Roleplayer's Diary // 23

1.8K 171 4
                                    

"Jadi.. Sebenernya, beberapa waktu yang lalu, gue cerita-cerita, ngobrol-ngobrol sama mama dirumah." Ucap Prili. Ella menatap Prili dengan tatapan minta melanjutkan apa yang ingin diberi tahu olehnya.

"Gue.. Mendesak mama buat ceritain kenapa dia memperlakukan lo gak se-care gue sama Yuda. Karena gue yakin, pasti ada suatu cerita atau bahkan alasan kenapa mama jadi kayak gitu ke lo." Ucap Prili lagi. Ella terdiam. Apa mungkin, kalau harapan yang baru saja kugantungkan tadi bersama Arsya menjadi kenyataan? Tanya Ella dalam hati.

"Nah, beberapa waktu yang lalu, akhirnya mama mau cerita ke gue.. Jadi, ceritanya tuh, gini.."

-Flashback ON-

"Ma.."

"Apa Pril?"

"Mama, Prili mau nanya sesuatu ya. Tapi, mama harus jawab."

"Iya apa?"

"Kenapa sikap mama ke Prili sama Yuda beda sama sikap mama ke Ella?"

Mama menatap Prili. Bukannya menjawab, mama hanya terdiam.

"Ma.. Ayolah. Prili tau, pasti ada sesuatu yang bikin mama sama papa jadi kayak gitu ke Ella. Tapi Prili gak tau apa sesuatunya itu.. Dan Prili pengen tau sekarang."

Mama menatap Prili lagi. Tatapannya menyiratkan rasa ragu. Apakah pertanyaan Prili harus dijawab atau jangan dijawab?

"Ma, Prili tau, dibalik sikap mama yang kayak gitu ke Ella, mama masih nyimpen rasa sayang ke Ella."

"Baik. Iya iya Prili. Mama jawab pertanyaan kamu. Jadi, waktu dulu itu, kamu tau sendiri kan, mama hamil?" Prili mengangguk.

"Waktu itu, kamu juga tau kan kalau mama melahirkan?" Prili kembali mengangguk.

"Sebenernya, waktu itu, pas mama melahirkan, entah karena alasan apa, pas bayi yang mama lahirkan itu lahir, dia udah gak bernyawa dan dinyatakan udah meninggal. Dan, ya, mama shock. Tapi, taunya, pada saat yang bersamaan juga, ada temen papa di kantor, yang istrinya melahirkan juga di rumah sakit yang sama kayak mama. Waktu itu, dia bilang, kalau misalnya istrinya melahirkan. Anaknya selamat, tapi, istrinya meninggal karena sebelumnya, istrinya itu kehilangan banyak darah pas pendarahan sebelum melahirkan.

"Papa akhirnya nanya ke temen papa itu. Papa nanya, gimana kalau anaknya diangkat jadi anak sama papa. Awalnya, temen papa itu ragu mau ngasihin anaknya itu ke papa. Tapi, setelah lama negosiasi, dan pemikiran yang panjang, temen papa itu mau nyerahin anaknya ke papa. Dan anak itu adalah Ella."

Prili menatap mamanya tidak percaya.

"Jadi, intinya, Ella bukan anak kandung mama sama papa? Terus juga, dia bukan adik kandung Prili sama Yuda?" Mama mengangguk.

"Terus alasan mama sama papa jadi kayak nggak 'nganggep' Ella ada itu kenapa? Padahal kan sebelumnya, mama sama papa biasa aja sama Ella. Malah keliatannya Ella waktu dulu disayang banget."

"Yah.. Pas habis temen papa itu nyerahin anaknya ke papa, dia ngundurin diri dari kantor tempat papa kerja. Dia memutuskan buat ngundurin diri dan pindah ke Jerman selama beberapa tahun. Nah, pas Ella udah sekitar 4 tahun mau 5 tahun, temen papa itu tiba-tiba muncul sebagai seorang pimpinan perusahaan yang bergerak di bidang yang sama dengan perusahaan yang papa kamu pimpin. Dia tiba-tiba aja muncul dan jadi perusahaan saingannya papa. Waktu itu, hampir aja perusahaan papa bangkrut gara-gara perusahaan temen papa itu. Dan, yang bikin papa aneh, dia kayak yang udah lupa sama semuanya. Dia bahkan kayak yang gak inget kalau misalnya dia udah nyerahin anak dia ke papa. Dia bahkan gak nyebut-nyebut tentang anak sama sekali.

Roleplayer's DiaryWhere stories live. Discover now