Roleplayer's Diary // 16

2.8K 208 2
                                    

Author's POV

Rasya duduk di atas kasurnya. Ia melirik sekilas pada selang-selang infus yang ada di tangannya. Lalu melirik ke arah pintu yang baru saja beberapa detik yang lalu tertutup.

Ella.

Apa kalau gue minta maaf ke Ella dia mau maafin ya? Batin Rasya. Ia lalu menarik nafas panjang dan menghembuskannya.

Apa gue bakal sembuh?

Apa Ella mau bales mention gue lagi di RP sebagai Taehyung setelah dia tau semuanya?

Rasya menyandarkan punggungnya pada dinding. Tak lama, pintu kamar yang Rasya tempati terbuka.

"Permisi.." ucap seseorang yang datang tersebut. Ternyata itu hanyalah seorang perawat yang datang membawakan beberapa obat.

"Loh, yang walinya kemana?" tanya perawat yang memakai name tag "Dewi Airisa" pada Rasya.

"Ah, mungkin lagi keluar.." jawab Rasya.

"Loh kok bisa? Harusnya kan jagain disini.. ckck." Ucap perawat tersebut. Perawat itu lalu menyerahkan obat tersebut pada Rasya dan memintanya untuk meminumnya. Tak lama, datanglah Arsya. Arsya terdiam melihat perawat yang datang dan melihat Rasya yang telah bangun.

"Mas walinya?" tanya perawat tersebut pada Arsya. Arsya lalu mengangguk.

"Harusnya Mas gak boleh tinggalin pasiennya yang sendirian. Kalau misalnya pasiennya kenapa-napa gimana?" tanya perawat tersebut. Arsya menghembuskan nafas panjang.

"Hmm.. Iya deh mbak maafin ya. Lain kali gak bakal ninggalin pasien sendirian." Ucap Arsya. Perawat tersebut lalu hanya terdiam. Arsya lalu memperhatikan Rasya yang tengah meminum beberapa kapsul obatnya.

"Ohiya hampir lupa. Maaf mas tadi dipanggil sama dokternya ke ruangan." Ucap perawat tersebut. Arsya lalu hanya mengangguk dan akhirnya keluar ruangan kamar yang ditempati Rasya.

Arsya melangkah menuju ruangan dokter yang jaraknya agak jauh dengan kamar Rasya. Dia memikirkan kata-kata yang tadi di bicarakannya dengan Ella saat mengantar Ella menuju halte.

"Sya.. Menurut lo, Rasya maafin jangan?"

"Hah? Emang kenapa?"

"Ya enggak. Kalo dia minta maaf ke gue, apa gue harus maafin dia?"

"Hmm, yah.. Sebenernya sih terserah lo aja. Tapi kalo lo minta pendapat gue, mending maafin aja. Gue berharap perilakunya gak terlalu bebas lagi kalo misalnya dia udah temenan sama lo."

"Emang gue bilang kalau gue mau temenan sama dia?"

"Mmm yah.. Enggak sih.. Tapi..."

"Eh, menurut lo Vella sama Rasya itu cocok gak sih?"

"Emang kenapa?"

"Vella suka sama Rasya..."

"Tapi kan.."

"Tapi?"

"Ah enggak." Ucap Arsya sambil tersenyum.

"Ah lo gaje. Udah sampe nih! Makasih ya. Nanti LINE aja kalo ada apa-apa." Arsya lalu mengangguk.

Arsya menggeleng-gelengkan kepalanya untuk menghilangkan bayangan-bayangan apa yang mereka obrolkan tadi. Hingga sampailah Arsya di depan ruang dokter yang menangani(?) Rasya.

"Eh udah dateng. Ayo silahkan duduk." Ucap dokter tersebut. Arsya lalu mengangguk dan duduk di kursi yang ada di depan meja dokter.

"Jadi dok, gimana keadaan Rasya?" tanya Arsya.

Roleplayer's DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang