Chapter 26

2.2K 393 54
                                    

Beberapa jam setelahnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Beberapa jam setelahnya.

"Kyu, lo sementara tinggal di rumah kita aja, gue gak mau lo trauma karena tinggal sendiri dirumah." Junkyu hanya termenung ketika Jihoon mengajaknya bicara, sejak 2 jam lalu, Junkyu hanya bisa diam, diam dan diam. Pikirannya berkecamuk, kepergian Doyoung yang sangat tragis membuatnya tidak bisa berhenti memikirkannya. Jasad Doyoung yang sudah hancur tadi, sudah di makamkan. Ya meskipun pemakamannya dilakukan oleh si pembunuhnya alias Asahi di belakang rumahnya. Tidak ada kremasi atau upacara apapun, Asahi langsung membuat sebuah lubang di tanah dan memasukkan jasad Doyoung yang ada di dalam karung tersebut kedalamnya, lantas ia langsung menutupinya dengan tanah kembali. Sepertinya dendamnya pada pembunuh Jaehyuk alias Doyoung sangatlah besar.

"Sekarang gue harus apa? Doyoung satu-satunya adek gue, satu-satunya keluarga yang gue punya." Jihoon mengerti perasaan Junkyu, Jihoon yang khawatir karena Jeongwoo ditusuk saja sudah begini, apalagi Junkyu yang melihat sendiri kematian dari adiknya yang tragis.

Ketiganya kini sudah berada di rumah Jihoon. Keduanya membantu Junkyu yang masih lemas karena kejadian tadi, luka jahitanya yang tadi sempat robek, kini sudah terobati. Meskipun rasa sakitnya masih sangat terasa.

"Kalian disini aja ya, gue mau beli makanan dulu." Jeongwoo mengangguk, ia mendudukkan Junkyu dan dirinya di sofa.

"Emm Kak." Jihoon menoleh. "Apa?"

"Beliin gue seblak dong." Jeongwoo tersenyum tanpa dosa, Jihoon terkekeh kemudian mengangguk memberi jawaban.

Jihoon akhirnya keluar dari rumahnya, berjalan kaki menuju jalan raya yang ramai akan penjual yang berjejeran. Namun Jihoon berhenti mendadak, perasaanya tidak enak. Seperti ada yang mengikutinya dari belakang, sontak saja dia menoleh kebelakang.

Tidak ada orang, hanya jalanan kosong dan kesiur angin yang menerpa kulitnya. Jihoon kemudian melanjutkan perjalanannya. Beberapa menit kemudian, dia sudah sampai di perempatan jalan, di sana ia melihat penjual seblak, penjual takoyaki, dan lain-lainnya, Jihoon akhirnya membeli beberapa makanan untuk Junkyu, dan dirinya. Tak lupa juga membeli pesanan adiknya tadi.

15 menit di sana, Jihoon akhirnya selesai membeli makanan tersebut. Dirinya kemudian berjalan pulang. Tidak seperti tadi, perasaan Jihoon kali ini lebih tenang. Ia berjalan kerumahnya dengan perasaan senang karena mendapatkan makanan yang banyak untuk teman dan juga adiknya.

Namun setelah ia melihat pintu rumahnya yang sedikit terbuka membuat dirinya langsung was-was, ia ingat sekali, ia menutup pintunya setelah keluar tadi. Dan kalau mungkin Jeongwoo yang membukanya, pasti akan ditutup kembali.

"AAAAAAAA!!"

Jihoon tersentak, ia kemudian berlari masuk kedalam rumahnya, sembari mendobrak pintu. Di ruang tamu masih ada Junkyu yang menutupi telinganya, sedangkan adiknya terus berteriak-teriak.

"Kyu, adek gue dimana?!!" Jihoon menghampiri Junkyu.

"Dapur," jawabnya dengan masih menutup kedua telinganya.

12 Psycopath~Treasure✓TERBITWhere stories live. Discover now