Roleplayer's Diary // 6

3.7K 321 7
                                    

Prev :

Saat baru masuk kelas, aku tersandung sebuah tali yang sudah sepertinya dipersiapkan.

Jeduk.

Aku jatuh tersungkur. "Hai Nerd.. Gimana? Puas beduaan sama Arsya di taman belakangnya?"

-------------------------

Aku hanya bisa berdiri dari jatuhku dan menunduk. "Heh! Gue nanya. Udah puas belum berduaan sama Arsya-nya di taman belakang!?" Teriak Vella lagi.

"Udah lah Vell. Emang kenapa sih kalau dia sama si Arsya? Lo masih ada gue kali.." Ucap seorang lelaki. Aku yakin. Dia juga suka membullyku. Dan, anehnya aku tak asing bila mendengar suara ini. Tapi, aku lupa siapa.

"Pede lo. Jelas mendingan Arsya lah dari pada lo R(baca:ar). Tapi, ada urusan apa lo kesini?" Tanya Vella. Aku masih terdiam. Mereka sedang mengobrol bukan? Aku lalu melangkah pergi menuju tempat dudukku.

"Siapa yang nyuruh lo pergi nerd?" Tanya salah satu sidekick-nya Vella, mungkin. Aku terdiam. Selama ini, aku belum pernah berbicara dengan Vella jika dia membullyku.

"Balik badan sini!" Perintah sidekick-nya itu. Akupun membalikan badanku. Lalu aku beranikan diri untuk mendongkak.

"Nerd, kacamata lo mana? Gaada bahan bully-an dong." Ucap Vella. Aku hanya diam sambil tetap menatap lurus kearahnya.

"Apa lo? Udah berani natap gue? Haha." Teriaknya. Sumpah bagiku ini gaje. Pembullyan tergaje selama ini yang pernah aku alami. Tak kusadari, seseorang dari belakangku--yangsepertinya sidekick-nya Vella--menarik ikat rambutku seperti yang Arsya lakukan tadi. Again, rambutku terurai dengan bebasnya.

"Wahaha. Baru liat gue ada nerd cantik. Eh, udah gapantes dipanggil nerd sih kalo gapake kacamata. Dipanggil apa ya?" Tanya si-R R itu. R tampak berfikir. Lalu, mereka yang ada dibelakangku, menyeretku keluar kelas. Entah karena perintah siapa.

Well, aku dibawa ke taman belakang yang sepi itu. Bersama Vella dan Sidekick-nya, juga R dengan sidekick-nya. Menurutku, mereka terlihat seperti pasangan clique paling cocok mungkin. Tak lama, ada salah seorang Sidekick Vella menyiramkan air kepadaku. Apaan nih? Mau main air? Basi banget mainan anak-anak. Meski, sebenernya seru sih._. Bajuku basah, Rambutku basah.

Aku masih terdiam. Menahan amarahku. Mencoba bersabar walau sebenarnya aku tahu pasti gagal. Setelah menyiramiku dengan air biasa, kini mereka menyiramiku dengan telur. Heh? Siapa yang ulang tahun? Dan, untuk apa telur seperti ini dibuang-buang? Aku memejamkan mataku. Selanjutnya, entah apa yang mereka tumpahkan kepadaku hingga..

"Berhenti semua!" Teriak seseorang. Rasanya suaranya familier. Mereka semua pun menghentikan aksinya. Aku membuka mataku. Melihat kebelakang dan alangkah terkejutnya aku ketika melihat seseorang yang berteriak tadi adalah Kak Yuda. Oh, sudahkah aku bercerita kalau Kak Yuda adalah ketua OSIS sekolah? Ya, Kak Yuda adalah ketua OSIS sekolah dan dulu, sebelum jabatan ketos di serahkan kepada Kak Yuda, ketos dijabat oleh Kak Prili. Kakak perempuanku.

Aku melihat ekspresi wajah Vella dan R dan para sidekicknya yang tercengang. Mungkin dalam fikirannya, bagaimana bisa ketos itu menemukan mereka? Kak Yuda berjalan mendekat. Berhenti tepat dihadapanku.

"Bubar!" Perintahnya. Aku juga hendak pergi. Tapi Kak Yuda menahan tanganku. Tidak membiarkanku pergi. Setelah mereka pergi—namun aku yakin masih ada beberapa yang sedang mencoba menguping—Kak Yuda melepaskan cengkramanannya.

"Rupanya, lo ga disayang dimana-mana ya La. Kasian.." Ucapnya dengan nada pura-pura bersedih. LOL! Sumpah bagi aku ini lol banget! Aku kira, dia bakal apa gitu. Ngomong apa, berharap aku kembali kerumah. Eh, taunya? Cuma bilang itu doang? Ternyata hanya aku yang berharap terlalu tinggi. Aku tak bisa menahan tawaku, juga... Tangisku. Tawa palsu.

Roleplayer's DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang