41. KKN Behind 2

17 7 51
                                    

Happy Reading All(。’▽’。)♡

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Happy Reading All(。’▽’。)♡

.· · ─────── ·❁ཻུ۪۪⸙· ─────── · ·.
★☆✯

41. KKN Behind 2

Setelah menghabiskan waktu di Desa Cakraharja selama satu bulan lebih untuk memantau perkembangan renovasi ulang Puskesmas, kini tempat itu sudah rapi kembali. Bahkan, terlihat seperti baru. Terlihat aura wajah para warga yang berseri-seri, karena pusat kesehatan mereka selama ini sudah hidup kembali. Kini, ramai sekali orang di sekitar Puskesmas. Teman-teman Reka sudah berada di depan Puskesmas beberapa menit lalu sembari menunggu kehadiran kepala desa.

Ia juga sempat pusing, karena banyak dari mereka yang tak terbiasa hidup di desa. Mulai dari, banyak nyamuk, tidak bisa tidur, polusi suara jangkrik dan lainnya. Pada suatu malam, Reka yang tengah tertidur nyenyak pun harus memaksakan tubuhnya untuk bangun. Lantaran, Cellyn merengek karena ia tidak betah tidur di sebuah rumah yang tidak terlalu besar, namun cukup untuk menampung sepuluh orang temannya. Kendati demikian, ia tetap memakluminya. Asal, ada tempat berteduh selama melaksanakan KKN. Kini, ia harus menerima kenyataan pahit bahwa dirinya akan satu kamar dengan Cellyn. Ia dan Cellyn memang tidur di kasur, namun tidak ada penyangganya. Tidak seperti saat di Jakarta. Jadi, kasurnya langsung mencium lantai.

"Udah ah jangan ngerengek mulu, Lyn. Gue capek!" gertak Reka sambil menahan matanya agar tidak tertutup.

"Ih, Reka. Di sini banyak nyamuk, aku pengen pulang!" keluhnya.

"Kalau begini jadinya, mending lu gak usah ikut KKN deh!" balas Reka serta-merta.

"Lagi pula, kita gak mungkin pulang. KKN itu dua bulan. Belom ada sebulan aja, lo udah kayak gini. Gimana dua bulan kedepan? Mati berdiri gue!"

Cellyn memajukan bibirnya. "Kamu ada lotion anti nyamuk gak?"

Reka menggaruk kepalanya sambil menghembuskan napasnya kasar. "Di tas gue, paling depan. Udah ah, jangan ganggu!" Reka pun kembali menghadap ke tembok dan tidur kembali.

Satu jam pun berlalu, namun tidak berlaku bagi Reka. Dirinya seperti baru saja memejamkan matanya, tiba-tiba Cellyn kembali bersuara lagi.

"Reka."

"Ah! Apaan lagi sih?!"

"Aku pengen buang air kecil. Temenin dong, aku takut," cicitnya.

Reka pun terduduk di kasur. "Ribet, lu! Ya udah, ayo!"

Setelah menemani Cellyn ke kamar mandi, Reka segera merubuhkan dirinya di kasur. Tak lama, ia sudah berada di alam mimpi. Tapi.

PINASTI AYUDIANA Where stories live. Discover now