30-Chat Denan

9.2K 751 17
                                    

Syuamitonirrajim:
|| Kayesa

Mata Kayesa membulat begitu membuka ponselnya dan menemukan kontak yang beberapa hari lalu memblokir dirinya baru saja mengiriminya pesan. Kontak yang ia beri nama secara asal-asalan itu adalah hasil dari kekesalannya kepada Denan yang telah memblokirnya.

Kayesa memegang dadanya. Setelah beberapa hari tidak mengabarinya, Denan tiba-tiba saja mengiriminya pesan? Ingin sekali rasanya untuk tidak membalas pesan tersebut. Kayesa ingin balas dendam. Kayesa ingin mengabaikan pesan tersebut. Kayesa ingin membuat Denan merasakan apa yang dirinya rasakan. Kali ini dirinya tidak akan terlena begitu saja. Beberapa hari ini Denan membuatnya banyak pikiran, tidak tenang, khawatir, dan berbagai macam pikiran singgah memenuhi otak minimalisnya. Jadi, dirinya tidak akan mudah memaafkan Denan begitu saja.

Biarlah laki-laki itu merasakan apa yang Kayesa rasakan. Kayesa tidak akan peduli. Biar saja Denan di sana. Ingin tetap tinggal di sana tidak kembali juga Kayesa tidak akan peduli lagi.

Jika memang laki-laki itu menganggap penting keberadaannya, harusnya sudah sejak awal dirinya dikabari. Bukan malah memblokir nomornya dan dibuat kesal seperti ini.

Sungguh demi apa pun, Kayesa sangat kesal dengan Denan.

Me:
Ngapain nge-chat?! Masih ingat kalau ada || Kayesa?!

Lihatlah, jari-jarinya kini berkhianat. Niat untuk mengabaikan pesan Denan, tetapi jari-jari tangannya malah bergerak dengan lincahnya untuk membalas pesan tersebut.

"Gak apa-apa, dibalas aja dulu, nanti baru di-ghosting," gumam Kayesa seraya tersenyum sinis.

Kayesa masih berada di rumah Lentera. Ia baru saja usai mendirikan sholat Dzuhur. Duduk di atas tempat tidur dengan posisi bersila, Kayesa menatap layar persegi di tangannya dengan intens. Mengabaikan Lentera yang juga sedang sibuk dengan layar perseginya, memilih menu camilan yang akan keduanya nikmati siang ini.

Syuamitonirrajim:
|| Aku masih ingat, kok, kalau ada Kayesa
|| Gak pernah lupa

Halah. Bullshit! Omong kosong! Ingin sekali Kayesa membalas seperti itu.

Me:
Denan jelek! Kayesa gak suka ||

Syuamitonirrajim:
|| Iya. Denan memang jelek
|| Kamu cantik

"Idih, apa-apaan pake muji-muji segala?!" Kayesa mencebikkan bibirnya. Namun, tak ayal kedua pipinya merona setelah membaca dua kata tersebut.

Me:
Gombal! Gak mempan! ||

Syuamitonirrajim:
|| Kayesa🥺

Me:
Apa, sih? ||

Syuamitonirrajim:
|| Rindu kamu 😔

Kayesa terdiam. Jari-jarinya berhenti bergerak. Bibir bawahnya ia gigit kuat merasakan debaran aneh yang menghantam dadanya. Benarkah Denan merindukannya? Mengapa rasanya sebahagia ini saat tahu bahwa Denan merindukannya?

Perlahan, senyum Kayesa terbit begitu saja. Membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur milik Lentera, Kayesa kembali menatap layar ponselnya dengan kedua pipi yang kini semakin merona merah. Dan, abaikan Lentera yang sesekali menatapnya dengan sorot mata penuh kejulidan.

"Kenapa lo senyum-senyum?" Tanya Lentera seraya menoel-noel pipi Kayesa dengan ujung jari telunjuknya. "Mana pipi merona gitu," lanjutnya mengomentari.

Kayesa hanya menggerakkan bola mata ke arah Lentera dengan sekilas lalu kembali fokus pada layar ponselnya. Tidak menjawab pertanyaan Lentera, senyum Kayesa tidak henti tercetak.

SyuamitonirrajimWhere stories live. Discover now