18 ~ Pilihan

909 184 223
                                    

Tuhan memang yang memberi kehidupan
Tapi jalan hidup aku yang tentukan
Jadi malaikat atau iblis itu pilihan
Dan ini aku, hidupku dan pilihanku


~ author

Farhan menghentikan mobil miliknya di depan sebuah rumah yang cukup sederhana, ia menoleh pada gadis cantik yang saat ini duduk disebelahnya. Ada rasa canggung dalam diri mereka terlebih mereka pernah bertengkar, dan Farhan membuat kesalahan pada gadis cantik itu.

" Nad... Maaf soal waktu itu, anggap aja gue emang sejahat itu dulu, tapi percaya gue ya kalau gue udah berubah, jangan pernah pulang malem sendiri lagi ! Bahaya "

" Iya bang Han makasih ya udah tolongin Nada "

" Ummm... Yaudah gih masuk sana ! Gue tunggu sampe Lo masuk rumah "

Nada mengangguk dan kini turun dan masuk ke rumah miliknya. Sementara Farhan kini terbayang dengan kejadian tadi. Ia sudah merasa di ikuti sejak ia berada di dekat minimarket, ia sengaja memilih jalan memutar, ia takut jika penjahat itu akan mengetahui rumahnya dan membahayakan Fajri.

Ternyata dugaan Farhan benar ia diikuti oleh beberapa orang, Farhan tahu jika mereka bersenjata jadi ia harus berhati-hati dalam bertindak. Ia sengaja mengikuti alur cerita yang ingin diperbuat padanya, ia bersyukur meski mereka menutup wajah Farhan mereka tidak mengikat tangannya. Bagi Farhan itu adalah kesalahan fatal terlebih mereka tidak tahu sedang berhadapan dengan siapa.

Dengan gerakan cepat Farhan melawan mereka dan berhasil mengalahkan dua orang yang tadi memegang tangannya, Farhan meraih pisau lipat yang tak pernah lupa ia bawa dan menodongkan pisau tadi pada seorang pria yang tengah mengemudikan mobil yang membawanya.

Farhan mengancam akan membunuh dia jika berani melawan akhirnya pria itu tidak melawan Farhan, Farhan menukar baju yang ia kenakan dengan salah satu pria yang tadi ia lawan. Setelahnya ia menutup wajah pria yang saat ini memakai bajunya.

Pada akhirnya pria itu harus meninggal di tangan bosnya sendiri. Farhan kembali menatap rumah Nada kemudian ia memilih untuk pergi. Malam ini ia tak akan pulang ia memilih pergi ke gedung yang ia sering datangi untuk melatih Fenly.

" Kayanya gue harus ajarin Fenly buat bertarung di dalam mobil juga deh... Itu pasti berguna banget buat dia kan ? "

" Besok deh gue ajak Fenly ke sini lagi... Ricky... Ricky Lo berurusan dengan orang yang salah. Lo harus tahu kalau gue ngga semudah itu Lo bunuh, wajah Lo juga terlalu baik buat jadi penjahat, mending Lo jadi penjahit aja, lumayan kan bisa bikin baju, ini segala mau bunuh orang, ga ada bakat Lo tuh "

Farhan terseyum simpul, ia yakin Ricky bukan orang seperti Samuel, Wijaya, Sintia dan dirinya yang dengan enteng menyiksa orang dan membunuhnya. Ricky adalah tipikal penjahat yang punya hati dia mungkin menyiksa Fenly tapi ia yakin sekali Ricky tidak pernah punya niat untuk membunh Fenly.

🍒

~ author

Ricky membanting gelas yang kini ada ditangannya, Sintia berusaha untuk menenangkan anaknya itu dengan mengusap bahu Ricky pelan, sementara Wijaya yang kini masih duduk dikursi roda hanya bisa tersenyum melihat tingkah Ricky. Ia sudah tahu hal semacam ini pasti akan terjadi Farhan bukan orang sembarangan dia adalah penjahat kelas kakap dengan otak yang lebih licik dari Wijaya sekalipun.

" Saya sudah menduga ini akan terjadi, Farhan bukan orang sembarangan... Dia adalah orang yang paling licik yang pernah saya kenal. Jika Fenly punya nyawa yang banyak jadi setiap kali kita coba membunuhnya pasti dia selamat, Farhan adalah orang dengan satu nyawa tapi sanggat cerdas. Kamu mana mungkin bisa mengalahkan dia "

TANDA TANYA || UN1TYDonde viven las historias. Descúbrelo ahora