DUAPULUH TIGA

53 19 5
                                    

Hai lanjut saja ya...

Happy Reading 🍃

Reyna sedang berada di kamarnya, kamar yang di sediakan Bunda oliv untuknya, dan itupun masih berdekatan dengan kamar milik Raga.
Ia sudah mengganti pakaian nya dengan pakaian tidur, semuanya sudah di sediakan.

Kemudian Reyna ingin segera keluar untuk menemui sang Bunda, namun setelah ia baru saja menutup pintu kamarnya sebuah tangan menariknya.

Reyna tau itu siapa, dan benar saja pelakunya Raga. Ia membawa Reyna kehalaman belakang, ntah mau ngapain,  yang jelas ia didudukan begitu saja di atas ayunan lebar.

"Kak, kenapa?" tanya Reyna bingung.

Raga diam saja, ia pun merebahkan kepalanya di atas bahu milik Reyna, kemudian kaki nya ia angkat ke satu ayunan, dan yang satunya lagi untuk ia gunakan mengayunkan ayunan tersebut.

Reyna kaget dibuatnya, namun tetap saja ia tersenyum ketika mata milik Raga menatapnya intens.

"Aku ngantuk, biarin begini sebentar"

"Iya" ujar Reyna mengelus kepala Raga penuh sayang, ia tau saat ini pria nya sedang merasakan kelelahan ntah karena apa dan yang jelas melihat dari raut mukanya Reyna cukup kasihan.

"Tidur yang nyenyak" senyuman Reyna berkembang saat Raga sudah mulai menutupkan matanya, Reyna masih tetap setia mengelus dahi sang pria untuk menambahkan kenyamanan dalam tidurnya.

Masih dalam posisi sama, ia merasa gabut dan ia pula tidak membawa Hp nya, setelah di tarik kesini tanpa embel embel belaka ia sampe melupakan Hp nya.

Reyna hanya menghembuskam napasnya pelan, ia melihat ke arah langit yang indah di hiasi bintang bintang yang terang.

Hanya ada dua bintang yang paling terang, apakah itu orang tuanya? Jika benar iya, dia berdo'a untuk kebahagiaan orang tuanya di sana.

Apakah orang tuanya tidur dengan layak?  Apakah orang tuanya bahagia disana?  Apakah mereka berada di syurga sekarang?  Itulah yang saat ini sedang Reyna pikirkan.

Lagi dan lagi ia merindukan orang tuanya. Ia sampai lupa jika iya pernah mengatakan ingin mengunjungi mereka, lagi lagi ia lupa.

Kini usapan halus di dahi Raga berhenti, Reyna menggunakan tangannya untuk memijit pelipisnya.

Kenapa ia bisa bisanya melupakan itu, apakah sesibuk itukah dia?.

Sepertinya iya..

"Kamu kenapa?" tanya Raga yang sedari tadi tidak nyaman dengan posisi barusan.

"Lho kok bangun?"

"Aku tidak tidur beneran"

"Yaudah tidur lagi" lanjut Reyna mengelus dahi Raga.

Raga menarik tangan Reyna untuk ia genggam, ia tau Reyna sedang memikirkan sesuatu.

"Jawab aku, Kamu kenapa sayang?"

Reyna menunduk, "Aku rindu mereka" ujarnya.

Raga terdiam, membeku pasalnya dia mengerti apa yang di katakan gadisnya tersebut, bahwa dia sedang merindukan Orang Tuanya.

"Besok kita jenguk mereka ya" ajaknya membuat lawan bicara nya senang kembali.

"Iya kak, aku juga udah ada niatan begitu sejak kemarin lusa" senyumnya masih berkembang.

"Lalu kenapa tidak?"

"Aku suka lupa, ntah aku yang terlalu sibuk atau gimana, ntahlah"

"Kalo begitu, besok harus jadi" paraunya "Dan aku juga ingin tau tempat pemakaman Orang Tua mu dimana" lanjutnya.

Cute Girl's Where stories live. Discover now