Chapter 7

579 89 1
                                    


Happy reading..

 

 

Jeno bersandar pada tembok putih yang berada di ruangan sang papa, menatap kearah jendela besar gedung lantai 38 perusahaan Jung. Hujan yang melanda sejak pagi membuat suasana hatinya semakin keruh.

Hari ini adalah pertama kalinya dia menginjakkan kembali kakinya di perusahaan Jaehyun setelah sekian lama. Beberapa tahun silam, lebih tepatnya sebelum segalanya berubah.

Dia mengeratkan pegangan tangannya pada dua sisi jas yang dia kenakan sambil terus menatap lurus ke depan.

Hujan turun tanpa mau berhenti, ya.?

Senyum sungging terlihat meski samar. Dulu Jeno tidak pernah menyukai hujan karena hujan selalu membuatnya sakit, dan mama selalu mengomelinya karena itu. Tapi sekarang sang hujan ibarat sebuah kebahagiaan tersendiri baginya. Jika bisa, dia ingin sekali menerjang hujan saat ini dan berdiam diri dibawah guyurannya.

"Jeno .." Jeno membalikkan badan kala suara sang papa - jung Jaehyun- terdengar.

Pria paruh baya itu mendekat kearah sang putra, ditatapnya tak percaya Jeno yang kini mengenakan pakaian semi formal. Kemeja hitam dipadu jas berwarna abu melekat pas di tubuhnya.

"Kamu gagah banget pake pakaian kaya gini, udah cocok gantiin papa." Ucap Jaehyun sambil menepuk pundak Jeno.

"Jeno cuma nurutin kemauan papa.." jawabnya.

Tawa kecil terdengar dari mulut Jaehyun, jagoannya tidak pernah berubah.

"jadi kapan semuanya berakhir, pa.??"

Ada tanya yang jawabannya selalu tak pernah Jeno percayai, ketika dia berhadapan dengan sang papa. Dan jawaban itu hanyalah sebuah kata "nanti, ada saatnya".

"Nikmati dulu waktu kamu seperti ini nak. Nanti ada saatnya.. " jawab Jaehyun sambil memandang teduh sang putra

Selalu begitu, Jeno sudah tidak bisa lagi menghitung berapa ribu kali sang papa menjawab demikian. Yang jelas, bagi Jeno jawaban sang papa hanyalah bualan belaka.

"Ini, kamu bisa memulainya dari sini.." Sang papa menyerahkan sebuah map berwarna merah ketangan Jeno "kalau kamu berhasil, keinginan kamu satu persatu bakal papa penuhi."

"Termasuk apa yang papa janjikan dulu.??"

Tangannya menggantung saat akan kembali menepuk bahu tegap sang putra, butuh beberapa saat ketika Jaehyun menatap lekat kearah sorot mata tajam Jeno.

Tatapannya, persis seperti yang dia punya. Benar kata sang istrinya dahulu jika Jeno adalah duplikatnya. Benar benar duplikat Jaehyun yang tidak ada celah perbedaannya sama sekali, termasuk sifat dan perilaku.

"Iya, termasuk janji papa dulu sama kamu--" Meski ragu, Jaehyun akhirnya mengiyakan permintaan sang putra.

Janjinya dahulu.. harus dia tepati.

"--Seorang Jung tidak akan pernah ingkar." Lanjutnya kembali.

Jeno tersenyum tipis kepada sang papa kemudian membungkuk

Jaehyun mengangguk kemudian kembali menepuk bahu tegap putranya itu "Berusahalah nak, buktiin sama papa kalo kamu bisa."

Setitik celah kebahagiaannya  itu sudah terlihat, dan Jeno harus berusaha lebih keras sedikit lagi untuk mewujudkannya. Namun dia tidak menyadari bahwa sang papa, berada didalam kebimbangan antara dua pilihan, menjadi pembohong atau menjadi pecundang.

Dear U || NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang