Roleplayer's Diary // 5

4K 346 15
                                    

Setelah sekitar pukul 6.45, kelas mulai ramai. Aku memutuskan untuk memasang earphone. Mendengarkan lagu klasik yang menurutku itu bisa menenangkan pikiran dan hati.

Oh, ya. Aku masih menggunakan contact lens ku. Karena, kacamatanya belum sempat kuperbaiki. Jadi rencananya, pulang sekolah nanti, aku akan pergi ke tempat memperbaiki kacamata, lalu mencari apartemen. Memang kesannya apa ya, anak kelas 10, membeli apartemen sendiri. Tapi, terserahlah apa kata orang. Aku gapeduli.

Aku mengeluarkan novel dari tasku. Lalu mulai membacanya dengan diiringi alunan lagu klasik yang menggema di telingaku.

Hingga sepertinya, bel masuk bebunyi. Aku bisa melihatnya dari gerak-gerik anak kelasku yang heboh duduk. Aku mematikan lagu, melepas earphone, menutup novel, lalu diam. Tak lama, guru BK; Mrs. Diana, datang. Beliau langsung duduk di meja guru.

Bel yang menandakan pelajaran BK sekaligus istirahat berbunyi. Mrs. Diana beranjak dari tempat duduknya, ia berjalan, lalu berhenti didepan barisanku.

"Ella, ikut Mrs. Ke ruang BK, ya.." Ucap Mrs. Diana dengan nada ramahnya. Aku mengangguk sambil tersenyum. Biasanya, kalau Mrs. Diana memanggilku ke ruang BK, beliau pasti melihat ada masalah dalam wajahku. Ahaha. Aku langsung beranjak dari tempat dudukku, semua pasang mata di kelas menatapku.

"Ahahah. Menurut kalian kenapa si nerd suka dipanggil ke BK? Dia banyak masalah kali ya??" Teriak Vella. Aku hanya terus melangkah tanpa menghiraukannya.

Sesampainya di ruang BK, aku duduk di kursi yang sudah disediakan di depan meja Mrs. Diana.

"Baik, Ella, ceritakan saja masalahmu pada Mrs." Ucap Mrs. Diana langsung to the point seperti biasa. Hanya Ms. Diana yang tahu kalau aku adik Kak Yuda dan Kak Prili. Hanya Ms. Diana yang tau kalau aku main rp.

Akupun menceritakan semuanya. Mulai dari penyakit Tae-- Ah Rasya, sampai pada aku kabur dari rumah karena perkataan Kak Yuda yang menyakitkan.

"Loh, La? Katanya sabar, tapi kok ada batasnya? Kamu kan tau sendiri kalau sabar itu gak ada batasannya. Terus, kalau menurut Mrs, kamu mending balik lagi deh kerumah.." Ucap Mrs. Diana. Air mataku sudah hampir menetes.

"Tapi Mrs, aku udah ga kuat sama yang mereka lakuin ke aku. Mereka ga nganggep aku ada. Rasanya kaya jadi makhluk gaib dikeluarga itu Mrs," Ucapku sambil berusaha menahan air mataku. "Mungkin juga Mrs, gaada yang nyariin aku. Mereka mungkin seneng sama kehilangan aku. Aku gaada dirumah mungkin mereka seneng." Ucapku lagi.

"Iya Ella. Mrs mengerti. Oiya, Mrs lihat, beberapa waktu lalu, atau mungkin kemarin, kamu bersama seorang cowok? Punya teman baru kah?" Tanya Mrs. Diana sambil tersenyum.

"Oh, itu, dia itu.. ah, aku juga bingung kenapa dia mau nolongin aku. Namanya Arsya. Dia pindahan disini katanya. Yah, mungkin karena baru jadi ga tau aku yang asli gimana.." Ucapku.

"'Aku yang asli' apa maksudnya? Ini emang bukan Ella yang asli?" Tanya Mrs. Diana.

"Ya, mungkin dia gak tau kalau Ella itu diciptakan untuk disakiti, dimusuhi, dibully, dan ga disayang." Ucapku.

"Ella, kamu jangan ngomong gitu. Liat Mrs. Mrs sayang sama kamu loh Ella. Mrs ga bully kamu. Mrs ga musuhin kamu. Mrs juga ga nyakitin kamu. Jadi? Pemikiran orang beda-beda. Syukuri aja Arsya itu mau berteman sama kamu." Ucap Mrs. Diana.

"Hm.., yah.. yaudah.. Mrs.. Makasih Mrs sarannya, semangatnya, ya! Aku juga sayang sama Mrs.." Ucapku. Mrs. Diana memelukku. Lalu, aku keluar ruang BK. Kulihat, didepan ruang BK, ada Arsya sedang duduk. Huh, untung ruang BK kedap suara.

"Hai, Sya?" Sapaku.

"Oh, Hai La.. Jadi lo kenapa bisa masuk ruang BK?" Tanyanya. Ada sedikit terdengar seperti orang khawatir.

Roleplayer's DiaryWhere stories live. Discover now