahan.

"Dih anjir,cowo kok nangis itu di lap malu-maluin kaum LAKIK lo,Kak."sembur Jeongwoo dan mendapat senyuman dari Jihoon.

Selesai Jihoon mengelap air mata dan ingusnya,mereka kini beralih memakan seblak yang dari tadi di acuhkan keberadaannya.

"Eh Kak,lo jadi bawa gue ketemu temen-temen lo kan?"tanya Jeongwoo disela-sela makanya.

Jihoon mengangguk,dirinya masih tetap melahap beberapa kerupuk seblak yang enaknya luar biasa.

Jeongwoo memandagi kakaknya ini dengan tatapan agak tidak suka,"Gue yang beli seblak,lo yang ngabisin!"

Jihoon tersenyum, dirinya sudah lama tidak memakan makanan satu ini semenjak dirinya memakan sesuatu yang lain.

"Kebanyakan makan begituan kan?"tanya Jeongwoo dan Jihoon kembali mengangguk.




......




Malam pukul sembilan,seseorang sedang bersembunyi dibalik pohon dengan wajah yang ketakutan dan tubuh yang bergemetar.

Dirinya sesekali menoleh kebelakang,barang kali orang yang mengejarnya tadi sudah pergi.Dirinya menghembuskan nafasnya lega,dirinya hendak pergi namun sesuatu mengejutkanya.

"To-tolong jangan apa-apain gue,gue masih mau hidup,"lirihnya.

Orang didepanya ini seperti tuli, dirinya di seret ke belakang sebuah rumah kosong yang sudah ditinggalkan pemiliknya selama beberapa tahun.

Dilemparkannya begitu saja pemuda tadi ke tanah,dengan tangan kosong seseorang tadi memukul wajah pemuda tersebut dan mendorongnya berkali-kali.

"Tolong maafin gue,gue janji gak akan gitu lagi sama lo,"pemuda itu memohon sambil bertekuk lutut dihadapan nya.

"Maaf, tapi kesalahan lo gak bisa gue maafin,Park Jisung!"

Wajah pemuda yang bernama Jisung tersebut di pukul beberapa kali sampai mengeluarkan darah,mulutnya sudah lecet dan sepertinya tulang hidungnya patah.

Dengan tangan kosong,orang tersebut merobek mulut Jisung sampai ke telinga, membuat Jisung berteriak kesakitan, perutnya ditendang dan dirinya terpental jauh,lalu mengenai dinding belakang rumah tersebut.

Dilihat dari pergerakan Jisung,sepertinya ia sudah tewas.

Tak sampai disitu,orang tersebut membuka mulut Jisung,lalu tanganya yang bisa dibilang cukup mungil masuk dengan paksa ke dalam tenggorokan Jisung dan mengobrak-abrik isi nya.

"Hahahaha ini menyenangkan!

Orang tersebut terus saja memasukkan tanganya kedalam tenggorokan Jisung hingga kulit lehernya sobek terkena sayatan kuku dari dalam.

Setelah dirasa cukup senang bermain,orang tersebut langsung menyeret tubuh Jisung dan meletakkanya didalam sebuah kamar dirumah kosong tersebut.

Diletakkannya didalam sebuah lemari bekas yang sudah usang lalu menutup lemari tersebut dan pergi meninggalkannya.

Dibalik kegelapan ternyata seseorang memperhatikan semuanya.





















"Boleh juga."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
12 Psycopath~Treasure✓TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang