1 ~ Teror

3.1K 238 343
                                    

Jika setiap jeda harus diakhiri
Mengapa selalu tumbuh pertanyaan
Menggali tanya menjadi bukti
Memecahkan misteri juga teka-teki


~ author

Disebuah ruangan yang cukup sunyi tampak tiga orang yang saat ini tengah berbincang mengenai hal serius, pria dengan rambut pirang miliknya yang sudah mulai panjang kembali menatap adiknya yang tengah membubuhkan tanda tangan diselembar kertas yang tadi diberikan oleh seorang pria paruh baya yang memakai pakaian formal dan terus tersenyum pada pria yang saat ini membubuhkan tanda-tangan itu.

" Fen udah yakin sama keputusan Fen ? " Tanya Shandy yang sedari tadi menatap adiknya ragu

" Yakin, beberapa kali harta milik Fenly ini terus jadi rebutan dan makan korban, Fenly ngga mau lagi kak ulangi kesalahan yang sama, jadi akan lebih baik kalau emang lima puluh persen harta ini buat Kakak, dan lima puluh persen sisanya buat bang Han, Fenly Udah ada Fen Coffie dan harta peninggalan papa Nuraga sama mama Rita. Dengan adanya kakak di sini buat Fenly semua udah sempurna "

Shandy terseyum dan kini mendekati kearah Fenly, ia memeluk adiknya itu dengan sayang. Bahkan sudah tahun kesekian ia masih saja menjadi orang yang sangat baik. Dia bahkan tidak meminta bagian sepeserpun dari harta milik keluarga kandungnya.

" Ngga papa... Kan Fenly hidupnya sama kakak juga, kakak ngga akan biarin hidup Fenly susah apalagi menderita "

" Ummm... Lagipula Fen kan udah bilang kalau Fen mau jadi musisi bukan urus bisnis. Fenly ngga paham kak sama begituan "

" Iya Fen pasti bisa jadi musisi hebat nantinya "

" Baik, urusan kita sudah selesai sepertinya saya bisa meniggalkan tempat ini dan membiarkan kalian berdua istirahat " kata pria denga stelan jas formal tadi. Dia adalah pengacara kepercayaan Shandy dan Fenly dia datang untuk mengurus pembagian harta milik Wijaya group yang kini sudah berpindah tangan.

Shandy mengusap rambut keemasam milik Fenly dan kembali tersenyum. Setalah semua pertikaian dan semua hal menyedihkan mereka lalui kini mereka sudah dapat hidup dengan tenang dan damai, tanpa ada orang yang akan menganggu mereka lagi.

🍒

~ author

Kehidupan delapan pria itu kembali normal tanpa ada rasa takut lagi dengan apa yang akan terjadi besok, Shandy juga sudah kembali sibuk dikantor miliknya untuk bekerja, ia saat ini tengah mengerjakan proyek penting yang bisa memperkuat perusahaan miliknya.

Ia terlalu asik berdiam diri di depan laptop miliknya sampai ia merasakan ada yang memukuk kepalanya dengan setumpuk dokumen yang tadi ada dimeja kerja miliknya.

" Ehhhh Lo udah gila ya ? " Kata pria dengan rambut keriting miliknya dan saat ini tengah duduk dimeja kerja Shandy

" Lo yang gila, ada kursi nganggur Lo duduk diatas meja, ga sopan Lo "

" Shan... Kemarin ada yang Dateng ke rumah gue sama Aji "

" Siapa polisi ? Mau nangekep Lo ya ? Makanya Han, jangan jahat-jahat jadi orang kena batunya kan Lo "

Farhan kembali memukul kepala Shandy karena geram dengan tingkah menyebalkan sahabatnya itu.

" Dia pengacara Lo, dia kasih tahu gue kalau Fenly kasih lima puluh persen hartanya buat gue, maksudnya apa sih ? Shan gue udah banyak bawa masalah ke dalam hidup Fenly, dan sekarang dia kasih gue hartanya ? Adek Lo sakit apa sih ? "

" Baikitusmilingitus, penyakit yang makin lama makin baik, tenang ngga nular kok " kata Shandy asal, ia masih asik dengan laptop miliknya

" Serius gue nih, gue ngerasa ngga pantes dapet hadiah ini dari Fenly, gue udah jahat ke dia Shan gue malu "

TANDA TANYA || UN1TYWhere stories live. Discover now