Chapter 26

390 29 1
                                    

"Enggak apa-apa kan, kalo gue biarin lo berjuang sendiri kak?" Sebelum memasuki sebuah gedung, Mark dan Yangyang mengawali obrolan dengan saling tatap beberapa detik. Yang lebih tua hanya mengangguk, paham bahwa Yangyang tidak ingin ikut menemaninya ke dalam.

Bagi Mark, ini sudah jauh lebih dari cukup. Yangyang membuka jalan untuknya dan kini giliran Mark yang membuktikan kalau dia mampu untuk mendapat hasil yang di mau.

"Good luck ya kak Mark" kata Yangyang tulus

Yangyang rasa ini adalah jalan terbaiknya, melepaskan Mark bukan berarti dia harus melupakan jejaknya. Yangyang ingin, dia masih bisa melihat Mark meski dari jauh, melihat Mark bersinar dan terus mensupportnya hingga Yangyang akan melupakan dengan sendirinya rasa cinta itu. Yangyang ingin Mark menjadi bintang seperti impian pemuda itu sendiri.

Mark berjalan memasuki gedung agensi besar itu dengan selimpangan gitar di bahunya. Membawa segenggam harap dan impian besarnya yang semoga saja akan terwujud, juga dengan seuntai do'a tulus Yangnyang.

Semakin hilang Mark dari tatapannya, Yangyangpun melepas perasaannya, mengubur dalam cintanya dan menghapus segala angan dan mimpinya agar bisa dicintai lelaki itu. Semuanya, usai untuk perjuangan Yangyang.

●●●●●

"Penerbangannya jam berapa.?"

"Dua jam lagi"

Jaemin menarik senyum kecutnya dibalik kemudi. Mentertawakan bagaimana nasib dirinya yang harus melepaskan begitu saja cintanya sebelum mulai berjuang.

Kabar itu mengejutkannya, bagaimana pagi tadi dia disambangi oleh Hendery, kakak Yangyang yang membawa sebuah kotak yang katanya diberikan Yangyang untuknya. Isi kotaknya hanyalah sebuah kalung berliontin bulan serta selembar surat dengan tulisan tangan Yangyang sendiri.

Apa yang diharapkan dari sebuah surat perpisahan seperti itu?

Jaemin pikir, dia akan merasa sedih sebab Yangyang lebih memilih mengirimkannya surat daripada bertemu secara langsung untuk mengucapkan selamat tinggal. Namun lebih dari apa yang dia pikirkan, surat itu bukanlah sebuah surat perpisahan melainkan sebuah surat yang membuat dunia Jaemin hancur seketika. Isinya lebih menyakitkan dibanding kalimat selamat tinggal di akhir surat itu.

Ingin mengelak tapi sudah tidak mungkin, meski kenyataan belum sepenuhnya benar sebab dia belum membuktikannya sendiri.

"Gue boleh gak sih hyung, ketemu dia dulu sebelum dia pergi.?"

"Tapi dia bilang ke gue buat lo gak usah temuin dia."

Hendery masih setia menemaninya semenjak tadi, selepas memberikan kotak itu pada Jaemin dia enggan beranjak sebelum memastikan Jaemin tak bertemu Yangyang sampai adiknya itu menaiki pesawat yang akan membawanya ke tempat baru, dimana mereka akan memulai hidup baru tanpa rasa sakit.

"Jaemin, gue yakin kalo lo adalah lelaki yang baik.. " Hendery menarik sebungkus rokok dari saku celananya, lalu menyodorkan bungkusan itu kepada Jaemin.

Sejak kapan ini dokter satu ngerokok.? Pikir Jaemin

"Hnn.."

Lalu keduanya pun larut dengan pikirannya masing-masing sembari menyesap batang nikotin itu dalam diam.

●●●●●●


Renjun baru sadar saat jam makan siang tiba, sebuah pesan singkat yang dikirm Yangyang sejak pagi belum dia baca sama sekali. Rautnya berubah saat dia membaca isi pesan singkat itu. Yangyang akan pergi, pemuda itu membuktikan ucapannya tempo hari lalu. Dia ingin merubah takdirnya, membuang rasa sakit tak dianggap yang diperjuangkannya dan berakhir sia-sia itu, dan akan memulai kembali hidup yang baru.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 11, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dear U || NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang