TIGAPULUH DUA

36 11 8
                                    


Saat ini mereka berdua berada di pinggiran pantai, setelah pergi makan mereka memutuskan untuk ke pantai saja, dan ini saat nya.

Perpaduan angin dan suara Ombak yang menerpa. Seolah olah menghilangkan masalah sejenak.

Dua insan yang sedang berpelukan itu kini mulai berjalan dengan tangan yang berpaut satu sama lain. Tanpa takut jika hari esok akan tiba.

Hari sudah sore, jam pun sudah menunjukan setengah lima sore namun Reyna dan Raga masih belum ingin pulang. Mereka ingin melihat terbit nya Matahari dan indahnya senja sore.

Mereka hanya ingin beregois satu sama lain, sebelum kedunya berpamitan hanya karena untuk masa depan.

Ini sudah waktunya, matahari sudah tenggelam beserta warna jingga yang indah dan kemerah merahan. Kedua insan itu melihatnya dengan teliti, memotretnya bila perlu.

"Indah ya Kak" Reyna masih terpokus melihat pemandangan di lautan.

Yang tadinya menatap Sunset, kini Raga berpindah menatap Reyna. "Tidak seindah melihat senyummu" balasnya.

Hanya kekehan kecil yang Raga dapatkan dari Reyna, ntahlah dia sangat sibuk melihat Sunset di depannya. Raga memeluknya di belakang dengan erat, melihat pemandangan yang indah. Yah, Raga tidak melihat sunset nya, yang Raga lihat hanyalah Reyna beserta senyum cantiknya.

Rasanya ia tidak ingin berpaling sedetik saja, Raga sudah benar benar jatuh ke dalam dekapan gadis di hadapan nya ini. Ia tidak mau berpisah meskipun hanya sesaat. Jujur Raga egois, ya memang.

Raga menyembunyikan kepalanya di ceruk leher milik Reyna, ia suka melakukan itu. Sudah kebiasaannya juga.

Matahari sudah terbenam, gelap sudah mulai terlihat,  orang orang yang melihat Sunset sudah tidak terlihat mereka berpulang kerumahnya masing masing dan masih ada beberapa orang lagi di sana.

"Apa kamu tidak mau pulang?" Tanya Raga.

"Ayok pulang, lagian ini sudah gelap"

Raga mengangguk, dan membawa Reyna pergi dari tempat itu.

"Makasih ya Kak"

Kernyitan di dahi Raga muncul, "Untuk?"

"Ya, makasih karena udah bawa Rey kesini, melihat Sunset" cengirnya.

"Tidak masalah"

Reyna menggandeng lengan Raga, memeluknya erat bahkan melepaskannya saja ia enggan.

Sampai dalam mobil, Raga membukakan pintu untuk nya. "Terimakasih kak" hanya anggukan yang Reyna dapatkan.

Raga membawa mobilnya melaju dengan ringan, hanya butuh wakti dua jam agar sampai kerumahnya.

Namun di perjalanan mereka memesan KFC sebentar karena Reyna tidak mau makan di sana, Reyna lebih memilih makan di mobil. Toh Raga juga tidak  masalah.

Selesai berkendara, mereka sudah sampai. Lalu turun dan masuk ke atas untuk ritual mandinya.

             ****

Niko dan Wahyu berada dalam satu Club yang sama, ini akal akalannya Wahyu mengajak Niko kesini. Namun Niko hanya manggut manggut setuju. Awalnya mereka akan mengajak Raga, Rival dan Ahmad tapi mereka sudah berpawang jadi di larang. Jadi mereka berdua hanya bisa mengelus dadanya sabar.

Wahyu sudah tidak lagi mempermainkan wanita setelah ia mendapatkan karmanya. Kini ia sedang mengincar seseorang yang menurutnya tipe idealnya. Semua perempuan asramanya ia bubarkan.

Dan kini Niko, ia masih Single masih kekeh dengan pendiriannya tidak mau berpacaran terlebih dahulu. Ntah mengapa, namun sebagai teman yang baik mereka menghargai pendapat nya.

Cute Girl's Where stories live. Discover now