Chapter 4

693 107 3
                                    

Happy reading guys...



 

 

  
 

Seperti mimpi, semuanya terasa seperti mimpi baginya. Dia tidak pernah menyangka akan kembali berdiri disini, didepan sebuah bangunan yang pernah dia sebut dengan 'rumah'.

Bangunan bercat putih yang nampak elegant itu masihlah sebuah rumah, tidak berubah sama sekali. Hanya saja, sebutan 'rumah' kini tak berlaku lagi baginya untuk pulang.

Dia mematung, kala gerbang rumah itu terbuka. Senyum pak Eunhyuk, sang penjaga rumah masih tetap sama, gummy smile yang tidak berubah sejak dulu.

"Tuan muda." Dia mengangguk, kemudian pak Eunhyuk memeluknya erat, seperti pelukan seorang ayah.

"Bapak kangen sama Tuan muda.." katanya dengan nada bergetar.

Dia membalas pelukan itu, sama eratnya. Tanpa ada batasan meski dia dan pak Eunhyuk adalah tuan dan pekerja.


"Saya juga kangen pak, bapak apa kabar.?"

"Baik, baik Tuan muda.." pria usia 50an itu menjawab sambil mrngangguk anggukan wajahnya, lucu.

Senyum bulan sabit khas pemiliknya kini terlihat, tuan mudanya tidak pernah berubah sejak dulu, hanya berubah sedikit saja dari proporsi tubuhnya, terlihat lebih tinggi, lebih gagah, dan juga lebih tampan.

"Kalo gitu saya masuk dulu ya pak." Dia tersenyum lagi, senyum ramah yang tak pernah luput dari wajahnya.

Langkah demi langkah dia susuri, halaman nan luas itu kini berakhir pada undakan tangga yang menuju teras utama. Disana, diambang pintu tepatnya netra kelam sehitam malamnya menatap dua orang paruh baya yang menungguinya.

"Selamat datang kembali, nak." Dia mendengar sambutan itu beserta peluk hangat yang dia rasakan, papanya mengelus punggung tegap itu berkali kali, menepuk bahu tegapnya "anak papa sudah besar."

●●●●

Seperti mimpi kan.?? Padahal dia tidak berfikir sama sekali akan kembali kesini, ke 'rumah' yang menjadi pusat dimana bahagia dan kesedihanya tercipta.

Dia menatap sekeliling, balkon kamarnya adalah spot paling dia rindukan selama ini. Teropong bintang yang menjadi hadiah ulang tahun ke 13 nya pun masih seperti semula, berdiri tegak menghadap kearah langit luas.

Dia menoleh kearah balkon sebelah, balkon kamar kakaknya yang ditinggalkan pemiliknya. Kata papa kakaknya tadi ada di kamar, tapi pergi sepertinya karena sekarang tidak ada. Pergi secara diam diam.

"Gue kangen elo padahal.. "

Dia menghembuskan nafasnya pelan, 5 tahun bukanlah waktu yang singkat. Selama itu dia meninggalkan segalanya, dan kini saat dia kembali, dia fikir segalanya akan berubah. Tetapi nyatanya, semuanya sama saja.

"Jeno.. " suara lembut terdengar diikuti gerakan pintu yang terbuka lebar "Kamu, enggak istirahat.?"

Ragu ragu dia menoleh, sosok paruh baya itu masih terlihat sama, terlihat awet muda. Sosok yang menyandang marga Jung seperti dirinya, sosok yang dia sebut mama.

Dear U || NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang