55-Berhasil?

6.4K 496 146
                                    

Setelah melaksanakan shalat isya, Kayesa kini berkutat dengan kosmetik yang berada di atas meja riasnya. Mempelajari satu per satu istilah-istilah yang tidak ia mengerti ketika membaca cover dari kosmetik tersebut.

"Ternyata mau jadi cantik ribet juga, ya?" tanya Kayesa kepada dirinya sendiri. Ia mulai meraih ponselnya, membuka aplikasi YouTube, dan kemudian mengetik Tutorial Make Up untuk Pemula di kolom pencarian aplikasi tersebut.

Tidak perlu menggerakkan jempol untuk mencari video sampai ke bawah. Kayesa langsung memilih video yang berada di urutan pertama. Selain make up yang terlihat memiliki kesan natural, thumbnail video tersebut juga menampilkan seorang perempuan yang memiliki warna kulit yang sama sepertinya. Kata Lentera, baiknya ia belajar make up yang terlihat natural dan fresh, serta pastikan seseorang yang ia tonton videonya memiliki kulit yang kurang lebih sama dengan warna kulitnya. Sekarang, Kayesa sangat patuh apa yang dikatakan oleh temannya itu.

Kayesa menggunakan indera penglihatan dan pendengarannya sebaik mungkin saat video yang memiliki durasi kurang lebih dua puluh lima menit tersebut terputar. Tidak ada bagian-bagian yang ia skip sama sekali. Kayesa bahkan mencatat urutan pengaplikasian makeup yang diperagakan oleh Beauty Vlogger tersebut.

"Oke! Ada pelembab, beauty sponge, brush set, fondation, concealer, bedak tabur, contour, blush on, pensil alis, eye shadow, eyeliner, jepit bulu mata, maskara, highlighter, lipstick, terus setting spray." Kayesa mengabsen satu per satu peralatan yang akan diaplikasikan pada wajahnya.

"Banyak banget," gumam Kayesa. Keperluan untuk menyulap wajah menjadi cantik ternyata sebanyak ini. Pantas saja uang jajan yang diberikan oleh Denan selama sebulan nyaris habis sebelum waktunya hanya untuk membeli berbagai macam kosmetik. Terlebih, Lentera memilih berbagai merek kosmetik yang sangat tidak ramah di kantong.

"Suami lo itu kaya, Kay. Boros dikit nggak apa-apa, kok." Begitulah kata Lentera pada saat Kayesa hanya bisa terkejut dengan mulut sedikit menganga mendengar total belanjanya disebutkan. Semoga saja nanti Denan tidak kaget dan mau mengganti uang jajannya dengan senang hati.

Kayesa menggaruk pelipisnya sembari terus menatap kosmetik yang telah ia susun rapi di atas meja sesuai dengan urutan pemakaian.

"Sebenarnya ini lagi ngapain, sih?" tanya Kayesa yang bingung sendiri. Ia tidak tahu, apakah yang ia lakukan ini benar atau tidak. Bagaimana kalau Denan justru mengeluarkan kata-kata julidnya?

Kayesa berdecak. "Awas aja kalau nanti Denan malah ketawain Kay!"

Menghela napas, Kayesa memutar ulang video tutorial make up tersebut. Siap untuk mengaplikasikannya pada wajahnya sendiri. "Bismillahirrahmanirrahim. Semoga Lentera nggak menyesatkan."

.....

"Lentera, kok, punya pikiran buat beli ginian, sih?" Kayesa membuka paper bag dan mengeluarkan pemberian Lentera dari dalam sana. Bagaimana mungkin ia bisa mengenakan pakaian seperti itu? Bisa-bisa Denan syok melihatnya. Kata Lentera, pakaian ini memang pakaian haram, tetapi halal untuk ia kenakan di depan Denan.

Harusnya dirinya yang meracuni otak Lentera berdasarkan pengalamannya yang telah menikah, tetapi mengapa justru Lentera yang meracuni otaknya seperti ini?

Meskipun Denan adalah suaminya, tetapi ia sungguh malu jika harus mengenakan pakaian tersebut. Lentera ini otaknya memang rada-rada, bisa-bisanya temannya itu merekomendasikan ide seperti ini.

"Coba dulu aja kali, ya? Nanti dicopot lagi."

Kayesa mengangguk membenarkan perkataannya, ia akan mencoba pakaian itu sebentar lalu kembali melepasnya. Setidaknya ia sudah menuruti perkataan Lentera untuk mencoba pakaian yang sebenarnya tidak dapat dikatakan seperti pakaian itu.

SyuamitonirrajimWhere stories live. Discover now