Chapter 14

415 55 3
                                    


INI GILA!!

Jaemin tidak tahu lagi harus mengatakan apa saat melihat sahabatnya kini menghabiskan sekitar empat cangkir kopi hari ini. 

"Lo mau cari mati, hah.?? Please lah Jung Jeno. Lo gak boleh goblok.!!"

Bentaknya marah pada sosok Jung yang kini hanya terfokus pada layar macbook tanpa mau menoleh.

"Bacot lo Na." Jawab Jeno tak terima,

"LO YANG BACOT GOBLOK.!!" Jaemin mengacak frustasi surainya yang tadi tertata rapi.

"Berenti nyakitin diri lo sendiri goblok, berenti maksain diri lo..!"

Jeno menghentikan kegiatannya mengetik, melirik kearah Jaemin yang kini menatapnya nyalang "gue kerja, bukan nyakitin diri gue.!"

Jaemin kembali berdecak. "Stop jadi workaholic, Jung. Lo bisa sakit kalo kaya gini caranya."

Dia sudah tidak tahan lagi, bagaimana bisa Jeno lebih memengingkan timpukan dokumen itu daripada kesehatannya sendiri.

Meski menampik, Jaemin tahu bahwa sahabatnya itu begadang semalaman, bahkan tidak mengisi perutnya sama sekali. Perutnya hanya terisi minuman berkafein tinggi yang dapat membuat dirinya tumbang.

"Lo gak tau sekhawatir apa gue sama lo, Jen.. demi Tuhan, gue gak mau lo drop. Please gausah goblok. Tinggalin kerjaan lo sekarang dan istirahat." Pintanya memelas, berharap Jeno mau luluh dan mendengarkannya.

"Sedikit lagi, Na." Dan hanya itu jawaban Jeno.

Sedikit lagi, sedikit lagi sejak tadi hingga dua jam berlalu.


Brakkk...

Jeno sepertinya lupa jika Lee Jaemin sudah emosi. Pemuda itu menggebrak meja hingga Jeno terperanjat. Tidak peduli jika telapaknya akan terluka.

"Lo apa-apaan sih, Na."

"KAN GUE BIPANG BERENTI JUNG.! LO BUDEG.??" Teriaknya nyalang.

Jeno mengalah, berhenti demi tidak terciptanya sebuah keributan yang akan terjadi. Dia lelah, tidak inhin menambah beban dalam fikirannya untuk berdebat dengan Jaemin.

"Gue udah nyuruh Winter pesen makanan, lo boleh pulang. Gue mau tidur." Usirnya pada Jaemin dengan datar.

Namun pemuda Lee itu tidak beranjak, dia justru mendekati kearah Jeno yang akan merebahkan dirinya di sofa.

"Apa lagi.?" Tanpa jawab, Jaemin hanya diam dihadapan Jeno.

Sesuatu yang ingin dia ucap, namun entah kenapa tidak bisa keluar dari mulutnya.

"Gue tungguin lo sampe lo neneran makan, abis itu gue caw."

○○○○

Matahari sepertinya ikut bermain-main dengan perasaan Jeno. Mendukungnya yang tengah kelabu dengan menurunkan ribuan airmata malaikatnya.

Selepas makan, nyatanya Jaemin masih duduk bertengger manis di kursi samping Jeno. Pemuda itu hanya menyenderkan bahunya di senderan kursi, memperhatikan kegiatan Jeno tanpa mau membuka suara.

Gedung tinggi yang menjulang ini tak memiliki balkon, andai ada Jeno sejak tadi telah keluar dan menikmati hujan yang turun.

Jaemin, lagi-lagi mengernyitkan dahi kala senyum Jeno terulas hanya katena rintikan hujan di kaca jendela.

Dear U || NorenWhere stories live. Discover now