06. PINGSAN

2.7K 271 2
                                    

Poppy mendengus sebal karena Aro memberhentikan mobilnya hanya karena sebuah es potong.

"Pak, kalau kita telat ketemu klien nya gimana? lagian kenapa bapak gak sama kak Tira aja sih?" tanya Poppy kesal melihat Aro yang menjilati es potongnya seperti anak kecil.

"Tenang aja kita gak bakal telat, percaya sama gue. Dan satu lagi, gue ini bos nya terserah mau pergi sama siapa aja. Lo masih mau kerja gak?" balas Aro.

"Ya-ya mau sih."

"Yaudah diem! mending lo cobain juga deh, enak banget sumpah."

"Gak ah! lagi diet."

"Gaya-gayaan lo diet, gue kasih tau ya Poppy lo kalo ceking jelek."

"Berarti sekarang cantik dong?"

"Sekarang?"

Poppy mengangguk antusias.

"Jelek banget." jawab Aro santai lalu lanjut memakan es potong ditangannya.

Poppy memanyunkan bibirnya kesal dan itu tak lepas dari pandangan Aro. Aro ingin tertawa melihat wajah sebal Poppy, tapi bukannya suara tawa yang keluar ia justru malah tersedak dan itu membuat es yang ada ditangannya mengotori kemeja putih Aro.

"Ya ampun, pak makanya makanya pelan-pelan aja. Tuh kan jadi kotor, masa ketemu sama klien kotor begini sih bajunya." Poppy refleks mengambil tisu dari tasnya dan menggosok kemeja Aro agar nodanya tidak terlalu terlihat.

Aro merasakan jantungnya berdegup kencang karena Poppy sekarang berdiri terlalu dekat dengannya.

"Pak, jantung bapak kok berdetak kencang banget ya?" tanya Poppy karena tangan gadis itu kini tepat berada di dada bidang Aro.

"Ya kalo gak berdetak gue mati lah!"

"Iya juga sih, hehe."

Aro membuang stik es krim nya lalu membayar pada si Abang penjual. Setelah itu mereka kembali menaiki mobil menuju tempat pertemuan dengan klien penting.

"Pop, kalo cuma ada kita berdua lo bisa gak ngomongnya jangan baku-baku amat sama gue?" tanya Aro sambil menatap kedepan memperhatikan lampu lalu lintas yang akan berubah warna.

"Eumm...bisa aja sih. Tapi gak enak kan situ bos."

"Ya kan gue yang minta, tapi kalau kita lagi berdua aja."

"Ya terserah lo aja deh."

Aro diam-diam tersenyum senang karena Poppy mau menuruti permintaannya.

•••

Juna membanting alat makannya saat keluarganya terus membanding-bandingkan Poppy dengan Saza.

"Saya pulang." Juna bangkit berdiri dari kursinya dan beranjak pergi.

Sebenarnya ia paling malas datang ke rumah orangtuanya ini, tapi tidak enak juga jika menolak undangan makan malam bersama. Bagaimanapun juga mereka adalah orang-orang yang berjasa dalam hidupnya.

Karena muak terus-menerus mendengar hal buruk yang keluar dari mulut keluarganya, Juna mampir ke apotek dan membeli sebuah obat untuk Poppy.

My Cutie Pie WifeOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz