31-Kembali

9K 795 28
                                    

اللَّهُمَّ صَيِّباً ناَفِعاً

"Ya Allah, turunkanlah kepada kami hujan yang bermanfaat."

Hadis dari Sahl bin Sa'ad, beliau berkata bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: "Dua doa yang tidak akan ditolak: Doa ketika azan dan doa ketika turunnya hujan."

Akhir-akhir ini cuaca memang tidak menentu. Pagi tadi hujan mengguyur, siang harinya berganti dengan hangatnya sang matahari, dan sore ini hujan ditakdirkan turun untuk kembali membasahi bumi.

Di tengah derasnya butir-butir air yang mengguyur, ada Kayesa yang menatap ke luar jendela kamarnya seraya menyematkan banyak doa-doa terbaik versinya. Sebagai bentuk untuk menyalurkan rasa syukur kepada sang Pencipta yang telah memberikan kebaikan dan keberkahan yang mengiringi turunnya hujan.

Tidak jarang saat hujan turun ada celaan dan keluhan yang kerap terdengar. Kebutuhan manusia yang berbeda-beda terkadang menjadi faktor pro dan kontra terhadap turunnya hujan. Padahal, hujan adalah rahmat. Banyak kebaikan dan keberkahan yang tidak dapat ditelaah secara langsung. Maka dari itu, untuk memperoleh kebaikan dan keberkahan tersebut dapat diwujudkan dengan banyak-banyak berdoa di waktu hujan. Seperti sabda Rasulullah, salah satu waktu mustajab untuk berdoa adalah di waktu turunnya hujan.

Ketika terjadi banjir yang disebabkan oleh hujan yang terus mengguyur, jangan salahkan hujannya. Sejatinya, kerusakan yang terjadi di bumi ini adalah ulah manusia yang tidak melakukan perbaikan terhadap apa yang dirusak. Seperti yang terjadi pada kaum Tsamut saat diutusnya nabi Saleh, Allah menurunkan azab karena telah melakukan kerusakan di bumi yang tidak melakukan perbaikan. Bisa jadi, musibah atau bencana yang banyak terjadi adalah bentuk peringatan Allah kepada hamba-Nya.

"Kak...!"

Suara Keynan dan satu tangan yang memegang sebelah bahunya menyadarkan Kayesa dari lamunan. Kayesa sempat memasang raut terkejut sebelum akhirnya menampol lengan adiknya dengan cukup kuat.

"Dipanggil-panggil loh dari tadi, tapi lo malah asyik melamun."

"Mana ada melamun..."

"Mana ada melamun..." Tiru Keynan dengan nada suara dibuat-buat.

Kayesa memelototkan matanya yang membuat Keynan terkekeh. Akhir-akhir ini kadar emosi kakaknya meningkat. Namun, terlihat lucu di matanya.

"Keponakan Om jangan suka buat Mamanya marah-marah, ya. Nanti Mamanya cepat tua," ucap Keynan seraya menoel-noel perut Kayesa yang tertutupi pakaian dengan jari telunjuknya.

"Apaan, sih?" Kayesa menepis jari telunjuk Keynan dari perutnya. Namun, tak ayal juga membuatnya tersenyum tipis. Perubahan wajahnya sekarang mendadak terlihat bahagia.

Siang tadi, Umi juga disusul oleh Mama mertuanya membawanya ke dokter kandungan yang ternyata merupakan sahabat Uminya sendiri. Sepulang dari rumah Lentera, ia langsung memberitahu kedua orangtuanya mengenai kehamilannya. Lagi pula, Kayesa tidak mungkin menyembunyikan kabar yang membuat kedua orangtua dan mertuanya bahagia. Hanya Keynan yang terlihat setengah-setengah. Setengah bahagia, juga setengah murung. Pasalnya, statusnya sebagai anak bungsu sedang dipertaruhkan di rumah ini. Namun, Kayesa tahu, adiknya itu tidak benar-benar merasa tersisihkan.

Oh, iya. Apa kalian tahu mengapa Kayesa bisa hamil padahal telah meminum pil pencegah kehamilan? Menggali ingatannya pada saat siang hari tadi cukup membuatnya malu. Bahkan, sekarang pun malunya masih begitu membekas.

SyuamitonirrajimWhere stories live. Discover now