15. RESIGN

2.3K 226 3
                                    

Juna tiba dirumahnya, ia masuk begitu saja dan duduk di sofa ruang tamu. Untungnya ia masih menyimpan kunci serep rumah ini. Rumahnya sudah gelap itu artinya seluruh keluarga sudah tidur.

Juna duduk di sofa ruang tamu yang temaram, hanya mengandalkan cahaya lampu dipojok ruangan. Ia menyandarkan tubuhnya ke belakang dan memejamkan matanya menikmati kesunyian.

"Bang Juna."

Juna membuka matanya, namun tidak sedikitpun merubah posisinya.

"Lo kok tumben kesini?" tanya Kinan duduk disebelah Juna.

"Kenapa? apakah saya tidak boleh kesini?"

"Nggak gitu, gue justru seneng lo balik."

"Saya capek, Nan. Saya capek bohong terus sama Poppy, saya ngerasa gak pantas untuk dia."

"Lo bertengkar sama si gen—makasud gue kak Poppy?" tanya Kinan.

"Gak bertengkar, tapi saya menjauhi dia."

"Why?"

"Mungkin kamu bakal kecewa kalau saya ceritakan masalahnya."

"Anggap aja pertengkaran kita gak ada hari ini, Bang. Anggap gue adik lo yang selalu dengerin cerita lo, cerita sama gue lo sama kak Poppy ada masalah apa?" desak Kinan.

Cukup lama Juna diam. Ia menundukkan kepalanya lalu berucap,

"Saya menghamili Saza."

Kinan melotot kaget, tapi hatinya bersorak gembira. Saza memang benar-benar the best. Kalau seperti ini sudah dijamin rumah tangga Juna dan Poppy akan hancur.

"Kamu pasti kecewa punya kakak seperti saya yang brengsek!"

Kinan memeluk Juna. "Gue gak kecewa, bang. Gue yakin lo ngehamilin Saza juga bukan keinginan diri lo sendiri."

"Terus saya harus apa? saya gak mau kehilangan Poppy. Saya gak mau bikin dia sakit hati, saya gak mau dia menangisi pria brengsek seperti saya." ujar Juna menangis didalam pelukan Kinan.

Sebenarnya Kinan kasihan juga dengan Juna. Kakaknya itu sangat mencintai Poppy sampai-sampai rela pergi dari rumah tanpa sepeser uang pun. Tapi, Kinan tidak mau Juna terus-menerus hidup susah diluar sana karena Poppy, ia harus memisahkan dua orang itu. Bagaimana pun caranya!

"Lo gak mau dia sakit hati kan? tinggalin dia sebelum nanti kak Poppy tahu kalau Saza hamil anak Lo, Bang."

"Kamu gila ya!" Juna melepas pelukannya.

"Bang mau lo sembunyiin sampai kapan pun, kak Poppy pasti bakal tahu! Lagian emang lo tega nelantarin anak sama ibu yang ngandung anak lo? Poppy gak bisa ngasih lo anak, dia gak akan pernah bisa!"

"Tapi, gak pisah juga!"

"Berpisah jalan satu-satunya."

Juna menggelengkan kepalanya tanda tidak setuju. Ia bangkit berdiri berjalan menaiki tangga menuju kamarnya, tidak peduli dengan seruan Kinan yang memanggil namanya.

•••

Poppy berjalan dibawah derasnya hujan. Air matanya tak henti-hentinya mengalir. Dadanya sangat sesak, ia dan Juna tidak pernah bertengkar hingga pisah rumah seperti ini.

Ia sangat takut Juna marah dan tidak kembali lagi.

Tiba-tiba saja sebuah mobil berhenti dan seorang pria keluar membawakan payung.

"Lo ngapain ada disini?" tanya Aro.

Poppy terdiam, menatap Aro tajam.

"Poppy..."

"Mulai saat ini gue resign."

Kini Aro yang terdiam menatap Poppy datar.

"Oke. Tapi, setidaknya biarin gue anterin lo pulang."

"Gak—"

"Ini udah malam dan lo hujan-hujanan, nanti lo sakit. Mau ya? setelah ini gue janji gak akan ganggu lo lagi."

Poppy terdiam sesaat lalu mengangguk. Aro dan Poppy berjalan kearah mobil, setelah membukakan pintu mobil untuk Poppy, Aro lalu masuk ke kursi pengemudi.

Di dalam mobil Poppy menggigil kedinginan. Ia memeluk dirinya sendiri agar sedikit lebih hangat. Aro yang melihat hal itu langsung mematikan AC mobil dan melepas jas hitam kerjanya.

"Pakai ini."

"Thanks." Poppy mengambil jas tersebut dan memakainya. Padahal jas ini sudah dari pagi Aro kenakan, tapi kenapa masih wangi banget ya?

Aro mulai melajukan mobilnya. Sepanjang perjalanan tidak ada pembicaraan hingga tiba dirumah Poppy.

"Makasih." Poppy hendak langsung turun, tapi diluar dugaan Aro langsung menarik tangannya dan memeluk gadis itu dengan erat.

"Sebentar aja karena mungkin gue gak akan bisa peluk lo lagi." ujar Aro membuat Poppy yang tadinya ingin berontak menjadi pasrah.

Perlahan Poppy membalas pelukan Aro. Bagaimana pun juga Aro adalah sahabat kecilnya yang dulu sangat ia sayangi. Pasti Aro sangat sedih karena Poppy menjauhinya.

"Gue minta maaf, Ro. Gue gak mau kehilangan Juna. Jujur aja gue akhir-akhir ini ngerasain sesuatu yang aneh kalau dekat lo. Gue takut, Ro. Gue takut bakalan suka sama lo. Lebih baik kita untuk saat ini gak ketemu dan berhubungan dulu." ujar Poppy membuat Aro melepaskan pelukannya.

"Gue ngerti kok. Gue juga minta maaf karena gue lo sama Juna jadi berantem."

"Iya gak apa-apa. Sekali lagi makasih," Poppy membuka pintu mobil lalu turun. Gadis itu melepaskan jas Aro dan mengembalikannya pada si pemilik.

"Gue pasti bakal kangen banget sama lo."

Poppy hanya tersenyum tipis lalu berjalan memasuki rumahnya. Sama, Poppy juga pasti sangat merindukan Ryaga nya. Tapi, kehilangan Juna adalah hal terberat dalam hidup Poppy. Mungkin dia akan gila jika Juna meninggalkannya.

Ponsel Poppy berbunyi, ia yakin pasti itu Ira yang menelpon.

"Siapa nih?" monolog Poppy melihat layar handphonenya. Nomor tidak dikenal.

"Ya halo?"

"Selamat malam, kak Poppy. Perkenalkan aku Saza mantannya kak Juna. Besok ada waktu? Aku mau membicarakan sesuatu."

My Cutie Pie WifeWhere stories live. Discover now