Roleplayer's Diary // 2

5.1K 387 28
                                    

"Nama gue, Arsya." Ucapnya sambil mengulurkan tangannya.

"Oh, uh. Nama gue Ella," Ucapku sambil menjabat tangannya. "Gue duluan ya." Ucapku. Aku berlari kearah kelas.

Setelah pelajaran Mrs. Nur selesai, dilanjutkan istirahat. Aku lalu bergegas menuju perpustakaan. Tempat aku berlindung dari semua bully-an.

Jeduk.

Aku jatuh tersungkur tersandung sebuah kaki. Oh, man. Perbuatan siapa ini? Orang-orang yang menyandungku itu tertawa-tawa bahagia. Huh. Mereka bahagia. Aku? Tersakiti. Aku mengelap dahiku. Saat kulihat tanganku, ada cairan merah-merah. Darah? Aku mengeceknya lagi. Iya. Darah. Ini adalah pertama kalinya mereka membully-ku sampai aku mengeluarkan darah. Kusimpulkan ini yang terparah.

"Lo gapapa?" Tanya seseorang dengan nada yang terdengar sangat khawatir setelah mereka-mereka yang membullyku pergi dengan derai tawa di wajah mereka.

Aku menunduk. "I'm okay." Bisikku. Sebenarnya menahan tangis. Semakin lama makin perih yang terasa di dua tempat. Di dahi dan di dada.

"Hei. Dahi lo berdarah, tuh. Lo ga mungkin gak kenapa-napa." Ucapnya. Dia mengulurkan tangannya untuk mengangkat wajahku pelan.

"Gue anter lo ke uks." Ucapnya. Aku menggeleng.

"Ngga. Gue bawa plester kok." Ucapku.

"Ngga cukup plester kali. Harus diobatin. Udah yuk ah." Ucapnya. Jantungku berdegup kencang. 'Siapa cowok ini? Siapa dia? Kok bisa-bisanya dia nolongin gue dan sebaik ini ke gue?' Akhirnya, aku mengangguk pasrah. Dia membawaku ke uks.

"Lo duduk dulu aja. Gue mau cari dulu obat merah-nya." Ucapnya.

Aku hanya mengangguk. Aku memperhatikan seisi uks. Tempat tidur, dan berbagai macam barang lain yang sepertinya dibutuhkan.

"Ngadep gue sini." Ucap seseorang. Aku pun segera membalik kearah belakang. Aku agak kaget ketika dia sudah ada tepat didepan wajahku.

"Diem ya. Cuma sebentar." Ucapnya. Aku terdiam.

"Aww.." Ringisku pelan ketika dia menekan lembut lukaku dengan kapas.

"Sori.." Ucapnya. Dia mulai meneteskan obat merah ke kapas lalu mulai menekan-nekannya lembut di dahi-ku.

"Lo emang kenapa sih? Kok bisa kesandung gitu kakinya tadi sama orang lain.." Ocehnya. Aku hanya menggidikkan bahu. Dia mengeluarkan plester dari sakunya.

"Omong-omong soal plester, gue juga selalu bawa tiap hari kali." Ucapnya sembari membuka bungkus plester.

"Maaf ya. Sebentar doang kok pasang plester mah." Ucapnya. Dia mendekat. Ditiupnya sebentar dahiku, lalu memasang plester tersebut. Lalu wajahnya mulai menjauh.

"Okesip selesai." Ucapnya. Aku dan Arsya-pun keluar uks lalu berjalan bersama-sama.

"Um, Thanks." Ucapku.

"Oh, gue kira lo orang yang gengsi bilang makasih. Ternyata engga. Hahaha. Sama-sama." Ucapnya sambil tersenyum.

"Nama lo itu, Arsya kan?" Tanyaku. Hanya untuk memastikan.

"Hum. Iya." Ucapnya. "Anak baru bukan?" Tanyaku.

"Gak baru-baru banget sih. Baru tiga bulanan laah." Jawabnya. Pantas saja dia berlaku baik padaku. Toh ternyata dia adalah anak baru di sekolah ini.

"Ooh.. Pantesan gue jarang liat lo." Ucapku.

"Tapi gue lumayan sering loh, liat lo. Terus liat lo di sandung kayak tadi juga pernah." Dengan polos dia mengatakannya.

"Oh ya? Eh, gue lupa.. Gue tadi mau ke perpus. Lo mau ikut?" Tanyaku. "Boleh deh. Perpus tempat favorit gue kok." Ucapnya.

Saat ke kelas. Aku disambut oleh teriakkan Vella. Calon ketua cheers tahun ajaran ini, dan juga ketua dari clique-nya.

"Wahwah. Nerdy-ku sayaang ditolongin sama pangeran ganteng nih. Seneng ga ditolongin sama Arsya? Duh seneng ya pasti?" Tanyanya dengan mimik wajah dipaksakan sedih dan suara merendahkan orang yang sedang dia ajak bicara, yaitu aku.

Aku hanya terdiam. 'Ya terus?' Batinku.

"Ha..Ha. Pasti lagi nge-fly tinggi banget ya? Soalnya ditolongin sama seseorang yang akan jadi ketua tim basket. Duh. You're a lucky girl, Nerd." Ucapnya sambil menajamkan kata 'nerd'. Aku masih terdiam. Pengen rasanya bilang 'Kenapa lo gak bisa diem sehari aja, nyet!'

"Kenapa lo diem aja Nerd?!" Bentak Vella. Duh hell-o. Suka-suka gue mau ngapain aja kali. Kalian mungkin berfikir jika aku adalah orang yang tidak bisa melawan orang yang membully-ku. Namun, sebenarnya tidak. Hanya saja, aku merasa lebih baik diam. Dengan tiba-tiba, seseorang melepas ikatan rambutku. Sehingga menampilkan rambutku yang tergerai dengan bebas. Vella menghampiriku. Dia melepas kacamataku secara paksa, kacamata yang bahkan tadi, ketika aku terjatuh sudah tergesek itu, sekarang ia lepas dan ia jatuhkan.

"Uh, Maaf gak sengaja." Ucapnya. Dia lalu menginjak kacamataku dengan sepatu sneakersnya. Semua orang yang ada dikelas hanya menatap kejadian itu. Tidak ada yang berani mengatakan apapun. Oh My God. Kesabaranku sudah hampir hilang. Nafasku sudah mulai naik turun menahan amarah yang akan keluar dari mulutku. 'Sabar La.. Sabar..'

"Uh maaf lagi. Kacamata lo jadi patah plus kaca-nya pecah ya? Sorry-sorry. Gak sengaja." Ucapnya dengan wajah mengasihani tapi wajah merendahkan juga. Kemudian dia menyeringai tajam. What the hell. Sudah berapa kali aku harus berganti kacamata? huh.

Setelah dia puas dengan perlakuannya, Dia pergi begitu saja. Aku berjongkok. Mengambil potongan dan pecahan kacamataku. Setelah semuanya terambil olehku, aku kembali duduk di tempat semestinya aku duduk. Pojok kelas. Aku juga tak mengikat rambutku kembali. Karena mungkin ikat rambutku sudah mereka buang. Huh.

Saat pulang, aku menunggu taksi di depan sekolah. Tiba-tiba seseorang menghampiriku. "Lo Ella kan?" Tanyanya. Kulihat kearahnya. Butuh waktu yang agak lama untuk mengenali siapa yang ada di hadapanku sekarang karena aku tidak menggunakan kacamataku. Arsya.

"Oh. Um..." Ucapku.

"Kacamata? Ikatan rambut?" Tanyanya.

"Gak tau deh." Jawabku.

"But, seriously. Lo lebih cantik kalau kaya gini, Kalau kata gue." Ucapnya sembari tersenyum kepadaku. Aku rasa, pipiku memerah. Blushing? Tiba-tiba ada taksi lewat. Aku segera menyetopnya.

"Gue duluan." Ucapku. Dia menahan lenganku.

"Bareng aja. Kita searah. Gue gabawa motor soalnya." Ucapnya. Aku hanya menggidikkan bahuku. Arsya-pun masuk ke dalam Taksi yang sama denganku.

"Gue duluan ya Sya." Ucapku ketika taksi sampai di depan rumahku. Arsya hanya tersenyum dengan senyumnya yang pasti bisa bikin cewe melte. Hoho.

Setelah membuka pintu rumah, aku langsung disambut oleh pembantuku. "Eh? Non Ella udah pulang? Loh, itu dahinya kenapa? Terus rambutnya ga diiket? Terus kacamata Non Ella mana?" Tanya Bi.. Aduh wajahnya tidak begitu jelas jadi aku tidak mengenalinya.

"Gak ko bi Inah. Gapapa." Ucapku asal menyebut nama.

"Non. Saya bukan Bi Inah. Saya Bi Iis." Ucapnya.

"Oh, Maafin Ella, Bi. Ella gak terlalu jelas soalnya gak pake kacamata. Yaudah bi, aku keatas dulu ya." Ucapku. Bi In-- Iis hanya mengangguk.

Sepertinya, kedua kakakku itu belum pulang. Soalnya.. Ya. Gaada tanda-tandanya gitu. Sesampainya dikamar, setelah ganti baju dan cuci muka, memasang contact lens yang memang sudah aku siapkan jika kacamata pecah, lalu aku langsung stay di depan komputer. Membuka twitter dan yang pasti, buka rp.

Saat sudah muncul halaman twitter tersebut, kulihat ada dm dari Taehyung.

@taehyungBTSv

Hei. Gue mau cerita real life gue ke lo. :) boleh kan?

TBC~

Roleplayer's DiaryWhere stories live. Discover now