Roleplayer's Diary // 32

1.3K 115 10
                                    

Arsya memarkirkan motornya di depan sebuah toko bunga. Ia kemudian membeli satu buket bunga tulip berwarna kuning yang sudah ia pesan langsung dari asalnya jauh-jauh hari. Ia kemudian menyelipkan secarik kertas ke dalam buket bunga tersebut.

Setelah memberikan uangnya pada yang menjual, Arsya kemudian memasukkan bunga itu kedalam kantong kertas yang dibawanya. Setelah itu, ia menyalakan motornya lagi dan pergi dari depan toko bunga tersebut menuju tempat bunga itu akan berlabuh.

***

Rasya memarkirkan motornya di depan sebuah tempat yang dinamai warteg. Setelah mematikan mesin motor, ia meminta Ella untuk turun dari motor.

"Turun, yuk, La." Ucap Rasya. Ella menurutinya kemudian turun dari motor. Ella menatap warteg yang ada di depannya.

"Sya, kamu ngajak jalan aku ke tempat makan mulu ya. Mau aku gendut ya?" tanya Ella.

"Eh? Engga. Hahah udah masuk dulu aja coba hahah." Ucap Rasya setelah ia melepas helmnya dan turun dari motor.

Rasya menggenggam tangan Ella kemudian mengajaknya masuk ke dalam warteg. Suasana di dalam warteg agak ramai karena ini memang jamnya makan siang. Ada beberapa yang sepertinya adalah pegawai kantoran yang sedang istirahat makan siang, ada beberapa juga yang memang sepertinya sengaja dari rumah langsung ke warteg untuk makan karena di rumah tidak ada makanan.

Namun, tidak ada anak SMA di sana. Ketika mereka berdua masuk, tatapan para bapak-bapak yang sedang ada di dalam menuju pada mereka. Ada yang menatapnya dengan tatapan aneh yang mungkin merasa heran karena di zaman yang seperti sekarang ini jarang sekali ada anak SMA yang mau makan di warteg atau mungkin hal lain, ada yang menatap biasa saja kemudian memakan makanannya kembali.

"Kenapa ngajak ke sini, Sya? Jujur, aku belum pernah makan di warteg kayak gini loh." Ucap Ella.

"Hm? Kenapa ngajak kamu ke sini? Ya.. kenapa ya? Pingin aja gitu ajakin makan tapi di tempat yang jarang-jarang orang emang mau ke sana. Hehe. Biar berkesan." Ucap Rasya.

Ella terdiam mencerna apa yang barusan dikatakan oleh Rasya. Rasya kemudian mengajaknya duduk di bangku yang kosong. Pas sekali, yang kosong ada dua dan bersebelahan.

Ella duduk di sebelah kiri dan Rasya di sebelah kanan.

"Kamu mau pesen apa La?" Tanya Rasya sambil melihat-lihat makanan yang terhalang oleh etalase kaca di depannya.

"Hah? Apa ya.. Apa aja sih, yang penting enak plus halal. Hahah. Kalo mau ya, samain aja sama kamu."

"Hm? Serius? Gak semua orang loh, selera makanan di wartegnya sama. Biasanya punya favorit masing-masing."

"Yah. Apa aja deh serius. Yang penting dibayarin, Wlee. Heheh." Jawab Ella sambil menjulurkan lidahnya.

Rasya tersenyum geli dibuatnya.

"Yaudah. Bi, saya pesen dua piring nasi pake tempe orek sama telor dadar, terus.. apa lagi ya, oh iya Bi, ayamnya jangan lupa." Ucap Rasya mendiktekan pesanannya satu persatu.

Ella menatapnya bingung. Sebanyak itu? Pikir Ella.

"Hahah. Pokoknya, harus habis ya, Ella." Ucap Rasya ketika melihat wajah keheranan dari Ella.

"Kamu beneran mau bikin aku gendut kali ya." Ucap Ella ketus.

"Gapapa gendut. Lucu." Ucap Rasya sambil menatap Ella dan tersenyum simpul.

Tiba-tiba, masuk seorang lelaki bertubuh jangkung ke dalam warteg tersebut. Ia mengenakan kaus berwarna hitam dengan celana jeans panjang yang warnanya senada. Lelaki itu melihat ke sekelilingnya untuk mencari tempat duduk yang kosong. Kebetulan, seorang bapak-bapak yang duduk di sebelah Rasya baru saja menyelesaikan makannya dan berdiri untuk meninggalkan warteg tersebut.

Roleplayer's DiaryWhere stories live. Discover now