33 ~ Terimakasih

934 205 281
                                    

Terimakasih kamu kembali
Terimakasih sudah membantu kami
Terimakasih sudah menyayanginya
Dan terimakasih kamu baik


~ author

Shandy terbangun dengan merasakan pusing dan mual yang cukup menganggu. Perlahan ia membuka mata dan langsung mendapat lemparan paper bag dari Farhan. Shandy memperhatikan sekitarnya yang terasa begitu asing. Saat ini ada dimana saja ia tidak tahu. Ia segera berlari menuju kamar mandi dan muntah.

" Udah puas mabuk ? Kaya bocah tahu ngga Lo ! Ada masalah dikit sama kerjaan main marah gitu aja ke Fenly, nyesel marahin Fenly Lo mabuk-mabukan ga jelas, lanjutin Shan terus-terusin aja Lo kaya gitu " kata Farhan kesal

" Gue bingung banget kemarin Han, terus emosi waktu gue rasa Fenly lebih percaya sama Lo daripada gue, perasaan gue sakit banget Han kalau inget Fenly ngga percaya sama gue "

" Shan ! Lo mendadak goblok atau gimana ? Fenly percaya sama Lo seratus persen cuma Lo aja ngga sadar diri, sekarang gini deh siapa orang pertama yang Fenly cari kalau dia sedih ? Kalau dia sakit ? Kalau dia seneng ? Siapa ? Gue ? Gilang ? Bukan ! Gilang baik banget ke Fenly tapi apa pernah Fenly mimpi sampe panggil Gilang ? Ngga pernah dia cuma panggil Lo, masih mau bilang kalau Fenly ngga percaya sama Lo ? "

" Tapi kalau ada masalah dia ngga pernah sekalipun bilang sama gue Han dia ngga percaya gue "

" Ohh gitu ? Hanya karena dia ngga minta tolong bukan berarti dia ngga percaya sama Lo. Salah sendiri waktu dia butuh Lo, Lo malah nurutin mau bokap Lo ke Korea "

" Iya gue salah, ehhhh kok gue di rumah sakit ? "

" Baiknya Lo ganti baju dulu abis ini gue jelasin oke "

Shandy mengangguk dan kini menutup pintu kamar mandi untuk berganti pakaian. Setelah cukup lama Shandy keluar dari kamar mandi dan langsung menghampiri Farhan. Dengan wajah datar Farhan meminta Shandy untuk mengikutinya ke ruang ICU.

" Tuh liat ! Adek Lo baru aja pulang tapi dia udah di sini lagi, dia lakuin itu karna dia mau tetep Sama Lo Shan.. berhenti anggap Fenly ngga percaya sama Lo, karena pada kenyataan dia sayang banget sama Lo, melebihi dia sayang ke dirinya sendiri "

" Fenly kenapa bisa gitu Han ? Dia kenapa ? "

Farhan menghela nafas dan menceritakan semuanya pada Shandy. Bagaimana Fenly yang diminta untuk memilih obat yang salah satunya racun dan sayang sekali Fenly gagal memilih obat yang benar. Shandy bersimpuh didepan ruang ICU, kenapa hidup Fenly harus seperti ini ? Dan kenapa dengan bodohnya Shandy malah membuat Fenly sedih.

" Keadaan Fenly gimana Han ? " Tanya Shandy lagi dengan suara lirih

" Ridwan tadi bilang kalau dia belum bisa dapet penawar racunnya, keadaan Fenly cukup buruk Shan, dia butuh penawar itu, katanya kalau engga kita bisa kehilangan Fenly "

" Ya Cari dong ! Cari dimanapun sampe ketemu " kata Shandy kesal

" Lo kira gampang ? Kita udah cari penawar itu tapi belum berhasil, gue tahu Lo khawatir tapi sabar Shan, gue juga lagi usaha "

" Gue takut Han.... "

" Gilang sama yang lain bentar lagi Dateng, ada baiknya Lo ngga bicara soal Lo mabuk kalau Lo ngga mau mati. Gue pergi bentar " kata Farhan yang kini meninggalkan Shandy

Farhan berjalan menyusuri koridor tapi di tengah jalan seseorang menarik lengan Farhan yang hampir saja membuat Farhan memukulnya jika ia tidak tahu siapa yang menariknya.

" Mau apa Lo disini ? Kalau Shandy liat Lo bisa mati Ricky... Nekat banget sih Lo "

" Gue khawatir sama Fenly Han, gue tahu hal ini bakal terjadi, makanya gue cari obat penawar racun itu "

TANDA TANYA || UN1TYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang