17. SALAH TINGKAH

2.2K 213 4
                                    

Poppy sangat gugup. Ia ingin menghubungi kartu nama yang diberikan oleh Ira. Poppy  sudah mempersiapkan segalanya bahkan ditangannya sudah ada teks, takut-takut nanti grogi dan jadi lupa kata-kata.

Saat akan menekan memanggil, pintu kamarnya diketuk. Mengurungkan niatnya dan membukakan pintu kamar.

"Ada apa, Za?" tanya Poppy.

"Maaf ganggu istirahat kak Poppy, kira-kira kak Poppy punya kenalan yang lagi buka lowongan gak?" tanya Saza.

"Kamu mau kerja?"

"Iya..."

"Emangnya gak apa-apa kan kamu lagi hamil?"

"Masih hamil muda, masih ringan. Aku juga butuh uang untuk biaya persalinan." ujar Saza sambil mengelus perutnya.

Poppy sebenarnya butuh pekerjaan juga, tidak mungkin ia mengandalkan uang Juna terus. Tapi, melihat Saza yang sepertinya jauh lebih membutuhkan membuat Poppy mencoba untuk mengalah.

"Ini. Aku ada kenalan yang buka lowongan, coba aja kamu hubungi." ucap Poppy memberikan kartu nama ditangannya kepada Saza.

"Wah makasih banyak ya, kak!" Saza memeluk Poppy.

"Sama-sama." Poppy balas memeluk Saza. Entah kenapa ia merasa seperti
memiliki seorang adik, ya dia memang mempunyai adik sih sebenarnya, tapi tidak sebaik Saza.

Saza membawa kartu nama tersebut ke kamarnya. Poppy menghela nafas, ia tidak mungkin bilang pada Ira kalau kartu nama itu diberikan kepada Saza.

Lalu ia harus bilang apa?

Ponselnya berbunyi, nama Ira tertera disana.

"Ya. Halo, Ra?"

"Lo u-udah hubungin kartu nama yang gue kasih?"

"Maaf ya, Ra kayaknya gue gak tertarik deh kerja di tempat itu. Kebetulan juga ada kerjaan yang jauh lebih bagus. Maaf ya, Ra gue gak ada maksud—"

"Syukurlah..."

"Hah?"

"Eh maksud gue syukur deh kalo lo dapat kerjaan yang jauh lebih bagus."

"Maaf banget, Ra."

"Ngapain minta maaf? santai aja kali."

"Gue gak enak lo udah capek-capek cariin gue kerjaan eh gue malah kerja ditempat lain."

"Justru bagus kalo lo gak kerja di tempat itu, Poppy." Ingin Ira berkata begitu, tapi ia takut. Takut Poppy akan membencinya.

•••

Kenapa Juna tiba-tiba sangat merindukan Poppy ya? apa hari ini ia pulang saja ke rumah? Juna tersenyum membayangkan wajah Poppy yang pasti akan sangat senang melihatnya pulang. Ia akan membeli tiramisu dulu untuk gadis itu nanti.

Juna bersemangat melakukan pekerjaannya. Apa dia buatkan makanan kesukaan Poppy sekalian ya?

Juna melihat jam ditangannya, sebentar lagi jam makan siang kantor. Sepertinya kalau dia memasak makanan untuk Poppy tidak akan terlambat.

Selesai memasak dan mempacking nya dengan rapih, Juna izin kepada Damar untuk pergi sebentar.

Tiba di kantor tempat Poppy bekerja, Juna mengeluarkan ponselnya berniat menelepon gadis itu. Tapi, pergerakannya terhenti saat melihat Poppy yang keluar dari kantor membawa box lumayan besar. Juna hendak turun dari mobil dan menghampiri gadis itu, tapi tidak jadi saat melihat Aro yang menghampiri Poppy.

Ia tidak bisa mendengar apa pembicaraan mereka, tapi melihat Aro yang sepertinya menawarkan bantuan kepada Poppy.

Sementara itu, Poppy berusaha menolak bantuan Aro yang hendak membawa barang-barangnya.

"Seriusan lo mau bawain?" tanya Poppy menyakinkan.

"Iya."

Poppy langsung menyerahkan kardus besarnya pada Aro.

"Hampp! berat ya ternyata." ucap Aro tersenyum lebar karena Poppy main lempar saja kardusnya.

"Kan tadi lo yang menawarkan diri mau bawain."

"Taksinya yang mana?" tanya Aro ingin buru-buru menaruh kardus ditangannya saat ini.

"Noh!" Poppy nunjuk sebuah taksi yang terparkir tak jauh dari gedung kantor.

Aro dan Poppy berjalan beriringan menuju taksi. Poppy membukakan bagasi taksi agar Aro lebih mudah untuk menaruh kardusnya.

"Thanks."

"Lo yakin mau resign?" tanya Aro lagi untuk kesekian kalinya.

"Iya. Gak enak sama Juna soal masalah kemarin, gue kayak ngerasa kegep selingkuh tau gak sih!"

"Gimana kalo beneran, mau?"

"Gila lo!"

Aro tertawa begitu pula Poppy.

"Yaudah ya, gue masih harus cari kerja lagi." ujar Poppy menutup pintu bagasi taksi.

"Semangat ya!" refleks Aro mengacak-acak rambut Poppy gemas.

Rambut yang diacak, hati Poppy yang ambyar.

"Sikap lo gak berubah ya dari kecil, suka banget ngacak-ngacak hati gue." ucap Poppy pelan tanpa sadar.

"Hah?" Aro tidak begitu jelas mendengarnya karena suara motor yang berlalu-lalang.

"Nggak-nggak! yaudah bye-bye." Poppy langsung masuk kedalam taksi saking saltingnya ia sampai kejedot pintu mobil.

"Lo gak apa-apa?" tanya Aro khawatir.

"Gak apa-apa kok!" Poppy buru-buru menutup pintu taksi dan menyuruh sang supir untuk segera jalan.

Aro heran dengan sikap Poppy, sepertinya gadis itu benar-benar akan menjauhinya. Ahhh...Juna sialan!

Juna yang memperhatikan Poppy dan Aro sejak tadi menatap nanar bekal makanannya.

Apakah Poppy menyukai Aro?

Tingkah gadis itu sangat jelas...

Jelas sekali tadi Poppy salting.

Kalau tidak ada perasaan kepada lawan jenis tidak mungkin akan salah tingkah kan?

My Cutie Pie WifeWhere stories live. Discover now