24. TENTANG RYAGA

6K 314 4
                                    

Poppy mengigit kuku jarinya, matanya tak pernah lepas menatap pintu yang bertuliskan Ruang Operasi.

Walaupun Aro sudah membohonginya perihal siapa cowok itu sebenarnya, tapi bersama dengan Aro cukup lama membuat Poppy merasa ada sesuatu yang mengganjal di hatinya kalau melihat Aro dalam keadaan tidak baik-baik saja.

Ruangan operasi terbuka menampilkan sosok Dinda yang berkeringat.

"Gimana, Din?" tanya Poppy.

"Aman! nanti mas Aro dipindahkan ke ruangan biasa lagi kok."

Poppy menghela nafas lega. Ia memang yakin Aro tidak akan kenapa-kenapa karena pria itu selalu menepati janjinya.

Setelah operasi, Aro dikembalikan ke kamarnya semula. Karena kondisinya yang cukup membaik jadi tidak perlu lama-lama di rumah sakit. Mungkin seminggu atau dua Minggu lagi boleh pulang.

"Gue mau jelasin sekarang..." ujar Aro dengan suara serak.

"Nan—"

"Ryaga Abang gue...."

Flashback

"Bunda, Ayah, Ryaga juara satu!" seru Ryaga kecil sambil membawa piala besar ditangan mungilnya.

"Hebat." puji bunda sekilas tanpa melihat sedikit pun wajah Ryaga.

Mereka berdua fokus kepada adiknya yang sedang sakit dan belum sadarkan diri sejak dua hari yang lalu.

"Ryaga pingin liburan sama Ayah sama Bunda!" seru Ryaga lagi mencoba untuk mengalihkan perhatian kedua orangtuanya sebentar saja.

"Kamu gak liat kondisi Aro bagaimana? dia kayak gini karena kamu loh..dan kamu malah mau liburan disaat adik kamu lagi kritis kayak gini?!" sewot Bunda menatap tajam Ryaga.

Ayah menarik tangan Ryaga kecil dengan paksa lalu membawanya keluar dari ruangan Aro.

"Pulang dan jangan pernah datang lagi kesini!" sarkas Ayah berlalu meninggalkan Ryaga.

Ryaga menengguk salivanya susah payah. Ia tidak bermaksud seperti itu, Ryaga sayang terhadap Aro. Tapi, dia juga membutuhkan perhatian Ayah dan Bunda.

Ryaga membalikkan tubuhnya, berjalan menyusuri lorong rumah sakit seorang diri. Berjalan menuju rumah. Jaraknya sangat jauh sehingga malam ia baru tiba dirumah megah, namun tak sehangat dulu.

"Tuan muda darimana saja? saya cari-cari di sekolah, tapi tidak ada." bibi menghampiri Ryaga yang lesu dan lelah.

"Maaf buat bibi khawatir."

"Tuan muda juara satu lagi ya? WOAHHHH!"

Ryaga tersenyum tipis menyerahkan piala itu kepada bibi dan setelahnya ia jatuh pingsan karena kelelahan.

"Tuang muda...tuan muda..."

Bibi buru-buru membawa Ryaga ke kamarnya dan membaringkan tubuh laki-laki kecil itu di tempat tidur. Karena bingung ia memutuskan untuk menelepon Bunda Ryaga.

"Halo?" terdengar suara diseberang sana.

"Maaf nyonya mengganggu, ini tuan muda Ryaga jatuh pingsan setelah pulang sekolah." ujar bibi khawatir.

"Biarkan paling itu akal-akalannya saja supaya saya pulang. Aro lagi kritis saya gak bisa meninggalkan putra saya." ucap bunda lalu memutuskan sambungan secara sepihak.

Bibi mengigit bibir bawahnya. Ia khawatir melihat wajah pucat Ryaga. Sepertinya Ryaga tidak sedang bohong karena tubuh anak itu sangat panas.

My Cutie Pie WifeWhere stories live. Discover now