34. Go To Boston

33 16 108
                                    

Happy Reading All(。’▽’。)♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading All(。’▽’。)♡

.· · ─────── ·❁ཻུ۪۪⸙· ─────── · ·.
★☆✯

34. Go To Boston

"Udah siap?" tanya Riska.

"Udah, Bu," balas Asti.

Hari ini adalah jadwal penerbangan Asti. Ternyata rencananya untuk kuliah di luar negeri berjalan lancar. Asti ke bandara ditemani oleh Riska, Arkan dan Mita. Tentu saja, Mita tidak akan membiarkan Asti pergi begitu saja tanpa berpamitan pada sahabatnya. Setelah mengemas seluruh barang, mereka berempat pun pergi ke bandara dengan menaiki mobil milik Arkan. Sesampainya di bandara, Arkan membantu menurunkan barang-barang milik Asti.

"Sayang, jaga diri baik-baik ya. Jangan lupa makan, istirahat yang cukup. Ibadahnya juga jangan ditinggal. Kamu di sana untuk menuntut ilmu, bukan bermain-main. Kamu harus secepatnya kembali ke negeri ini setelah kamu sarjana nanti ya," tutur Riska sambil mengelus kepala Asti.

"Iya, Bu. Aku bakalan terus kabarin Ibu. Jangan sampai putus kontak kita ya, Bu. Kita saling mendoakan," sahut Asti.

Asti kini beralih ke Arkan yang tengah menatapnya. "Dek, inget kata Ibu ya. Kalau ada cowok yang nggak lu kenal dan mengajak lu buat ikut sama dia, jangan mau. Lo kan dulu juara karate, pakai itu semua buat membela diri lo. Lo juga harus pintar memilih teman. Pilih teman yang menunjukkan lo pada jalan kebaikan," jelas Arkan.

"Iya, Bang. Makasih lo udah mengajarkan gue karate. Gue yakin, gue bakalan bisa jaga diri," balas Asti meyakinkan Arkan.

Dan tibalah Asti menghadap pada Mita yang sedari tadi mengerucutkan bibirnya. Tanpa diminta, Mita memeluk tubuh mungil Asti. "Asti, jangan lupa kabarin kalau udah sampai. Lo nggak boleh lupain gue. Tetaplah jadi sahabat gue walau kita akan terpisahkan oleh jarak,"

"Siap, Mita. Sebisa mungkin gue bakalan balas pesan yang lo kirim ya," ucap Asti.

"Nggak boleh sebisa mungkin, harus bisa!" bantah Mita.

"Iya-iya!" seru Asti sambil melepaskan pelukannya.

"Bu, doakan Asti supaya selamat sampai sana ya. Semoga perjalanan menuju Amerika berjalan lancar dan Asti bisa kuliah lagi," pinta Asti.

Riska mengusap bahu mungil Asti. "Iya, Asti. Doa Ibu nggak akan pernah putus buat kamu,"

"Makasih Ibu. Asti sayang sama Ibu," ujarnya seraya memeluk Riska erat.

"Udah sana, keburu ditinggal loh," timpal Arkan.

"Iya, Ibu aku pamit dulu ya," ucap Asti sambil mencium tangan Riska.

"Semoga Allah selalu melindungi kamu ya," celetuk Riska.

"Aamiin. Bang, gue pamit," ujar Asti.

PINASTI AYUDIANA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang