21. JUNA TENGGELAM, TERBITLAH ARO

8.3K 333 12
                                    

Terkadang Poppy bertanya-tanya kenapa hidupnya semenyedihkan ini? tidak, ia bukan sedang berdrama menjadi sosok yang paling tersakiti. Hanya saja ia merasa Tuhan kurang adil kepadanya.

Poppy selalu berbuat baik kepada semua orang. Tapi, kenapa? kenapa semuanya pergi meninggalkan Poppy?

Kedua orangtuanya meninggalkannya untuk selama-lamanya.

Ibu tiri dan adik tirinya sangat tidak tahu diri dan tidak pernah berada disisi Poppy disaat ia kesulitan.

Dan sekarang Juna, pria yang menjadi alasan kebahagiaan Poppy kini pergi meninggalkannya juga.

Ia benar-benar hancur sekarang.

"Kak Puppy, Saza pamit ya. Tadi Papa bilang sudah kirim uang, aku mau balik ke Amerika." ujar Saza didepan pintu kamar Poppy.

"Hati-hati dan maaf gak bisa nganter sampai bandara." ucap Poppy berusaha untuk tersenyum ramah.

"Gak apa-apa. Aku doain yang terbaik untuk hubungan kak Poppy sama kak Juna. Aku pamit." Saza menarik kopernya keluar rumah.

Saza juga pergi meninggalkannya.
Poppy benar-benar merasa sendiri—hingga tiba-tiba saja suara mobil berhenti tepat didepan rumahnya.

Aro turun dari mobil dan sempat berpapasan dengan Saza. Saza tampak masa bodo berbeda dengan Aro yang kaget. Gadis itu yang bertengkar dengan suaminya waktu itu kan? kok ada dirumah Poppy?

Aro tidak ambil pusing dan lebih memilih untuk masuk kedalam rumah Poppy.

"Aro."

"Syukurlah gue gak telat."

"Lo ngapain kesini?"

"Gue takut lo gantung diri di pohon toge karena patah hati." Aro mencoba untuk bergurau, namun Poppy malah menangis.

"Gue pikir semuanya pergi, tapi lo malah datang."

"Gue khawatir pas dengar dari Ira. Lo gak sendiri, ada gue." Aro menarik tangan Poppy dan mendekap erat gadis itu kedalam pelukannya.

Kenapa Ira memberitahu Aro? padahal Poppy tidak ingin merepotkan pria itu setelah apa yang terjadi, dimana dirinya meminta Aro untuk menjauhinya.

"Makasih, Ryaga." ujar Poppy membuat hati Aro berdenyut ngilu.

"Hmm."







Setelah merasa cukup baikan, Poppy menyuruh Aro untuk segera pulang. Tidak enak juga rasanya padahal baru saja ditalak suami, tapi sudah ada pria lain.

"Oh ya cewek yang keluar dari rumah lo tadi siapa? kok bisa dia ada disini?" tanya Aro mengingat gadis yang ia tolong waktu itu.

"Mantannya Juna, Saza. Emangnya kenapa? Lo kenal sama Saza?"

"Gak kenal sih, cuma waktu itu gue sempet nolongin dia dari suaminya yang brengsek."

"Suami?"

"Iya. Suaminya kasar, dia lagi hamil kan?"

"Tapi, Saza belum nikah. Dia emang hamil dan ayah anak itu menolak untuk tanggung jawab."

Aro mengingat wajah menyebalkan Naka yang memukulnya hingga ia harus mendapatkan omelan panjang lebar dari Dinda yang mengkhawatirkannya.

"Kayaknya cowok itu gak nolak buat tanggung jawab deh. Dia kayak terobsesi banget sama si Saza."

"Yaudah lah gue gak peduli sama urusan orang lain. Masalah rumah tangga gue jauh lebih mumet."

"Lo gak curiga?"

"Gue udah mumet, Aro!"

"Mantannya Juna tinggal disini dan setelah kalian pisah dia pergi? lo gak curiga?"

"Aro..." Please Poppy gak mau nethink, tapi yang dikatakan Aro membuatnya jadi kepikiran yang tidak-tidak.

"Sorry.. gue cuma gak mau lo sedih karena permainan Juna dan Saza dibelakang lo."

"Saza cewek baik-baik gak mungkin dia kayak yang ada dipikiran lo." bela Poppy.

"Ya semoga."

•••

Juna menemui Saza di apartemen gadis itu.

"Sudah puas melihatnya?" tanya Juna datar.

"Kasihan sih, tapi aku seneng karena akhirnya kamu pilih aku."

"Saya gak pernah milih kamu."

"whatever you say, I don't care. but, I'm really happy to finally have you completely." Saza tersenyum manis kepada Juna. Benar-benar menjijikkan! kalau bukan untuk keselamatan Poppy, Aro tidak mau menuruti kemauan gadis gila itu.

"Saya tidak akan menikahi kamu, tapi saya akan selalu ada untuk anak itu."

"Gak bisa! harus nikah!"

"Pilih satu atau nggak sama sekali."

"Aku bakal bilang sama keluarga kamu!"

"Buat apa? cari pembelaan? saya pernah menenteng keluarga saya, jadi bukan hal gak mungkin jika nanti saya menentang mereka lagi."

"Kamu jahat, Juna!"

"Ya memang."

"Sebegitu pentingnya Poppy bagi kamu?! Apa sih istimewanya cewek jelek itu?!" sewot Saza.

"Dia tidak seperti kamu."

"Emangnya aku seburuk apa?!"

"Sangat buruk!"

Juna sadar ia terlalu jahat berkata begitu kepada Saza yang sedang mengandung anaknya (?) bahkan ia sedikit ragu untuk mengakui anak yang sedang dikandung Saza adalah darah dagingnya.

"Jahat!" Saza menangis masuk kedalam kamar dan membanting pintu.

Juna harap Saza membencinya, tapi itu mustahil. Karena Saza sangat mencintai Juna dan apa pun akan gadis itu lakukan untuk memiliki Juna sekalipun harus merendahkan dirinya didepan pria itu. Sekalipun harus berbohong, ia tidak peduli!

Ponsel Saza berbunyi, sebuah pesan masuk dari nomor tidak dikenal.

0896****
Mau bunuh gue, heh?
sebelum gue mati, gue bakal bongkar semua kebusukan lo jalang!"

Tamat sudah riwayat Saza. Kenapa anak buah ayahnya payah sekali! hanya membunuh satu orang saja tidak becus.

Saza benar-benar menyesal pernah menjalin hubungan dengan Naka. Ia pikir Naka akan menjadi pengganti terbaik Juna, tapi cowok itu hanya menginginkan tubuhnya saja. Ia benci mengandung anak pria brengsek itu!

Saza membuka pintu kamarnya dan sudah tidak mendapati keberadaan Juna. Kemana pria itu pergi?

Sudahlah biarkan saja, Saza sedang tidak mood  berbicara dengan Juna. Pria itu benar-benar menyebalkan!

Mungkin setelah Naka disingkirkan, ia akan menyingkirkan Poppy agar Juna sedikit tahu diri sedang berhadapan dengan siapa.

Sengaja update sekaligus banyak karena mungkin nanti saya akan sedikit sibuk dan jarang up jadi sekalian aja biar cepet tamat juga wkwkwkwk

My Cutie Pie WifeHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin