50-Gosip

4.3K 485 27
                                    

Kayesa keluar kamar mandi dengan tubuh segar sehabis membersihkan diri. Ia menatap Denan sekilas yang duduk di atas sofa entah sedang mengerjakan apa pada tablet di tangannya. Tidak ada yang membuka suara hingga sore ini setelah mendapat pengakuan Kayesa yang tidak cemburu jika Denan dekat dengan perempuan lain. Memilih menghindar, Kayesa keluar kamar dan menuju dapur. Mengambil toples besar yang berisi kerupuk, lalu ia bawa ke ruang tengah untuk ia makan di sana.

Kayesa mulai mengunyah kerupuknya dengan berisik. Entah kerupuk jenis apa yang dibawakan oleh Mama mertuanya, begitu berisik pada saat dikunyah. Sesaat, Kayesa berhenti mengunyah kala Denan datang dan mengambil posisi duduk yang tidak jauh di sampingnya. Kayesa prediksi hanya berkisar tiga jengkal jaraknya duduk dengan Denan.

Kayesa memilih abai saat melihat Denan yang hanya duduk diam tanpa melakukan apa pun. Ia kembali menggigit kerupuknya dengan santai tidak peduli dengan Denan yang kini menatapnya karena suara nyaring yang ditimbulkan oleh kerupuk yang Kayesa kunyah. Kini, hanya ada suara kunyahan kerupuk yang memecah keheningan di ruangan tersebut.

Kembali, Kayesa berhenti mengunyah kala tubuh Denan bergeser mendekat dan merebut toples yang berisi kerupuk dari tangannya.

Kayesa berdecak, ia ingin protes, tetapi tertahan oleh suara kerupuk yang digigit oleh Denan. Kayesa menghela napas. Ia memilih diam, tetapi tangannya terjulur masuk ke dalam toples dan kembali mengambil kerupuk di sana. Sebenarnya, hal ini cukup aneh, keduanya hanya memakan kerupuk tanpa berniat untuk saling berkomunikasi. Saat ini, keduanya justru menggigit kerupuk dengan saling bertatapan sinis, seperti sedang beradu siapa yang paling berisik dalam mengunyah.

Lagi, Kayesa kembali berhenti mengunyah setelah mendengar nada panggilan masuk dari ponsel Denan. Kemudian, disusul oleh si pemilik ponsel yang telah menelan kerupuk hasil kunyahannya dan segera mengangkat panggilan yang masuk.

"Sudah datang?"

"....."

"Oke. Gue ke sana sekarang."

Kayesa terus memperhatikan gerak gerik Denan yang mengangkat panggilan masuk hingga berdiri dan melangkah menuju kamar. Suaminya itu bergerak tanpa perlu repot-repot menatapnya sama sekali.

Kayesa mendengus, ia kembali memasukkan kerupuk ke dalam mulutnya dengan kesal dan mengunyah dengan berisik. Ia tebak, Denan pasti tengah bersiap dan sebentar lagi akan pergi meninggalkannya seorang diri di rumah ini.

Tidak lama, Denan keluar kamar dan telah berpenampilan rapi. Laki-laki tersebut melangkah lurus ke arah Kayesa dengan wajah datar. Sementara Kayesa menatapnya kesal dengan mulut yang terus mengunyah.

Namun, tatapan kesalnya tidak berlangsung lama. Kini, tatapan itu berubah membulat dengan mulut terkatup rapat saat Denan mendaratkan bibir di dahinya dengan secepat kilat dan kemudian pergi begitu saja tanpa mengatakan apa pun.

Mulai memahami apa yang baru saja terjadi, Kayesa meraba dahinya yang baru saja dikecup oleh sang suami. Matanya berkedip cepat saat menemukan bekas bibir Denan yang tertinggal menempel pada dahinya. Bekas bibir berupa remahan kerupuk berminyak.

Mendengar suara mesin mobil yang menyala, Kayesa buru-buru melangkah dan nyaris berlari kecil menuju ruang utama. Ia menyibak sedikit korden jendela, lalu mengintip pergerakan Denan yang tengah menutup pagar hingga mobil yang ditumpangi Denan menghilang dari radar pandangnya.

Kayesa menghentakkan sebelah kakinya dengan kesal. "Ish, Denan nyebelin. Bukannya pamitan, bilang mau ke mana. Ini malah nempelin remahan kerupuk berminyak di dahi Kay?!"

.....

"Akhhhhh..." Kayesa meringis sakit memegangi perutnya yang terasa tertarik kuat. Ia ingin mengeluarkan suara, tetapi hanya mampu tertahan di tenggorokan. Lantai kamar mandi yang licin membuatnya terpeleset dan jatuh terduduk. Saat ini, Kayesa sungguh merasakan nyeri di daerah punggung hingga ke tulang ekor.  Kedua kakinya pun lemas tidak kuat bertumpu.

SyuamitonirrajimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang