Chapter 25

258 26 2
                                    

"Renjun kayaknya manja banget ya sama lo?" Mark langsung membenahi sebuah polaroid yang menampilkan gambarnya dan juga Renjun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Renjun kayaknya manja banget ya sama lo?" Mark langsung membenahi sebuah polaroid yang menampilkan gambarnya dan juga Renjun.

"Coba kalo gue yang gitu ke elu, boleh gak?"

Sore itu, lantai kamar kontrakan Mark sebagian basah lantaran langit kamarnya yang sudah lama bocor, sebagai penghuni kamar yang baik pemuda itupun langsung menyingkirkan air yang terceret dari rembesan tersebut agar tidak licin saat diinjak. Merasa lelah setelah melakukan aktivitas itu, entah perintah  dari mana Mark menggeledah sebuah tas kecil yang tergantung dibalik pintu kamarnya, tas itu sudah lama tidak dia gunakan ngomogn-ngomong, dan saat membukanya Mark mendapati sebuah polaroid dirinya bersama Renjun empat tahun yang lalu.

"Bisa sopan sedikit jadi tamu?"

"Gue bukan tamu kali, toh udah biasa kan gue kesini tanpa ngetok pintu" jawabnya sambil terkekeh ringan

"Pertanyaan gue belom lo jawab Mark" sambungnya lagi

"Pertanyaan apa?"

"Kalo gue yang manja ke elu kaya gitu, boleh gak?"

Mark membenahi kain basah bekas mengepelnya tersebut, tanpa mau basa-basi menjawab pertanyaan Yangyang. Lagipula, sejak dulu yang Mark rasa adalah perlakuan dia pada Renjun dan perlakuan dia pada Yangyang itu sama saja, tidak ada bedanya. Ah, tidak, mungkin hanya Yangyang yang menganggap perlakuan Mark padanya berbeda. Mark lebih peehatian pada Renjun,kan?

"Kaku amat muka lu Mark, gue becanda kali" garing Yangyang kali yang langsung fihadiahi lemparan lap basah dari Mark.

Yangyang tidak ambil pusing, juga dengan ucapannya tadi, pemuda itu akan mencoba menghapus rasanya kepada Mark. Jadi yasudah.

"Btw, ngapain lo kesini? Diusir bang Hendery lagi?"

"Kaga"

"Terus.?"

Yangyang menghembuskan nafasnya perlahan, sesaat sebelum menyodorkan sebuah amplop kepada Mark yang langsung diterima oleh pemuda beralis camar tersebut.

"I-ini.. "

"Jangan sia-siain kesempatan yang susah payah gue kasih buat lo, Mark"

.

"Kamu benar-benar Jeno!"

Jeno hanya tersenyum miring ketika sang ayah melemparkan seluruh berkas yang baru saja dia antar ke atas meja ayahnya itu. Dia masih diam memperhatikan apa yang akan ayahnya lakukan kepadanya.

"Tega kamu mau ngehancurin bisnis papa kamu sendiri yang susah payah papa bangun?"

"Bukankah itu konsekuensi yang harus anda tanggung sebab tidak sama sekali menghargai kinerja saya selama ini?"

Jaehyun hanya menggelengkan kepalanya, sangat tidak percaya ketika sang putra sendiri yang menyulut api bencana kehancuran perusahaannya.

"Bukan saya yang akan merugi, tapi kinerja kamu dimata para kolega yang akan dipertanyakan Jeno, apa yang akan mereka pikirkan jika kamu malah memundurkan kinerja dan performa perusahaan sampai anjlok begini." Lagi, tak habis pikirnya Jaehyun pada Jeno.

Dear U || NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang