29. Motivasi Untuk Reka

71 44 267
                                    

Happy Reading All(。’▽’。)♡

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Happy Reading All(。’▽’。)♡

.· · ─────── ·❁ཻུ۪۪⸙· ─────── · ·.
★☆

29. Motivasi Untuk Reka

"Baby, we were born to run. So, let's run from destiny."

- Bagaskara Reka Pratama.

♡♡♡

Srett...

Reka menarik tangan Cellyn. Seketika matanya berbinar. Apakah Reka mulai menaruh rasa padanya?

"Jangan mati. Gue mau lihat lo minta maaf sama Asti dan biarin gue hidup tenang." desaknya.

Cellyn menurunkan senyumannya. Tidak ada lelahnya ia berharap pada seorang Bagaskara Reka. Tapi Cellyn masa bodo. Sebentar lagi, Reka akan menjadi milik Cellyn sepenuhnya.

Reka melepaskan tangan Cellyn dan meninggalkannya seorang diri. Langkahnya berhenti, ia menengok ke belakang. Melihat Cellyn yang berdiri menatap punggungnya yang kian menghilang bagai ditelan bumi. Kemudian, ia melanjutkan perjalanannya.

♡♡♡

Asti menatap lekat kalender yang ada di hadapannya saat ini. Hari ini, hari di mana Asti akan merasakan patah hati. Hari yang akan menjadi hari yang paling menyebalkan bagi Reka. Dan hari kemenangan bagi Cellyn.

"Kalau kamu nggak kuat, biar Ibu aja yang wakilin kamu," tutur Riska sambil mengelus lembut bahu Asti.

Asti menggeleng, "Nggak papa, Bu. Lagipula aku udah janji sama Mita, kalau mau berangkat bareng."

Riska mengangguk seraya tersenyum tipis. "Kamu nanti langsung pulang aja, tapi kalau kamu mau jalan-jalan dulu sama Mita juga nggak papa,"

"Ya udah, aku mau siap-siap dulu, Bu." tutupnya lalu berjalan ke arah kamar.

Reka tengah bercermin melihat penampilannya saat ini. Jas hitam, ditambah dasi, membuatnya tampak seperti lelaki sejati.

"Married with her?" monolog Reka.

Reka mencari sebuah kalung bintang yang masih menempel sempurna di lehernya dan selalu menemani Reka setiap saat. Ia menatap sendu kalung itu. Bagi Reka, kalung ini menjadi saksi bisu akan hubungannya dengan Asti.

"Gue nggak akan pernah lepas kalung ini," gumamnya.

Pintu terbuka dan menampilkan Treffin yang berjalan ke arahnya. Treffin hanya terkagum-kagum akan penampilan adiknya itu.

PINASTI AYUDIANA Where stories live. Discover now