33-Sebenarnya...

10K 827 21
                                    

Denan memijat pelan pelipisnya dengan helaan napas berat. Sejak hendak berangkat hingga dirinya tiba di Sepinggan Airport pada waktu yang telah mendekati Dzuhur ini, Denan tak henti-hentinya merasakan sakit di kepala. Di dalam pesawat tadi, ia juga lebih memilih banyak diam, hanya menjawab seperlunya apa yang ditanyakan oleh dosen dan senior-seniornya yang juga ikut serta dalam penelitian ini. Tujuan dari senior-seniornya untuk ikut penelitian ini adalah demi kepentingan tugas akhir. Sementara, berbeda dengan Denan, tidak ada kepentingan khusus untuk dirinya mengikuti ini, ia hanya ingin mempraktikkan teori yang telah ia pelajari dan membuat artikel ilmiah setelahnya sesuai dengan data yang ia dapatkan nanti. Namun, kehadiran Denan di penelitian kali ini cukup diharapkan oleh sang dosen yang memang mengetahui kemampuan Denan di berbagai mata kuliah tidak dapat diremehkan.

"Kita makan dulu, baru setelahnya ke masjid untuk sholat."

Keputusan dari dosennya itu membuat semua mengangguk menerima.

Denan melirik arloji yang melingkari pergelangan tangannya, masih ada lima belas menit hingga adzan Dzuhur berkumandang. Laki-laki itu akhirnya mengikuti ke mana rombongannya pergi melangkah.

Sampai di rumah makan, Denan segera mengaktifkan ponselnya seraya menunggu pesanan tiba. Ia menatap layar perseginya lama sebelum akhirnya menghela napas. Ada senyum tipis terbit di kedua sudut bibirnya memandangi foto Kayesa yang begitu lelap dalam tidurnya. Foto itu Denan ambil sebelum berangkat dan semoga istrinya itu tidak berbalik marah padanya saat mengetahui bahwa ia pergi tanpa memberitahunya.

"Wah, bagaimana pengantin baru? Ada perkembangan? Masih suka gelud?"

Denan sontak tertawa kecil mendengar pertanyaan dosennya itu. Pak Adit adalah salah satu dosen yang menjadi saksi perdebatan sengit antara Kayesa dan Denan.

"Sudah gak bisa gelud lagi, Pak. Kayesa mah banyak coveran-nya."

Kini, dosennya itu yang menyemburkan tawa. "Kamu dan Kayesa buat satu Jurusan gempar. Tiba-tiba aja ada undangan nikah, malah saya waktu itu ada di luar kota, jadi tidak bisa datang."

Denan mengangguk. Dalam hati dia bersyukur karena dosen-dosennya memang banyak yang berada di luar kota pada kala itu. Bukan karena ia tidak ingin dosennya itu datang ke pernikahannya, hanya saja Denan tidak ingin mendengar banyak ledekan dan julidan yang akan ditujukan padanya. Asal kalian tahu saja, dosen-dosennya itu memiliki sifat heboh yang sama seperti teman-temannya yang kadang membuat Denan pusing sendiri.

"Ternyata kalian benar-benar sudah menikah, saya sampai tidak percaya. Grup chat dosen heboh juga. Saya kira ada anak yang iseng buat undangan pernikahan kalian, tapi waktu Bu Lilian kirim video akad kamu baru saya benar-benar percaya," ucap dosennya itu masih dengan sisa-sisa tawanya.

Setelah pesanan datang, mereka memutuskan untuk segera makan sembari mengobrol membahas topik menarik lainnya.

Setelah makan dan shalat, ternyata Denan tidak bisa langsung mengistirahatkan kepalanya yang benar-benar terasa pusing melainkan ia harus mengikuti Pak Adit dan senior-seniornya yang mengadakan pertemuan di salah satu Universitas yang berada di pusat kota Minyak tersebut. Dua jam terasa begitu sangat lama, setelah membicarakan hal-hal yang tidak terlalu Denan cerna akhirnya ia bisa bernapas lega setelah sampai di penginapan.

Laki-laki itu memutuskan untuk membersihkan tubuh terlebih dahulu, menyegarkan kepalanya berharap rasa pusing yang ia rasakan segera menghilang. Setelahnya, ia memilih tidur beberapa saat dan kembali terjaga setelah salah satu seniornya membangunkannya karena adzan Ashar telah berkumandang.

Denan menghela napas. Rasa pusing di kepalanya semakin memburuk dan sekarang ia juga merasakan rasa panas di tubuhnya yang tidak main-main. Mungkinkah ia sedang demam? Denan mengusap wajahnya sebelum akhirnya bangkit sempoyongan untuk segera melakukan shalat Ashar. Sempat terlintas di dalam pikirannya bahwa ini semua adalah akibat dirinya yang pergi tanpa memberitahu istrinya, terlebih ia pergi saat sedang melakukan aksi merajuk kepada istrinya itu. Denan sadar, ternyata ia telah melakukan hal yang cukup kekanakan kepada Kayesa.

SyuamitonirrajimWhere stories live. Discover now