22 ~ Pamit

918 195 239
                                    

Aku sudah mencoba kuat
Mencoba sabar dengan keadaan
Tapi upayaku cukup sampai di sini saja
Aku pamit ya ! Dari tempat ini dan dari hidupmu


~ Fenly

Aku masuk ke rumah yang dulu membesarkan aku hingga sekarang, rumah yang sudah lama ku tinggalkan, rumah ini masih terjaga dengan baik, karena aku memang meminta beberapa orang yang ku bayar khusus untuk merawat rumah ini, saksi bisu dimana aku tumbuh dewasa dan dibesarkan dengan cinta.

Aku menghapus air mataku dan mulai merapikan semua barang-barang milikku, sekarang semua orang meninggalkan aku dengan alasan yang bahkan aku tak tahu kenapa mereka ungkit lagi. Dulu mereka tidak pernah mengatakan semua alasan itu masalah tapi kini hal itu yang menjadi alasan mereka meninggalkan.

Ku rebahkan tubuhku sejenak, menumpahkan tangis yang tadi sudah coba ku tahan tapi kini memaksa untuk keluar. Aku sudah lelah dengan semua ini tapi masih terus diminta untuk kuat, aku masih manusia, aku punya titik dimana aku merasa lelah dan ingin menyerah saja.

" Papa... Mama... Fen kangen, Fen mau ikut kalian aja ! Fen sekarang sendirian, Fen mesti gimana ? Ajak Fen ke surga ma... Pa... Fenly capek " keluh ku

Kini aku menatap layar handphone milikku yang berkedip, aku membaca nama yang ada di layar dan langsung menjawab panggilan darinya.

" Iya bang... Ada apa ? " Tanya ku mencoba menyembunyikan suara tangisan ku

" Fen... Lo... Lo nangis ? Kenapa ? " Tanya bang Han panik

" Engga bang, gue ngga papa kok, kerjaan disana gimana aman kan ? "

" Gue mau Vidio call sama Lo sekarang " kata bang Han yang sama sekali tidak berhubungan dengan apa yang ku tanyakan

Bang Farhan benar-benar melakukan panggilan vidio padaku, tak ingin ia curiga aku menjawab panggilan itu.

" Lo pulang ? Kenapa ? Itu Lo di rumah Lo yang lama kan ? Fen ada apa sih ? " Tanya bang Han

" Ngga papa bang, gue kangen aja sama rumah, gue cuma main aja kok. Abis ini pulang ke rumah kak Shan " kataku berbohong

" Kenapa nangis ? Lo abis nangis kan ? "

" Gue kangen mama sama papa bang... Gue sedih aja kalau inget mereka. Kerjaan Lo aman kan bang disana ? "

" Ummmm... Aman sih, harusnya gue dua Minggu lagi pulang tapi kayanya gue bakal ajuin kepulangan gue ke Jakarta deh, Sabtu depan gue pulang. Makasih atas segala kebohongan Lo Fen. Gue ngga tahu masalah Lo apa, tapi gue tahu Lo bohong, gue tahu Lo ngga baik-baik aja "

" Bang Han... " Aku tidak melanjutkan ucapanku padahal aku ingin sekali bertanya "bang Han kalau bang Han pulang, apa bang Han juga akan benci Fenly ?" Tapi aku tak bisa mengatakan itu, aku hanya bisa terisak

" Apa gue bilang, Lo lagi ngga baik-baik aja Fen, tunggu gue pulang ! "

Aku mengangguk, kini panggilan dari bang Han berakhir. Aku kembali menangis dalam kesendirian ku, hingga aku mendengar ada orang yang mengetuk pintu rumah ku. Aku menghapus air mataku dan kini berjalan untuk membuka pintu.

" Kak Shandy... " Kataku terkejut saat melihat siapa yang datang

" Gue ke sini cuma mau anter barang Lo yang ketinggalan " katanya sambil menyerahkan gelang yang pernah ku berikan pada kak Shandy, gelang kesayangan ku.

" Tapi Fen kasih gelang itu ke kak Shandy.... Fen ngga bisa terima gelang itu lagi kak "

" Ambil atau gue buang, gue ngga mau ada hubungan apa-apa lagi sama Lo, jadi kalau Lo ngga mau ambil gelang ini ya udah gue buang "

TANDA TANYA || UN1TYWhere stories live. Discover now