25 ~ Keputusan

966 188 224
                                    

Setiap keputusan pasti ada resikonya
Setiap pilihan ada konsekuensinya
Dan ini adalah ketetapan yang sudah diberikan
Keputusan telah aku ambil dan aku siap akan semuanya


~ Fenly

Perlahan aku kembali membuka mata, hal pertama yang ku rasakan adalah rasa nyeri pada perutku yang pasti akibat luka tusuk waktu itu, aku mulai mengedarkan pandanganku dan kini menatap seorang pria yang tengah tidur sambil memakai jas putih untuk ia gunakan sebagai selimut. Kenapa aku masih berharap jika orang pertama yang ku lihat adalah kak Shandy ? Tapi rasanya itu tidak mungkin karena saat ini kak Shandy membenciku, ia juga memilih untuk tidak memiliki hubungan apapun dengan ku.

Aku menepuk pelan bahu bang Ridwan untuk membangunkan bang Ridwan, tak menunggu lama bang Ridwan bangun dan langsung memeriksa keadaan ku, ia tersenyum sambil mengusap rambutku pelan. Ya Tuhan kenapa aku malah melihat bayang kak Shandy ? Fenly sadar ini bang Ridwan bukan kak Shandy.

" Lo jangan banyak aktivitas dulu ya ! Keadaan Lo belum pulih sepenuhnya, kalau keadaan Lo udah baik, gue bakal panggil semua dokter spesialis buat bikin Lo pulih lagi oke "

Aku mengangguk patuh, bang Ridwan menyerahkan handphone milikku yang ia bawa, aku meraihnya dan mengaktifkan lagi handphoe itu.

" Beberapa hari yang lalu Shandy ke sini, dia cari Lo " kata bang Ridwan dengan nada dingin

Bibirku masih terasa lemas untuk sekedar bicara aku mengetikan kalimat dihandphone milikku dan memberitahukan itu pada bang Ridwan.

Mereka milih buat lupain gue bang
Mereka ga mau kenal gue lagi
Gue bakal kabulin apa yang mereka mau

Ku lihat bang Ridwan tersenyum manis dan kini mengusap kembali rambutku

" Apapun keputusan Lo gue bakal dukung Fen "

Aku mencoba untuk tersenyum, tidak aku tidak membenci mereka aku hanya kecewa dengan mereka yang begitu mudah memutuskan hubungan dengan ku begitu saja.

🍒

~ author

Beberapa hari setelah Fenly sadar ia diizinkan pulang oleh Ridwan dengan catatan dia harus berhati-hati dengan bekas lukanya itu. Dan hari ini juga Fenly mengajak Ridwan untuk pergi ke Fen Coffie, semenjak Fenly sakit dia jadi dekat dengan Ridwan, ia seperti menemukan seseorang yang menerimanya dengan baik.

Baru saja mereka memasuki Fen Coffie, seseorang sudah memeluk tubuh Fenly erat, sementara beberapa orang di belakang pria itu ikut tersenyum menatap Fenly dan pria yang tengah memeluknya itu. Fenly tidak membalas pelukan dari pria tadi, ia hanya menatap lurus ke depan seolah ia tidak mengharap pertemuan ini. Pria tadi melepas pelukannya dan menatap Fenly.

" Kakak kangen sama Fenly, kakak seneng Fenly baik-baik aja " kata pria dengan nama Shandy itu sambil sedikit mengusap rambut keemasan Fenly

" Kita udah cari Lo kemana-mana Fen tapi ngga berhasil, Lo kemana aja ? " Sambung Gilang

" Fen Lo marah ya sama gue ? Fenly gue minta maaf " kata Zweitson yang sadar jika Fenly sedari tadi tidak merespon ucapan mereka.

Ridwan mendekati Fenly dan menatap mereka sinis, ia berfikir bisa-bisanya mereka menganggap tidak ada masalah setalah apa yang mereka lakukan pada Fenly.

" Lo kenal mereka Fen ? " Tanya Ridwan sambil menatap Fenly

Fenly terseyum manis pada Ridwan kemudian menatap beberapa orang dihadapannya itu.

" Engga... Gue ngga kenal, cari kursi dulu aja bang sekalian nunggu bang Alif, gue aja yang pesen " jawab Fenly

" O-oke " jawab Ridwan

TANDA TANYA || UN1TYDove le storie prendono vita. Scoprilo ora