7 ~ Insiden

981 166 201
                                    

Hanya sebuah kebetulan
Atau memang ada unsur kesengajaan
Semoga ini bukan rencana buruk lagi
Apapun itu semoga semua akan baik-baik saja


~ author

Beberapa hari ini Fenly terbaring lemah di rumah sakit akibat keracunan apel waktu itu. Hanya saja berkat keahlian Ricky, Fenly berhasil diselamatkan dan saat ini sudah sadar hanya saja Fenly memang belum boleh untuk pulang ke rumah. Ricky mengacak rambut Fenly setelah selesai melakukan pemeriksaan pada Fenly.

Setelah memastikan Fenly dalam kondisi stabil Ricky berpamitan untuk kembali bertugas memeriksa pasien yang lain. Setelah Ricky pergi Shandy naik keatas tempat tidur Fenly dan duduk tepat di belakang tubuh Fenly, ia menjadikan tubuhnya sebagai sandaran utuk Fenly. Memang terkadang kedekatan Fenly dan Shandy sering membuat orang lain gemas.

Shandy memeluk tubuh Fenly, ia benar-benar takut jika melihat Fenly sakit. Bahkan jika harus diteliti sepertinya Shandy yang lebih manja saat ini pada Fenly. Shandy meletakan kepalanya pada bahu Fenly.

" Dek, mana  yang masih sakit ? Adek butuh apa ? " Tanya Shandy sambil memeluk erat tubuh Fenly

" Kakak di sini aja sama Fen, jangan jauh.. jangan pergi dan jangan tinggalin Fen ya "

" Engga dong... Kakak bakal ada terus buat Fenly, mau 24 jam Adek minta kakak di samping Fenly kakak juga mau "

" Bang Lang, kok bang Gilang diem aja sih ? Fenly buat salah lagi ya sama bang Lang ? "

" Iya, Lo salah ! Lo kenapa sih suka banget bikin gue khawatir Fen ? Harus berapa kali gue bilang kalau gue ngga suka liat Lo sakit... Jangan kaya gini dong Fen, suka banget sih Lo tuh sama rumah sakit, Lo boleh kok temuin Ricky tapi ngga gini caranya "

" Apa Lo ? Marahin Adek gue ! Dia lagi sakit gini malah di omelin " kata Shandy sambil memeluk erat tubuh Fenly dan salah satu tangannya memukul kepala Gilang.

" Ini juga... Ngaca Lo ! Lo juga sering omelin Fen ya " kata Gilang sambil menjambak rambut Shandy

Fenly kembali tersenyum melihat tingkah dua kakaknya saat ini. Tawa mereka terhenti saat ia melihat Fajri yang datang bersama dengan Nada. Fenly menggenggam tangan Shandy kuat untuk meredam rasa sakit yang kembali datang.

" Fen... Maaf Nada baru sempet jenguk, Nada lagi sibuk jaga ayah " kata Nada lirih

" Ngga papa... Makasih Nada mau jenguk Fen " kata Fenly tanpa melihat Nada

" Fen, gue denger Lo keracunan buah yang gue kasih ya ? Fen sumpah gue ngga tahu soal ini, gue cuma beli dan gue pikir semua juga aman, Fen maafin gue ya "

" Gue percaya kok Ji, kalau Lo salah Lo ngga mungkin ada di sini kan ? Makasih udah mau jenguk gue ya "

" Fenly, Nada pamit ya mau jagain ayah... Cepet sembuh Fenly "

" Ummmmm... Makasih "

Fenly masih enggan menatap Nada hingga Nada menghilang di balik pintu. Setalah Nada pergi Fenly menyandarkan tubuhnya pada Shandy yang duduk di belakangnya.

" Tuhan Fen Titip Nada ya.... Jaga Nada dan jangan buat Nada sedih, meski sekarang nada ngga sama Fen lagi tapi Fen Masih sayang Nada " batin Fenly

Gilang menyadari perubahan sikap Fenly saat sebelum Nada datang hingga saat Nada datang dan kini berpamitan. Gilang memberikan isyarat pada Shandy yang masih berada di belakang tubuh Fenly, Shandy yang paham langsung memeluk Fenly kembali.

" Dek... Tidur dulu yuk ! Jangan banyak pikiran biar adek cepet sembuh " kata Shandy sambil mengusap kepala Fenly

Fenly hanya diam, entahlah pikirannya mendadak kacau setelah kedatangan Nada, Shandy kini memposisikan dirinya di sisi kiri Fenly sementara Gilang ikut duduk di sisi kanan Fenly. Ini yang mereka takutkan jika Fenly jatuh cinta, ia akan merasakan sakit hati seperti ini, Gilang dan Shandy benci sekali melihat Fenly sedih.

TANDA TANYA || UN1TYWhere stories live. Discover now