Chapter 9

497 83 0
                                    

Di penghujung bulan, hari hari masih seperti biasa.  Cuaca juga masih tidak bisa ditebak, kadang hari yang cerah mendadak mendung, kadang hujan juga turun tanpa menunjukkan tanda tanda.

Renjun memandangi langit pagi yang memunculkan semburat jingga dari ufuk timur di balkon kamarnya. Hari ini rasanya enggan sekali dia pergi pagi buta, entahlah, mungkin lelah sebab kegiatannya itu sudah berlangsung hampir 2 mingguan ini. Demi menghindari bertemu tatap dengan Jeno.

Udara terasa dingin membuatnya sedikit bergidik kala kulitnya tersapu angin fajar. Dia mengendar pandang, kicauan burung yang lewat terdengar inderanya. Sesekali Renjun memejamkan mata, dulu tiap weekend, saat sang papa masih ada dia selalu membangunkan Renjun hanya untuk melihat matahari terbit, alibi sang papa agar ditemani jogging keliling komplek.

'Anak muda jangan malas.. ayo bangun, liat matahari terbit sama papa diujung jalan sana' begitu sang papa selalu membangunkannya tiap minggu pagi.

Seulas senyum sendu terlihat, Renjun rindu saat seperti itu. Renjun rindu berlarian pagi mengejar matahari terbit bersama sang papa.

"Belum pergi.??" Lalu Renjun terkejut saat suara Jeno terdengar, bersamaan dengan hadirnya sosok itu di balkon kamaranya yang tepat berada di sebelah.

Renjun tak menggubris, dia langsung membuang muka. Ingin segera beranjak namun entah kenapa dia masih saja diam ditempat.

"Gapapa, sesekali kamu harus sarapan di rumah, kasian mamah khawatir sama anaknya."

Gemerisik angin pagi serta kicauan burung menemani keduanya dalam diam. Jeno canggung, sedangkan Renjun membeku.

"Renjun.. " keberanian dari mana Jeno dapatkan, dia memanggil sang kakak, berharap Renjun akan menoleh tapi ternyata tidak sama sekali.

Sebelum dia beranjak mendahului, Jeno tersenyum manis meski entah terlihat atau tidak oleh Renjun.

"Sampai ketemu di meja makan.."

●●●●

Suasana meja makan kini terasa lengkap dimata Jaehyun, untuk pertama kalinya setelah dia dan Winwin menikah 6 tahun lalu, baru hari ini mereka bisa berkumpul di meja makan yang sama, utuh, sebagai sebuah keluarga.

"Dimakan ya, mama bikinin sarapan favorit kalian." Kata Winwin

Dua hidangan yang sama tersaji untuk Jeno dan Renjun, roti gandum bakar serta masing masing segelas susu coklat.

Jeno tertegun, bukankah Renjun tidak suka roti gandum.??

Dan Renjun pun sama halnya dengan Jeno, dia tertegun pula kala melihat segelas susu coklat untuk Jeno.

Bukankah Jeno tidak suka susu coklat.??

Lalu pertanyaan yang sama terlintas di benak mereka masing masing, sejak kapan mereka menyukai makanan yang dulu sama sekali tak mereka sukai.????

"Nak.. ayo dimakan."

Keduanya serempak menoleh kemudian mengambil piring masing masing.

"Papa mau ngasih tau ke kalian, mungkin lusa papa dan mama bakak terbang ke LA. Ada pekerjaan yang harus papa urus disana."


"Uhukkk..!!"

Tuhan, tak bisakah Renjun mengunyah makanannya hingga habis dulu sebelum tersedak.??

Jeno yang berada disamping Renjun langsung menyodorkan air putih miliknya.

Dear U || NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang