46-Nasehat

4.6K 526 23
                                    

Wanita itu diciptakan dari tulang rusuk. Jika kamu meluruskannya, maka kamu akan mematahkannya. Jadi berlemah lembutlah kepadanya, maka kamu akan dapat hidup bersamanya.

-Al Hakim (IV/174)-

.....

"Oh, Ibnu. Lo di sini juga?" Tanya Kayesa disertai senyum kecilnya setelah tatapannya jatuh kepada gadis kecil yang berada di samping Ibnu.

"Iya, gue di sini, Kay. Si kecil nangis mau dibawa jalan-jalan, tapi sekarang dia minta pulang," jelas Ibnu seraya menunduk untuk menatap gadis kecil di sampingnya.

"Dia adik lo?" Tanya Kayesa yang menatap Ibnu dan gadis kecil yang kira-kira berusia lima tahun itu secara bergantian. Keduanya terlihat sangat mirip.

"Keponakan gue."

"Gemes banget. Namanya siapa?" Kayesa yang hendak melangkah maju untuk mendekati gadis kecil itu, mengurungkan niatnya ketika gadis kecil yang memiliki rambut dikuncir dua tersebut justru bersembunyi di belakang Ibnu.

"Diajakin kenalan sama kakak cantik, kok, malah sembunyi? Coba sebutin namanya siapa?"

Denan mendengus mendengar suara Ibnu. Dia bilang apa barusan? Kakak cantik? Kayesanya memang cantik, tetapi tidak seharusnya kata itu keluar dari mulut Ibnu.

"Aelin..." Gadis kecil itu akhirnya bersuara pelan dengan tingkah malu-malu.

"Aelin?" Tanya Kayesa, memastikan. 

Ibnu tertawa kecil. "Namanya Aerin. Lidahnya masih keseleo sama huruf R."

"Halo, Aelin. Kenalin nama kakak, Kayesa."

"Halo, kak Kasa."

Kayesa tertawa mendengar Aerin salah dalam menyebut namanya. Rasa kantuknya kini hilang tak berbekas saat bertemu dengan gadis mungil cantik itu.

Denan yang sejak tadi tidak mengatakan apa pun, diam-diam mengamati perubahan wajah sang istri yang kini mendadak bahagia. Senyum lebih banyak ditampakkan di wajah mungilnya. Mata yang tadi redup kini terlihat berbinar ceria. Denan sama sekali tidak senang melihat wajah bahagia Kayesa ditampakkan saat bertemu dengan Ibnu.

"Kamu kayaknya bahagia banget," sindir Denan saat dalam perjalanan menuju pulang.

Kayesa yang melangkah beriringan di samping Denan sontak menoleh dan tersenyum. "Denan tau enggak?"

Denan mendengus. "Tau apa? Tau kalau kamu lagi seneng karena dipuji cantik sama Ibnu?"

Mendengar itu, senyum Kayesa perlahan menghilang dan digantikan dengan raut wajah bingungnya. "Maksudnya?"

"Kakak cantik. Jangan pura-pura enggak tau, Kay." Denan tersenyum sinis. Ia menatap lurus ke depan tanpa menatap raut wajah Kayesa yang kini telah berubah karena ucapannya.

"Denan kenapa, sih? Kay aja enggak sadar kalau Ibnu ada bilang begitu!"

Kayesa benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikiran Denan. Suasana hatinya yang mulanya telah membaik, kini kembali Denan rusak.

"Kamu enggak sadar? Padahal aku perhatikan, mata kamu langsung melek loh pas ketemu Ibnu."

Kayesa melangkah cepat kemudian berhenti di depan Denan, menghadang langkah lelaki itu disertai dengan raut wajah marahnya.

"Terus gimana?! Mata Kay harus merem gitu?!"

"Ya enggak tau, kamu pikir aja sendiri!"

Denan benar-benar menjengkelkan. Ingin rasanya Kayesa menangis sekarang. Mengapa laki-laki itu tidak pernah membuatnya tenang? Sebenarnya, suami macam apa Denan?

SyuamitonirrajimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang