Chapter 6

620 88 0
                                    

Happy Reading...




Gemerlapnya berbagai macam warna lampu yang menyala diiringi alunan musik yang menghentak menjadi suasana candu yang membuatnya nyaman saat ini. Membuang segala fikiran dan rasa sakitnya dengan terus menikmati setiap waktu di tempat terlarang ini.

Dia menenggak sekali lagi cairan bening berbau tajam itu sebelum kakinya melangkah menuju lantai dansa yang dipenuhi puluhan manusia yang tengah berlomba meliukkan badannya.

"Hai Renjun, biar gue temenin dansa ya."

Meski dengan pandangan kabur dan kepala yang pusing sebab minuman beralkohol yang ditenggaknya tadi, namun Renjun masih bisa mengenali suara itu. Dengan sekali anggukkan wanita itu langsung membawa tubuhnya semakin masuk diantara puluhan manusia di lantai dansa.

"Nikmati iramanya hnn.." wanita itu membisikkan kalimat dengan suara sensualnya tepat di telinga Renjun

"Lupain segala beban lo malam ini, gue bakal nemenin lo senang senang sampe lo lupa kalo lo punya masalah."

Renjun makin menenggelamkan wajahnya di perpotongan leher wanita dengan pakaian kurang bahan tersebut, menyesap aroma wangi parfum mahal yang selalu wanita itu gunakan.

Hentakan musik yang makin lama makin terdengar menusuk telinga itu membuat Renjun semakin tenggelam dalam euforia. Lengannya kian merengkuh pinggang ramping itu diiringi gerakan kepala kesana dan kesini.

"Temenin gue malem ini.. gue mau lo."

Sang wanita hanya tersenyum "Gue siap nemenin lo, tenang aja."

Renjun tersenyum sekilas kemudian kembali menggelengkan kepalanya, sesekali bersenandung mengikuti alunan music dj yang melantun. Terdengar juga umpatan dan racauan tak jelas, kebiasaan Renjun saat mabuk.

●●●●

Mark mengendarkan pandangan ke seisi kelab yang penuh akan manusia, dia berdecak kala tak mendapati sosok yang dicarinya.

"Renjun ada disini gak.?" Tanyanya pada seorang bartender. Mereka sudah akrab satu sama lain karena Renjun sering datang kemari saat pikirannya sedang kacau.

"Dia kesana.. " kata bartender itu sambil menunjuk kearah kerumunan orang di lantai dansa

"Thanks ya."

Beberapa kali Mark terhuyung sebab tubuhnya berbenturan dengan bahu beberapa orang yang tengah mabuk. Aroma khas ala diskotik menguar semakin tajam, juga hingar bingarnya yang memekakkan telinga.

Mark benci sebenarnya pada tempat ini, tapi karena Renjun yang selalu menjadikan tempat ini pelampiasan, maka jadilah Mark mau tidak mau harus menapaki tempat yang menurutnya terlarang ini.

"Renjun.. " panggilnya pada sosok yang kini tengah menelungkupkan wajah di leher seorang perempuan.

Renjun berbalik dengan mata yang sayu juga badan yang tidak seimbang sebab mabuk "hshh.. hai."

Mark menggeleng kasar, Renjun mabuk adalah urusan besar baginya, bukan saat ini. Tapi nanti, setelah dia tersadar kembali dan merasakan efek mabuknya.

Renjun bukan type peminum handal, hanya butuh setidaknya tiga gelas alkohol saja dia akan lupa pada akal sehatnya. Dan nanti, ketika pagi Renjun tersadar, bukan hanya sakit di kepala yang akan dia rasakan. Melainkan sekujur tubuhnya yang akan sakit. Sukur sukur tidak langsung drop.

"Pulang Ren, lo udah mabok. Inget badan lo." Ucap Mark sambil memapah tubuh mungil itu dan mencoba membawanya keluar dari kerumunan.

"Lepas huk--gue gak--huk mabok, Jen.--huk."

Dear U || NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang