9 ~ Dongeng

943 191 219
                                    

Aku menyukai dongeng anak-anak
Aku suka dengan apel putri salju
Aku suka jarum putri tidur
Aku senang melihat pemeran utama menderita


~ Shandy

Aku membuka pintu rumah secara perlahan takut jika Fenly yang mungkin sudah tidur akan bangun, setelah membahas masalah teror yang menimpa Fajri dan Fenly aku memang pergi sebentar untuk menemui Nindy, baiklah bukan sebentar tapi cukup lama, baik jika kalian memaksa memang sanggat lama. Tadinya aku ingin segera pulang tapi entahlah namanya juga dengan orang yang kita sayang waktu cepat sekali berlalu tapi terasa sangat singkat.

Keadaan rumah sanggat sepi, aku mencoba menaiki tangga dan mencari keberadaan Fenly, baru saja aku ingin membuka pintu kamar Fenly secara perlahan tapi aku terkejut saat mendengar rintihan seseorang dari dalam kamar aku langsung membuka kamar Fenly.

Aku makin terkejut saat melihat kaca kamar Fenly yang pecah berserakan dan terlihat Fenly yang memegangi kepalanya yang mengeluarkan darah, dengan cepat aku mendekati Fenly dan memeriksa keadaan Fenly.

" Fen kenapa bisa gini ? Ini kenapa ? " Tanya ku panik saat ku lihat darah tak juga berhenti dari kepala Fenly

" Kak... Sakit ! Tadi Fenly denger suara dari luar pas Fenly coba deketin ada yang lempar batu terus batunya ngga sengaja kena kepala Fenly... Sakit kak "

" Ya ampun maafin Kakak ya, kakak tinggalin Fen sendiri jadi gini deh, kita ke rumah sakit ya buat obatin luka Fen, kak Shan hubungi bang Lang dulu "

Tapi baru saja aku ingin menghubungi Gilang, Fenly menahan tanganku mencoba menghalangiku untuk menghubungi Gilang.

" Kakak suruh bang Ricky yang ke sini aja ya, dan jangan hubungi bang Lang ! "

" Kenapa ? Kenapa ga boleh hubungi bang Lang "

" Fen ngga mau bang Lang marah sama kak Shan, Fen juga ngga mau kalau bang Lang mikir kakak ga bisa jagain Fen "

Ya Tuhan Fenly, disaat seperti ini bisakah dia hanya fokus pada dirinya sendiri dan bukan orang lain ? Kenapa Fenly selalu seperti ini ? Sudahlah lebih baik aku menghubungi Ricky untuk meminta bantuan padanya. Tak berselang lama Ricky datang dan langsung panik melihat luka pada kepala Fenly.

" Fen... Lo kok kayanya seneng banget sih bikin gue panik ? Selama gue jadi dokter Lo doang pasien yang selalu bikin gue takut. Kenapa bisa kaya gini sih ? " Kata Ricky sambil mencoba menghentikan perdarahan pada kepala Fenly dengan kemampuan yang ia miliki

" Maaf ya Rick gue jadi harus repotin Lo, lewat tengah malem Lo gue panggil buat bantu gue obatin Fenly "

" Santai lagi, justru kalau Lo ngga bilang sama gue soal keadaan Fenly, gue bakal marah banget sih. Fen kayanya harus dijahit deh mungkin dua sampe tiga jahitan ngga papa ya "

" Iya bang... "

Aku meraih tangan Fenly untuk memberinya kekuatan, ku lihat Ricky melirik kearah ku dan Fenly kemudian tersenyum manis sambil mempersiapkan peralatannya.

" Heran kenapa orang sebaik Lo berdua ada yang benci ? Emang kedekatan kalian ganggu dia ya ? Engga juga kan ? " Kata Ricky sambil menjahit luka Fenly dengan hati-hati

" Gue juga bingung Rick "

Aku melihat dengan baik jika Ricky sangat hati-hati menjahit luka Fenly, bahkan sesekali dia meniup lukanya mungkin ia berfikir apa yang dia lakukan bisa mengurangi sakit yang Fenly rasakan. Beberapa menit berjalan dan kini jahitan pada kepala Fenly sudah tertutup rapi dengan perban.

" Lo ngerasa pusing ngga ? " Tanya Ricky yang dijawab Fenly dengan anggukan kepala bahkan kini aku bisa melihat wajahnya yang pucat

" Ngga papa kan Rick kalau pusing gitu ? "

TANDA TANYA || UN1TYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang