Chapter 44 : You

5K 675 170
                                    

'Bahkan sampai saat ini pun, kamu masih menjadi alasan kenapa aku tidak bisa mencintai orang lain.'

*****

[ Agensi Benarkan Vi dan Rhea Putus Satu Bulan yang Lalu.
Menyusul pernyataan dari Bright Mode Entertainment, baru-baru ini Crown Entertainment ikut memberikan pernyataan resmi mereka bahwa Vi dan Rhea memang sudah putus sekitar satu bulan yang lalu.

News celeb media melaporkan, hubungan keduanya mulai merenggang setelah beberapa minggu usai Vi menyangkal tuduhan yang mengatakan bahwa ia telah diculik oleh penggemarnya. Setelah itu keduanya tidak lagi menjalin hubungan, dan memilih untuk membatalkan rencana pernikahan mereka yang sebelumnya sempat tertunda.

"Hallo, ini Crown Entertainment. Memang benar Vi dan Rhea sudah putus sejak satu bulan yang lalu. Kami meminta maaf atas keterlambatan informasi yang berkaitan dengan artis kami," tutur juru bicara Crown Entertainment tersebut. Hanya saja sampai saat ini masing-masing agensi masih belum menyebutkan apa alasan putus keduanya...]

Arin tenggelam membaca isi berita tersebut. Sesaat jadi bertanya-tanya mengapa ia baru mengetahui berita ini sekarang? Padahal setiap hari dirinya seakan tidak pernah lepas dari ponsel di genggamannya. Apalagi berita tersebut ternyata sudah diunggah sekitar dua hari yang lalu. Apakah karena akhir-akhir ini ia sibuk mempersiapkan bahan-bahan kue ulang tahun? Atau karena ia tidak begitu update berita terbaru? Arin tidak begitu mengingatnya.

"Jadi pacar aku mau?"

Sekelebat pertanyaan itu kembali terlintas membuat Arin merasa darahnya berdesir. Apakah tidak apa-apa ia berpacaran dengan Vi setelah berita ini keluar? Arin jadi merasa sedikit khawatir. Mengingat di mobil tadi ia langsung menerima Vi begitu saja tanpa pikir panjang, sekarang ia justru termenung. Bukan karena Arin menyesal telah menerima Vi sebagai pacarnya, melainkan bagaimana jika hubungannya ketahuan dalam waktu dekat? Arin takut orang-orang akan beranggapan yang tidak-tidak dan Vi lah yang malah kena imbasnya.

Selain itu, Arin juga tidak bisa menolak. Ini adalah keinginannya sejak dulu dan tentu saja, memangnya siapa yang tidak mau berpacaran dengan idola sendiri? Arin akan menganggap dirinya paling bodoh di dunia jika sampai itu terjadi.

Arin ingin egois untuk kali ini saja sungguh. Setidaknya ia akan berusaha untuk tidak terlalu dekat dengan Vi ketika berada di luar. Hanya sampai berita itu tidak ramai lagi. Benar. Arin akan mencobanya. Arin akan berusaha mempertahankan hubungan mereka karena untuk sampai ke tahap ini tentu saja itu tidak mudah.

Menekan tombol kembali di ponselnya, perlahan senyum di bibir Arin mengembang. Gadis itu menatap wallpaper idolanya yang tertera di sana. "Vi, aku cinta sama kamu. Cinta mati," ucapnya pelan dengan pipi yang terlihat bersemu. Arin tidak bisa menahan perasaannya lagi. Rasanya penantian panjang yang selama ini ia tunggu-tunggu tidak berakhir dengan sia-sia. Rasanya seperti ada ribuan kupu-kupu yang menggelitiki perutnya.

Arin kemudian berdiri, menyimpan ponselnya ke atas nakas. Lekas ia pun mengambil handuk yang menggantung di pintu kamarnya, berjalan menuju ke kamar mandi sembari mengulum senyum. Meskipun tadi ada masalah di chapelia, meskipun rambutnya di guyur dan jadi lengket, meskipun tubuhnya semakin gerah karena kostum tebal ini, sekarang Arin tidak begitu peduli. Vi seperti obat mujarab yang menyembuhkan suasana hatinya. Arin benar-benar merasa beruntung.

Biasku akhirnya jadi pacarku.






•••••





I'm Your FanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang