11. KENAPA HARUS NGERASA KECEWA?

2.9K 260 3
                                    

Dua anak kecil lawan jenis itu saling mengatur nafas mereka yang tersengal-sengal.

"Ini tempat apa, Ryaga?"

"Ini tempat aku kalau lagi sedih, tapi aku ajak kamu kesini bukan karena lagi sedih."

"Terus kenapa kamu ajak aku kesini?"

"Karena aku ingin kamu selalu ingat aku. Jadi, tempat ini bukan lagi tempat untuk menghilangkan kesedihan. Tapi, mulai sekarang tempat ini jadi tempat mengobati kerinduan."

"Aku gak ngerti. Memangnya siapa yang akan ku rindukan?"

"Aku."

"Memangnya kamu mau pergi kemana?"

"Jauh. Aku akan pergi jauh, mungkin kamu tidak akan bisa melihat aku lagi."

"Hiks..."

Tangan mungil Ryaga menghapus air mata Sia. Anak lelaki berusia 10 tahun itu tersenyum tulus.

"Sia jangan sedih, aku janji deh bakal kembali lagi."

"Janji ya? nikah sama Sia."

"Nikah?"

"Iya. Kemarin aku dengar kalau laki-laki dan perempuan menikah maka mereka akan selalu bersama. Sia mau selalu bersama Ryaga."

"Iya, janji."

Mereka saling menautkan jari kelingking kecil mereka satu sama lain.

"Ryaga tangan kamu kenapa lebam?" tanya Sia.

"Ah ini jatuh."

Cup!

"Jangan nangis ya, udah Sia cium. Kata Papa kalau jatuh dan lebam dicium saja nanti sakitnya jadi berkurang."

"Terimakasih, Sia."

"WOH! ADA BINTANG JATUH!"

"AYO BUAT PERMINTAAN, RYAGA!"

Ryaga hanya menatap Sia yang kini menutup kedua matanya meminta permintaan.

"Kamu minta apa?" tanya Ryaga heran karena Sia senyum-senyum sendiri.

"Minta kamu untuk aku."























































"Juna..."

Juna menghampiri Poppy dan merebut ponsel gadis itu. Ia melihat nama kontak yang tertera dilayar ponsel Poppy.

"Aro?" Juna menatap Poppy penuh tanda tanya.

"Kamu apa-apaan sih? aku sama Aro lagi bahas pekerjaan." Poppy langsung merebut kembali ponselnya.

"Maaf, pak nanti saya telpon lagi." ucap Poppy lalu mematikan sambungan sepihak.

"Bahas pekerjaan tengah malam?"

"Ini penting jadi gak bisa ditunda."

"Terus kenapa kamu panggil dia Ryaga?"

"Kamu salah dengar kayaknya deh, udah yuk tidur lagi!" buru-buru Poppy mengalihkan topik dan mendorong Juna untuk masuk kedalam kamar bersama. Ia tidak bermaksud membohongi pria itu, tapi waktunya tidak tepat saja untuk memberitahu Juna sekarang.

Sementara itu Aro menatap ponselnya yang layarnya sudah redup. Sepertinya tadi ada Juna sebab itu Poppy mematikan sambungannya begitu saja.

Ia menatap bingkai foto seorang anak kecil laki-laki dan anak perempuan di meja kerjanya. Tersenyum lalu melangkah pergi untuk mengistirahatkan diri di kamar.

My Cutie Pie WifeWhere stories live. Discover now