Chapter 5

655 98 4
                                    

Happy reading...

 
  

 
 
 

"Oh.."

Jaemin mengerjap kaget, ini masih pukul delapan pagi ketika dia berhalusinasi.

Dan tidak kurang dari satu jam dia baru saja selesai sarapan buatan mamanya. Lalu ini, kenapa matanya seperti melihat sosok yang menghilang sejak lama.

"Yaampun gue kurang tidur kayaknya deh.." Dia mengerjapkan lagi matanya, namun semakin mendekat, bayangan sosok itu makin jelas terlihat nyata. Sosok itu berdiri tepat di samping mobilnya, bersandar pada pintu mobil kemudi dengan wajah terlihat datar kearah Jaemin.

"Gak usah lebay, lo bukan pemain sinetron sampe ngeliat gue dibikin drama kaya gitu."

Tunggu dulu..

Sejak kapan bayangan bisa berbicara.?? Jelas pula

"Ckk.. ini gue Na. Lo gak lagi mimpi ataupun berhalusinasi."  

"Aww.. " Demi apapun Jaemin seperti orang bodoh, dia menepuk pipinya beberapa kali serta mencubit lengannya sedikit kencang, dan berakhir dia kesakitan.

"Lo, Jeno.?? Lo Jung Jeno.?" Tanyanya bertubi tubi

"Iya, ini gue.."

Grepp..

Jaemin menerjang tubuh yang sepadan dengannya itu, memeluknya erat hingga nafas Jeno seolah tercekat saking eratnya.

"Kemana aja lo selama ini bre.?? Sumpah gue kira gue gabakal liat lo lagi selama hidup gue."

Jeno mencebik sambil melepas pelukan sahabat terbaiknya itu, namun dalam hatinya dia merasa senang. Lee jaemin banyak berubah, tidak lagi kumal seperti dulu.

"Gila lo, udah mirip bule aja sekarang.. rambut ubanan semua, otot lo udah kaya buah singkong, keras begini.. " ucapnya lagi

"Singkong bukan buah, tapi dia umbi.."

Tawa renyah terdengar, pertemuan dua orang sahabat dipagi hari itu menjadi cerita yang harus Jaemin umbar pada karyawannya pagi ini, tidak boleh terlewat.

Ah.. mengingat karyawan, Jaemin lupa jika caffe akan sangat sibuk di hari weekend seperti ini. Dan itu artinya dia harus segera kesana, bersiap membantu para karyawannya bekerja.

"Lo senggang kan.?" Jeno yang hanya menatap sekeliling rumah Jaemin akhirnya menoleh "Gue mau ajakin lo ke caffe gue."

Jeno menggeleng, tujuannya kesini adalah untuk bernostalgia. Tadinya Jeno mau bermain seharian di rumah Jaemin, tapi dia melupakan satu hal. Bahwa kini, Jaemin dan dia bukan lagi anak sekolahan yang waktu weekendnya bisa dihabiskan dengan bermain. Mereka kini adalah pria dewasa yang harus bekerja.

"Gue mau ke suatu tempat. Next aja gue mampir ke caffe lo." Jeno menolaknya

"Ikut aja, gue masih kangen ama lo bre." Paksa Jaemin

Jeno tetap menggeleng "next aja, tadinya gue mau maen di rumah lo. Tapi ntar aja.."

Jaemin menggaruk lehernya, apa dia batal saja ya ke caffe.? Toh dia yang punya, dia bosnya. Bos kan bebas..

Dear U || NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang