Bab 1

13.8K 910 42
                                    

Terlihat seorang remaja wanita yang sedang berjalan di sebuah jembatan dengan jalan yang gontai. Dengan memakai seragam beserta peralatan sekolahnya dia menelusuri jembatan yang dibawahnya ada sungai yang sangat dalam dan dingin.

Dia berhenti ditengah-tengah jembatan dan melihat pada sungai yang ada dihadapannya. Dia menutup matanya dan merasakan hembusan angin yang menerpa tubuhnya disana.

"Ini menyegarkan" ucapnya.

Lalu dia menutup wajahnya dengan kedua tangannya disana. Terdengar suara isakan tangis dari gadis cantik itu disana.

"Kenapa mereka sangat tidak adil, apakah karena aku miskin dan tidak memiliki uang? Kenapa mereka sangat tidak adil padaku" ucapnya sembari menangis disana.

Gadis itu bernama Minatozaki Koga, gadis cantik berusia 18 tahun yang akan memasuki jenjang kuliahnya. Tapi itu harus kandas karena ketidakadilan yang dia rasakan saat seleksi masuk sebuah universitas bergengsi di Jepang.

Nilainya sangat tinggi dibandingkan dengan orang lain dan awalnya dia diterima masuk tapi dia mendapatkan kabar jika Mina gagal dalam hal itu.

Kenapa seperti itu? Itu karena namanya diganti oleh nama orang lain.

Bukankah sangat menyebalkan?

Dia sudah berusaha sekeras mungkin untuk masuk kedalam universitas itu dengan otaknya sendiri. Yeah, Mina mengakui jika dia memang miskin dan tidak memiliki uang banyak seperti orang-orang lain. Orang-orang itu memakai uang untuk masuk sedangkan dia hanya memakai otaknya saja.

Memang benar dia bisa mengikuti tes universitas lain, tapi semua universitas itu sudah penuh dan tidak menerima mahasiswa lagi disana. Dan sekarang dia tidak tahu harus berbuat apa lagi.

"Uang memang bisa membeli segalanya. Yang kaya didepankan dan yang miskin diakhirkan, itulah hukum tak tertulis di dunia ini" ucap Mina.

Lalu ponselnya berdering, ada telpon masuk disana. Mina langsung mengangkat telpon itu dan terdengar suara teriakkan bibinya yang memarahinya karena gagal masuk kedalam universitas tadi.

Dia bersumpah telinganya sangat sakit sekarang.

Mina tinggal bersama bibi dan pamannya setelah kedua orang tuanya meninggal 3 tahun yang lalu. Dan kedua kerabatnya itu sungguh kasar dan tidak baik padanya. Mereka bilang jika Mina adalah anak pembawa sial dan membuat keuangan mereka terguncang.

Dan lihat sekarang. Bibinya malah marah saat dia gagal masuk tapi tidak melihat fakta jika dia memang masuk tapi orang lain menggantikannya karena memakai uang dalam itu.

"Jangan pedulikan aku dan tetaplah
seperti dulu yang selalu tidak peduli padaku!!! Kenapa kau peduli padaku sekarang?! Hanya kau ingin aku masuk dan menyombongkan jika aku masuk universitas besar pada teman-teman sosialita kampunganmu itu? Apakah kau membantuku masuk kesana? Apakah kau terus membiayai diriku? Tidak! Aku yang membiayai diriku sendiri dengan bekerja dan tidak pernah mendapatkan uang sepeser pun darimu!!! Aku jijik mendengar saat kau mengatakan peduli padaku bibi, aku sungguh jijik mendengar itu" ucap Mina lalu menutup telponnya.

Tadinya dia sedih tapi sekarang amarah membara dalam dirinya. Dia sungguh marah dan tidak bisa mengendalikan dirinya lagi.

Mina menendang pagar besi penghalang didepannya beberapa kali dan berteriak dengan keras disana.

Dia lelah terus hidup seperti ini.

Ditekan secara fisik dan mental itu sungguh tidak nyaman. Masalah hidup yang dia tanggung di usia muda seperti ini membuatnya lebih stres. Bekerja untuk hidupnya dan tidak mendapatkan kasih sayang adalah dua hal yang membuatnya semakin lelah.

Soul TransferWhere stories live. Discover now