22. PANAS

6.8K 342 7
                                    

Juna memutar kedua bola matanya malas saat keluarganya begitu hangat menyambut Saza.

"Kamu tinggal disini saja dulu, Za. Mami gak mau terjadi sesuatu yang buruk pada cucu Mami." ujar Sandra mengelus perut Saza lembut.

"Gak usah berlebihan, Mi." ucap Juna.

"Dia itu anak kamu Juna—" 

Belum selesai Sandra berucap, Juna bangkit berdiri.

"Terserah." Juna meninggalkan ruang tamu dan memilih untuk pergi ke kamarnya. Malas sekali berdebat dengan orangtuanya.

Juna berbaring di tempat tidur sambil memainkan ponselnya. Ia membuka galery dan melihat foto-foto Poppy yang diambilnya secara candid.

Pintu kamarnya dibuka, menampilkan sosok Saza.

"Ngapain kamu kesini?" tanya Juna sinis.

"Aku minta maaf."

"...."

Saza mendekat dan duduk dipinggir tempat tidur. Ia meraih tangan Juna dan menggenggamnya.

"Aku tahu kamu cinta nya sama kak Poppy, aku gak minta kamu untuk cintai aku. Cukup anak kita aja, kak. Aku cuma pingin anak ini lahir dan memiliki ayah, itu aja." ujar Saza sambil mengarahkan tangan Juna untuk menyentuh perutnya yang mulai membuncit dan keras.

Ini pertama kalinya Juna menyentuh perut Saza. Ia tidak merasakan apa pun, tapi ia sedih karena sempat berkata kasar kepada anak diperut Saza.

Juna menarik tangannya menjauh dari perut Saza.

"Gak bisa ya, kak?"

"Saya—akh!" Juna memegangi bagian bawah perutnya yang mendadak sakit. Sudah dari SMA sebenarnya ia sering merasa sakit pada bagian bawah perutnya, tapi ia anggap hanya sakit perut biasa. Namun, akhir-akhir ini rasa sakitnya semakin menjadi-jadi.

"Kak Juna gak apa-apa?" tanya Saza khawatir.

"Gak, kamu kelu—akh!"

"Kak Juna kamu kenapa?"

"Kelu... ar!" susah payah Juna berucap sambil mendorong Saza untuk menjauh darinya.

"Aku panggil Mami dulu ya." Saza berlari keluar kamar Juna hendak memanggil Sandra.

Juna meneteskan air matanya karena perutnya semakin menjadi-jadi. Nafasnya memburu dan mendadak semuanya gelap.

•••

"Aro! gue gak mau tau lo bawa balik nih kucing lo!" ucap Poppy kesal.

"Mang ngapa?" terdengar diseberang suara Aro yang serak sepertinya pria itu baru bangun.

"Dia berak sembarangan!"

"Makanya ajarin dong si Kimeng biar berak di WC."

"Gue kan udah bilang gak mau kucing! buat apaan coba?!"

"Nih ya kata seseorang kalau lo kehilangan itu harus pelihara kucing biar gak stress."

"YANG ADA GUE TAMBAH STRESS!"

"Ck! iya yaudah nanti gue ke rumah lo."

"Yaudah bye!"

Poppy mematikan sambungan secara sepihak lalu duduk di sofa menatap tajam Kimeng yang duduk sedikit jauh darinya.

My Cutie Pie Wifeحيث تعيش القصص. اكتشف الآن