08. Moodbooster

169 126 342
                                    

Happy Reading All! (。'▽'。)♡

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Happy Reading All! ('')

.· · ─────── ·❁ཻུ۪۪⸙· ─────── · ·.
★☆✯

08. Moodbooster

"GAK TAHU BUN, REKA CAPE KALO GINI TERUS-TERUSAN, REKA TUH GAK MAU DIPAKSA!" teriak Reka.

Dengan deru napas yang tidak beraturan, ia pun berjalan ke depan rumah dan masuk ke mobilnya. Setelah itu, dia pun pergi dari lingkungan rumahnya.

Malam itu adalah pukul 7 di mana saat itu berbarengan dengan Asti yang tengah berjalan-jalan keliling Jakarta sambil menghirup udara malam, walaupun sendiri ia tidak akan merasakan kesepian, karena saat itu ada banyak orang yang melakukan hal yang sama.

Asti pun berjalan ke arah bangku panjang sambil menikmati coklat panasnya. "Kenikmatan tiada tara, rasanya gue pengen gini terus deh," monolognya.

"Coklat panasnya 1,"

"Ditunggu ya, Mas,"

"Kok kayak kenal ya suaranya?" ucap Asti pada dirinya sendiri.

"Asti?" beo seseorang.

Ia pun menoleh, "Reka? Lo ngapain di sini?" tanya Asti.

"Emangnya gak boleh?" tanya Reka balik.

"Tck, ya boleh sih," sanggah Asti.

Reka pun akhirnya duduk di samping Asti dan menghela napas pelan. Asti menoleh ke arahnya. Tampak seperti Reka yang sedang ditimpa banyak masalah. Ada apa dengan anak itu?

"Kenapa, Rek?" tanya Asti.

"Gak papa kok," sahut Reka.

"Lo ada masalah?" Asti menyelidik halus.

"Sedikit," balasnya lirih.

"Lo gak ada niatan mau cerita gitu?" tawar Asti.

"Cerita?" tukas Reka sambil menoleh ke arah Asti.

"Entahlah," sambungnya mengedikkan bahunya.

"Gak papa ko, sama gue ini," timpal Asti.

"Asti," panggil Reka.

"Ya?" sahutnya.

"Ngga," jawab Reka.

"Ih gak jelas. Ya udah lah, gue mau balik," desis Asti sambil berdiri dari bangku taman.

"Gimana pendapat lo tentang orang tua yang suka maksa kita buat ikutin apa kata mereka?" sela Reka.

Asti yang mendengarnya lantas segera duduk kembali. "Kalo kata orang, nasihat dari orang tua itu adalah yang terbaik untuk kita. Mungkin ada beberapa faktor yang mengakibatkan orang tua harus memaksakan kehendaknya pada anak. Pengalaman pahit orangtua ketika masa muda, bisa jadi faktor utama pemaksaan kehendak pada anak. Oleh karena itu, orang tua berharap agar anaknya mampu mewujudkan impian atau ambisi yang gagal diraih oleh orang tua. Tak bisa dipungkiri, alasan orang tua memaksa anaknya adalah karena perasaan sayang. Namun, wujud kasih sayang berupa paksaan merupakan hal yang salah dan keliru," jelas Asti.

PINASTI AYUDIANA Where stories live. Discover now